Kosmetik

Siapa lagi yang ingin membaca cerpen terbaru? Nah, berikut merupakan salah satu contoh untuk cerpen menarik dan singkat yang belum pernah diterbitkan. Kisahnya tentang seorang gadis yang terlalu berlebihan dengan kecantikan, terutama dalam menggunakan perlengkapan kecantikan.



Ya, judulnya "kosmetik", karena memang inti ceritanya tentang hal itu. Sebenarnya kisah ini merupakan kisah cinta yang cukup menarik. Di dalamnya, seorang gadis yang suka dengan pria yang tampan berusaha menarik perhatian dengan berdandan layaknya artis. 

Segala sesuatu yang ia lakukan begitu mencolok dan berlebihan hingga akhirnya sahabatnya pun berkali-kali memperingatkan sahabatnya tersebut. Antara dua orang sahabat, terjadi persaingan mengambil hati seorang pria. 

Gadis pertama bersikap wajar terutama dalam penampilan sedangkan gadis kedua mencoba berdandan lebih cantik dengan menggunakan berbagai jenis kosmetik secara berlebihan. Bisa ditebak, apa yang akan terjadi selanjutnya? Dari pada penasaran lebih baik kita baca cerpen singkat tersebut.


Kosmetik
Cerpen oleh Irma

“Sebentar, aku rapi kan rambut-ku dulu”, ucap Retno. Tangan kirinya memegang paket cermin kecil dengan bedak yang tak pernah ketinggalan, tangan kanannya sibuk meratakan bedak yang menutupi seluruh wajah-nya, yang sebenarnya tak begitu mulus.

Tiada hari tanpa kosmetik, begitulah Retno yang seperti sudah tidak bisa lepas dengan namanya penampilan yang sempurna. 

“Ret, boleh jujur tidak, sebenarnya penampilanmu yang seperti itu biasa-biasa saja, kamu terlihat wah hanya jika di foto saja, percaya deh”, ucap Wika sahabatnya. “Kamu itu bilang apa si Wik, sudah deh jangan bawel”, balas Retno kesal. “Ya habisnya”, balas Wika sembari meninggalkan Retno.

Hal seperti itu sebenarnya terjadi bukan hanya sekali dua kali, Wika selalu mengingatkan Retno bahwa apa yang sahabatnya itu lakukan sudah berlebihan dan justru membuat penampilan Retno buruk. 

Bagaimana tidak, untuk ukuran penampilan yang cantik, Retno sering kali berlebihan. Kadang, bahkan sering, penampilan Retno tidak sesuai dengan situasi

“Waduh, Retno cantik benar hari ini”, ucap Alfred ketika melihat Retno dan Wika datang. “Ya iyalah Bang, untuk acara masak-masak seperti ini saja dia harus dandan sampai dua jam”, ucap Wika dengan sinis. 

“Apaan sih kamu Wik, iri ya”, jawab Retno. “Coba deh Bang nanti dilihat, pasti tangan Retno enggak bakalan kotor”, secara dia disini kan hanya tampang aja”, ucap Wika lagi.

“Sudah, sudah, kalian berdua ini enggak pernah ada akur-nya sama sekali”, ucap Alfred. “Sekarang lebih baik kalian sarapan dulu, sudah disiapkan tuh di meja makan”, lanjutnya. Mereka berdua pun akhirnya sarapan. 

Selesai makan mereka berdua pun langsung ambil bagian masing-masing karena hari itu Retno dan Wika diminta Alfred untuk membantu menyiapkan acara pesta ulang tahun Ningsih.

“Kakak-kakak cantik ini tadi sudah makan belum, makan dulu geh kak, jangan sampai aku paksa menghabiskan nasi satu bakul ya?”, ucap Ningsih dari dalam. “Sudah Ning, tenang aja, si Retno malah sudah habis dua piring”, jawab Wika.

Retno dan Wika memang susah bersahabat sejak kecil namun semenjak kenal dengan Alfred, Retno menjadi berubah total. 

Dulu ia sama sederhananya dengan Wika, tapi sekarang ia tak pernah mau lepas dari yang namanya kosmetik. Ada kosmetik wardah, ada kosmetik tje fuk, pokoknya hampir semua pernah ia coba.

Jika dilihat lebih jauh, Retno dan Wika sebenarnya sedang bersaing untuk memperebutkan hati si Alfred. Namun keduanya tidak pernah jujur, terutama Wika. 

