Padamnya Listrik di Malam Minggu - Cerpen Tema Kasih Sayang. Yang ini beda, kalau beberapa hari lalu kisah cerpen yang kita baca kebanyakan sedih kali ini adalah cerpen bertemakan kasih sayang, jadi gembira.
Memang, kalau dilihat dari judulnya, "padamnya listrik malam minggu" bisa ditebak isinya tentang cinta.
Benar saja, contoh cerita cerpen kali ini adalah tentang sepasang kekasih yang sebentar lagi akan menikah. Ceritanya romantis karena pacar Toni merayakan hari ulang tahun Toni dengan penuh kejutan.
Toni yang sebelumnya tidak ingat sama sekali benar-benar terkejut atas kado yang diberikan padanya. Suasana dalam cerpen cinta kasih tersebut begitu riang dan penuh gembira.
Bukan hanya sepasang kekasih tersebut yang gembira tetapi seluruh anggota keluarga Tamara ikut menjadi bagian dari kejutan ulang tahun yang diberikan.
Karena merupakan cerpen maka cerita tersebut bisa anda baca sekali langsung selesai, cukup pendek. Tapi yang pasti ceritanya seru dan sangat menghibur. Penasaran, silahkan baca langsung di bawah ini.
Benar saja, contoh cerita cerpen kali ini adalah tentang sepasang kekasih yang sebentar lagi akan menikah. Ceritanya romantis karena pacar Toni merayakan hari ulang tahun Toni dengan penuh kejutan.
Toni yang sebelumnya tidak ingat sama sekali benar-benar terkejut atas kado yang diberikan padanya. Suasana dalam cerpen cinta kasih tersebut begitu riang dan penuh gembira.
Bukan hanya sepasang kekasih tersebut yang gembira tetapi seluruh anggota keluarga Tamara ikut menjadi bagian dari kejutan ulang tahun yang diberikan.
Karena merupakan cerpen maka cerita tersebut bisa anda baca sekali langsung selesai, cukup pendek. Tapi yang pasti ceritanya seru dan sangat menghibur. Penasaran, silahkan baca langsung di bawah ini.
Padamnya Listrik di Malam Minggu
Cerpen oleh Mandes
Malam minggu telah tiba, serangga
malam bersiul, angin bernyanyi dan dedaunan bergoyang riang. Awan yang sedikit
mendung dilangit pun terlihat bak lukisan yang sangat indah. Cat dinding
kamarku pun terlihat lebih cerah dan mengkilap karena suasana senang yang aku
rasakan.
Esok adalah hari libur, aku bebas
tidur sore atau malam. Rencananya, malam minggu ini aku akan menemui kekasihku
Tamara, sudah lama ia menunggu, hampir satu bulan aku tidak mengunjunginya.
Kami kenal sudah lama, rencananya
tahu depan kami akan menikah. Sekarang sudah bulan Mei, itu berarti tinggal
beberapa bulan lagi kami menikah.
Itulah sebabnya aku selalu berusaha bekerja lebih keras lagi. Karena itu aku tidak begitu sering ke rumahnya, tapi dia maklum karena itu demi kebaikan kami berdua.
Itulah sebabnya aku selalu berusaha bekerja lebih keras lagi. Karena itu aku tidak begitu sering ke rumahnya, tapi dia maklum karena itu demi kebaikan kami berdua.
Malam minggu ini aku tak mau
kehilangan momen, aku harus tampil maksimal aku juga akan memberikan kejutan
untuknya.
“Mau kemana kamu Ton, besok kan
minggu kok masih ada kerjaan aja?”
“Ke tempat Tamara, ibu”
“La…. Mau ke tempat Tamara kok pakaiannya
seperti itu, yang santai saja kenapa?”
“Memang kenapa Bu, jelek ya?”
“Ya iyalah, cari baju yang casual
aja, yang santai….”
Begitulah, meski sudah akan
menikah tapi aku masih sering salah, tapi untungnya ibu tercinta selalu
mengingatkan. Akhirnya, aku ganti baju pakai pakaian yang lebih santai. Selang
beberapa menit aku berangkat, sesampainya di rumah Tamara aku langsung mengetuk
pintu.
“Itu pasti mas Toni, masuk aja
mas…”
“Iya…”
Baru menginjakkan kaki di depan
pintu, tiba-tiba lampu mati, listrik tiba-tiba padam. “Aih….kenapa ini?” ucapku
kaget. “Aduh….mati lagi”, dari dalam terdengar teriakan Tamara. “Mas Toni masuk
aja mas, bentar lagi juga genset hidup”, teriak Tamara dari dalam rumah.
