Pengalaman Memancing Ikan dengan Sampan

Cerpen pengalaman pribadi tentang memancing berikut ini juga banyak dicari. Untuk bahan hiburan sekaligus bahan belajar menulis. Ada yang suka menulis tidak? Pasti banyak dong. Nah, menulis juga harus diawali dengan membaca.


Membaca bisa meningkatkan kemampuan kita. Kita bisa mendapatkan inspirasi, sekaligus contoh bagaimana membuat tulisan yang bagus. Bisa mengembangkan wawasan juga.

Makanya, agar lebih lengkap kita juga membagikan contoh - contoh untuk karangan sederhana yang bisa dipelajari. Kali ini tema yang diambil adalah hobi. Seperti apa, mari langsung kita baca bersama-sama. 

Memancing Ikan
Cerita Pengalaman 

Suatu hari saya bersama temanku Diki dan Dani pergi memancing ke DAM dengan mengenakan sampan, pada saat di perjalanan Kami pun melihat segerombolan babi menyeberang di depan sampan yang Kami naiki. 

Dengan penuh rasa was-was kami pun berhenti mendayung sejenak sampai rombongan babi tersebut selesai menyeberang, setelah rombongan tersebut sudah selesai menyeberang.

Kami pun melanjutkan perjalanan hingga tujuan ( DAM). Sesampainya kami di dam kami pun mulai braksi memancing. Kami pun berpencar. Diki berposisi di pintu nomor 2 dan Dani berada di pintu nomor 5 sedangkan saya berada di nomor 8 Kami pun memulai melempar kail pancing masing-masing. 

Dengan rasa sabar kami menunggu dan rasa panas terik matahari yang tak tertahankan, 2 jam berlalu belum ada kail pancing kami yang tersenggol ikan. Sedikit demi sedikit rasa sabar kami berkurang dan akhirnya kami memutuskan untuk pindah lokasi ke 2 yaitu di Anjungan. 

Menuju lokasi ke 2 perjalanan yang kami tempuh kurang lebih 1 km, karena lokasi 2 tidak bisa kami seberangi mengenakan sampan,dan akhirnya kami pun berjalan kaki lewat lintas darat. 

Di situ pun dengan ada rasa sedikit takut kami pun pelan pelan berjalan dan tiba-tiba melihat seekor babi nunggal,dan kami pun lari terbirit-birit sampai lokasi pemancingan ke 2.

Sesampainya di lokasi ke 2 kamu pun beristirahat sejenak, sambil makan bekal yang kami bawa dari rumah, setelah mulai agak mendingan kami pun mulai melemparkan kail kami masing-masing. 

Tidak lama kemudian strike pancing saya di santap oleh ikan kepala batu dengan susah payah saya menarik ulur pancing saya dan hasilnya tidak mengecewakan ikan kepala batu bobot kurang lebih 3 kg. 

Saya pun mengejek teman saya “ mamas di lawan endi oleh mu hahah ra bakal entok orak kue huuu” dan akhirnya teman saya pun tidak mau kalah dan dia pun mendapat straike cukup memuaskan tapi asih di bawah bobot yang saya dapat kan haya 1 kg.

Dia pun membalas ejekan saya ganti “ aku juga ki iso oleh iwak arepo eje lueh cilik tekan gonamu tapi kan iki eje bene pemanasan “ dan diki juga pun mengejek dani “ 

“he endi oleh mu meneng wae gari ngeseng hehahe…”
“sabar yeng aku ki gak sombong dadi nyantai wae ulie”
“alah padune ra payu panceng muhahaha huuuu…”
“mulai agak kesal dia jawab (emen)”
“tenang no piker mu nak hahahahaa”

Dan, tiba tiba kail pancing yang di kenakan dani sraike dia pun merasa keberatan menarik pancingnya. Dikit demi sedikit Dani menarik senar pancing dan dia berhasil menarik senar pancing yang ia kenakan . 

Hasilnya pun cukup membuat saya dan Diki minder dani mendapat ikan pari dengan bobot kurang lebih 4 kg dan DANI pun akhirnya besar kepala dang anti mengejek.

“haha mati ora kue siki ra kalah to”, ucap Dani
“alah yo orak wae”, jawab Diki
“mulakke dadi bocah ki ojo sombong” lanjut Dani
“alah keberuntungan wae…” jawab Diki lagi

“lah yo orong genah..endi jel iwakmu tak delok sepiroto gedine lali aku”, lanjut Dani. Diki pun diam tanpa kata.

“haha gantiayan tenangno pikirmu cah bagus hahaha…” ejek Dani. “uwes uwes ojo rebut wae ayo gek bali ws sore iki domain mamak engko…”

Akhirnya kami pulang , dengan melewati hutan lari lagi sampai dam dan sesampainya di dam kami pun mulai menaiki sampan dan dayung….dayung….dayung……..akhirnya pun kami sampai rumah. Sesampainya dirumah saya pun mandi dan tidur

---oOo---

Back To Top