Wika sendiri memendam rasa pada Alfred sudah lama, bahkan sebelum Retno kenal dengan Alfred namun ia tidak pernah mengatakannya karena semenjak Retno kenal Alfred ia tahu bahwa sahabatnya itu suka dengan Alfred.

Alfred sendiri sebenarnya lebih perhatian dengan Wika, tampak jelas bahwa Alfred juga suka dengan Wika. Namun begitu Retno adalah duri dalam daging bagi perasaan mereka berdua. Sementara Retno sudah terlanjur terobsesi dengan perhatian dari Alfred. Karena itu ia selalu berusaha untuk tampil lebih cantik dari Wika.

“Ret, kamu itu sebenarnya berpenampilan seperti itu untuk siapa sih, bilang saja kalau kamu suka sama Alfred”, ucap Wika suatu hari. “Memang kenapa kalau aku suka, masalah?”, jawabnya ketus.

“Kalau kamu suka sama dia seharusnya kamu tahu bahwa dia tidak suka orang berlebihan. Apalagi masalah kosmetik, jangan berlebih, kosmetik berbahaya jika dipakai berlebihan”, ucap Wika. “Aku kan pakai kosmetik yang aman”, jawab Retno.

Wika sebenarnya tidak masalah jika ia harus berkorban demi sahabat, tapi ia jelas tidak rela jika sampai sahabatnya dari kecil mengalami masalah yang berat.

“Hati-hati dengan muka kamu Ret, aku cuma tidak ingin muka kamu rusak, apalagi kamu dapat kosmetik online yang belum pernah kamu tahu”, ucap Wika memberi nasehat.

“Iya, aku tahu ada kosmetik mengandung merkuri, tapi kan tidak semua, aku pakai kosmetik halal dari rekomendasi teman”, jawab Retno.

Retno benar-benar tidak mau kalah dan tidak mau menyerah, sampai akhirnya ia terkena akibat dari kebiasaanya tersebut. “Aduh, muka aku kenapa sampai merah-merah begini?”, teriak Retno histeris.

Satu hari berlalu, dua hari, sampai satu minggu namun merah di wajah Retno belum juga hilang. Ia menghubungi teman-teman wanitanya, berbagai macam saran dilakukan tetapi sama saja, bahkan tambah.

Pada akhirnya Retno pun menghubungi Wika dan Ningsih, bahkan Alfred. Ia sudah frustrasi dan tidak tahu lagi harus bagaimana. Saat ia menghubungi Wika, wajah Retno sudah lebih parah, kini timbul banyak jerawat.

“Wika….tolong aku!”, ucap Retno dengan menangis. “Makanya kalau diberi nasehat oleh sahabat itu jangan sok, begini ini jadinya”, ucap Wika sambil menarik tangan Retno ke dalam rumah. 

“Aku itu tidak perduli kalau kamu benar-benar suka sama Alfred, tapi kamu tidak perlu seperti itu. Jadi diri sendiri lebih baik, bahkan mungkin Alfred bisa suka dengan kamu”, ucap Wika.

Akhirnya, semua yang ada dihati mereka berdua pun terungkap. Retno kini tidak bisa mengelak lagi jika yang ia lakukan selama ini hanyalah untuk mencari perhatian Alfred. Wika pun demikian, tak dapat menyembunyikan lagi apa yang ia rasakan untuk Alfred.

“Wika, maafkan aku….”, ucap Retno. “Sudah, tidak penting itu sekarang yang penting muka kamu cepat sembuh”, jawab Wika.

Seminggu kemudian Retno dilarang untuk pergi kemanapun, bahkan Retno harus tidur di rumah Wika untuk sementara waktu. 

Di sana, Wika merawat wajah Retno dengan berbagai ramuan tradisional. Hasilnya, kurang dari satu minggu wajah Retno sudah berangsur membaik.

“Ingat, besok-besok boleh pakai kosmetik tapi sewajarnya saja, ingat itu!”, ucap Wika. Akhirnya, Retno minta maaf kepada Wika karena selalu mengabaikannya. Setelah itu Retno sama sekali tidak pernah lagi berusaha mencuri perhatian Alfred.

Bahkan Retno langsung mengatakan kepada Alfred bahwa Wika sebenarnya suka dengannya. Alfred hanya tersenyum karena dalam hatinya ia juga sudah tahu hal itu karena ia pun merasakan hal yang sama.

--- Tamat ---

Back To Top