Sebenarnya aku sedikit heran,
tumben tidak seperti biasanya Tamara tidak menyambutku sama sekali. Belum
sempat aku terjaga dari lamunanku tiba-tiba terdengar sorakan dari ruang
tengah.
“Hore, selamat ulang tahun….!”,
terikan itu terdengar kompak. “Aih…”, aku pun tersadar bahwa hari ini merupakan
hari ulang tahunku, aku sama sekali tidak ingat apa-apa sampai mereka berteriak
tadi.
“Selamat ulang tahun ya Mas,
semoga panjang umur, murah rejeki…”
“Terima kasih sayang, aku
benar-benar lupa kalau hari ini ulang tahun…”
“Ya sudah, sekarang kita potong
tumpeng dulu ya…”
Tamara memang orang jawa asli,
karena itu untuk merayakan ulang tahun pun memakai tumpeng segala.
Tapi aku bangga, malam minggu ini menjadi malam yang sangat berarti bagiku. Betapa tidak, seluruh keluarga Tamara ikut merayakan hari ulang tahunku, sampai aku malu sendiri.
Tapi aku bangga, malam minggu ini menjadi malam yang sangat berarti bagiku. Betapa tidak, seluruh keluarga Tamara ikut merayakan hari ulang tahunku, sampai aku malu sendiri.
“Oh, iya nak Toni, kalau boleh
dapat bocoran, apa sih keinginan nak Toni di hari ulang tahun ini” ucap ayah
Tamara tiba-tiba.
“Ehm… tidak banyak Om, aku hanya berharap dan berdoa semoga aku bisa menjadi pasangan yang bisa dan senantiasa membahagiakan Tamara”, jawabku singkat. “Uch… gombal” ucap Tamara sambil mencubit lenganku.
“Ehm… tidak banyak Om, aku hanya berharap dan berdoa semoga aku bisa menjadi pasangan yang bisa dan senantiasa membahagiakan Tamara”, jawabku singkat. “Uch… gombal” ucap Tamara sambil mencubit lenganku.
Sesaat kemudian, tiba-tiba
listrik kembali padam. “Tamara, kenapa sih listrik ini, apa jangan – jangan…”,
ucapku terpotong ketika listrik kembali menyala.
Saat listrik kembali menyala aku kembali terkejut, seluruh anggota keluarga yang tadi ada di ruangan tiba-tiba sudah berpindah ke ruang lain, tinggal kami berdua.
“Em… ini pasti bagian dari skenario kamu ya…”, ucapku curiga. Tamara hanya tersipu sambil menundukkan kepala. “Kita kan sebentar lagi menikah, nah, sebagai hadiah dan kado untuk hari ulang tahunmu ini aku sudah siapkan sesuatu mas”, ucapnya pelan.
Saat listrik kembali menyala aku kembali terkejut, seluruh anggota keluarga yang tadi ada di ruangan tiba-tiba sudah berpindah ke ruang lain, tinggal kami berdua.
“Em… ini pasti bagian dari skenario kamu ya…”, ucapku curiga. Tamara hanya tersipu sambil menundukkan kepala. “Kita kan sebentar lagi menikah, nah, sebagai hadiah dan kado untuk hari ulang tahunmu ini aku sudah siapkan sesuatu mas”, ucapnya pelan.
Tak sabar aku pun langsung
menanyakan kado yang ingin ia berikan, “mana-mana…?”. Uh, dasar kalau masalah
kado aja….”, ucapnya.
Ternyata ia memberikanku sebuah jam tangan, dan satu lagi, di dalam kado tersebut juga terdapat flashlight kecil. Sepertinya ia tahu kalau aku pobia dengan listrik padam, makanya ia memberikan kado seperti itu.
Ternyata ia memberikanku sebuah jam tangan, dan satu lagi, di dalam kado tersebut juga terdapat flashlight kecil. Sepertinya ia tahu kalau aku pobia dengan listrik padam, makanya ia memberikan kado seperti itu.
Benar saja, sekali lagi, setelah
aku memakai jam pemberiannya tersebut listrik kembali padam, dan ternyata jam
yang aku gunakan dapat menyala terang, flashlight yang aku pegang pun otomatis
menyala. “Waw….”, ucapku dengan senang.
Malam minggu ini menjadi malam
minggu paling menyenangkan. Setelah beberapa kejutan kecil tadi acara kami
akhirnya dengan makan bersama satu keluarga besar.
Aku adalah satu-satunya orang luar yang menjadi sorotan, malam itu akulah bintang yang berkilau di tengah keluarga Tamara.
Aku adalah satu-satunya orang luar yang menjadi sorotan, malam itu akulah bintang yang berkilau di tengah keluarga Tamara.
--- Tamat ---