Kenangan di Jalan Berair

Kenangan di Jalan Berair. Otaku masih mengingat benar kenangan manis di jalan berair. Di ujung desa nan sepi. Tiada rumah berdiri. Aku dan dia menikmati hijaunya pepohonan. Dan hamparan sawah yang ada di desa tersebut.


Jalan berair jalan yang tidak pernah aku lupakan seumur hidupku. Jalan itu menyimpan banyak sekali cerita. Cerita. Antara aku dan dia.

Kami pernah terjatuh bersama. Dari sepeda yang kami naiki. Di jalan yang licin dan berair tersebut. Hingga tanpa sengaja kami jatuh dengan berpelukan.

Tubuh dan wajah kami bermandikan lumpur. Di situlah kami saling tertawa. Melihat wajah kami yang sama-sama terkena lumpur.

Aku melihat wajahnya penuh dengan lumpur. Terlihat hanya mata dan giginya saja. Sementara itu dia juga tertawa. Melihatku sama parahnya.

Hari ini aku akan mengunjungi jalan itu, masihkan jalan itu berair ketika musim hujan belum datang.

Hatiku bertanya-tanya sambil terus berjalan bersama adik kecilku.

"Indah ya kak jalannya, banyak pepohonan" ucap adiku.

Adiku yang kecilpun sudah sanggup menilai bahwa tempat ini memang indah, maka dari itu meski kejadian indah itu sudah cukup lama sampai sekarangpun aku belum bisa melupakan.

"Iya dong dx, di depan nanti ada padang ilalang yang luas sekali, indah banged dx" ucapku.

"iya tah kak, aku ingin lihat" ucap adxku.

"Ayo"

Aku dan adiku berjalan tidak lama kemudian aku sampai persis di jalan dimana aku dan dia pernah tertawa lepas karena saling memandang wajah yang penuh lumpur.

Sayang karena musim panas jalan ini menjadi kering tidak lagi berair sebagaimana yang aku lihat dulu.

Tetapi ini sudah lebih dari cukup aku bisa mengobati rasa rinduku kepada masa lalu. Kepada jalan ini dan juga dia.

---Sekian---

Back To Top