Cerpen Pengalaman Terbaru, Kena Tilang

Mau cerpen pengalaman  kena tilang? Untung saja ada banyak kisah pengalaman hidup yang bisa kita baca. Jadi kita tidak perlu menunggu untuk belajar dari berbagai pengalaman orang lain. Kali ini adalah sebuah cerpen pengalaman yang tentunya paling menarik. 


Kisah pengalaman terbaru ini mungkin pernah kita alami dan jika kita belum pernah mengalami kisah seperti ini maka mudah-mudahan kita bisa belajar dari pengalaman yang diceritakan. 

Namanya juga cerpen jadi ya wajar kalau ceritanya pendek dan singkat. Cerita pendek yang menarik ini bisa selesai sekali baca karena sangat singkat, bahasa yang digunakan pun tidak sulit di mengerti sehingga kita akan lebih cepet memahami bagaimana alur ceritanya. 

Pokoknya cerpen pengalaman terbaru ini cocok untuk kita jadikan sebagai teman di waktu luang kita. Dari pada hanya melihat tayangan televisi yang sudah biasa lebih baik membaca kisah menarik bukan?

Cerpen Pengalaman Kena Tilang
Cerpen Singkat Terbaru

Saat itu mulai gelap, sinar mataharipun mulai hilang. Aku dan teman-temanku hendak pulang sepulang dari kursus. Aku pulang bareng temenku yang searah. Kami bertiga saat itu. Anggap saja namanya Si Harno dan Si Harto. 

Kami mengendarai motor masing-masing tanpa SIM. Maklum, kami kan masih dibawah umur. Masih unyu-unyu, hehe...

"Perasaan sore ini kok lengang bangget ya, apa kita yang sudah pulang ke sorean"
"Kayaknya enggak deh, kita masih belum melewati batas jam biasanya kok..."

"Sepulang ini, jangan lupa langsung kerjain tugasnya ya, besok aku tinggal nyontek he e e e..."
"Heee, enak di loe ga enak di gue dong...."

Awalnya kami tidak begitu menyadari, kami melewati jalan yang biasa dilalui, tapi kali ini jalanan nampak sepi. Kami benar-benar heran.

"Kenapa makin sepi aje ya"
"Mungkin saja emang waktunya sepi, sudah sore begini...."

Kami tetap melaju sambil terkadang deselingi percakapan kecil. Di pinggiran jalan, kami melihat beberapa gelintir orang berbalik arah.

"Kenapa kayak pada balik gitu ya..."
"Iya, perasaan sedari tadi kebanyakan mereka nggak pake helm...."
"Mungkin tuh orang ada yang ketinggalan"

Di kejauhan terlihat seperti ada kerumunan yang berpusat pada orang berpakaian hijau mentereng. "Apa ada kecelakaan?? Ah. Nggak jelas ada apaan." pikirku. Dekat, dekat dan semakin dekat, akhirnya baru jelas siapa itu. Rasa penasaran berubah jadi rasa khawatir.

"Polisi!"
"Sial....! Kami bertiga panik. 

Motor Si Harno yang didepan sempat melambat dan berkata, "Santai aja, jangan panik mukanya. Udah deket juga, kalau balik arah ntar malah ketahuan. Biasa aja. Santai." 

Si Harno, aku dan Si Harto akhirnya tetap melaju santai, berharap nggak ada yang bakalan terjadi. Aku rileks. Santai. Kalau kena ya berarti aku kurang beruntung. Kami atur barisan, jangan gerombolan naik motornya.

Si Harno yang duluan, dia paling berani soalnya, mungkin. Aku ditengah. Si Harto minta dibelakang. Dia berpendapat kalau Si Harno dan aku ketangkep, mungkin dia enggak karena Pak Polisinya sibuk ngurusin aku sama Si Harno.

"Uuch..... dasar licik loe!
"Yaudah aku ngalah aja, kalau kena ya ikut sidang..."

Begitulah akhirnya kami tetap melaju, kalau di cegat ya buat pengalaman. Aku penasaran juga soalnya kayak apa tuh sidang. Perlahan kami melaju. Saat si Harno melewati kerumunan itu, tiba-tiba....

"Prit priiiiittttt…"

Pak polisi menyuruhnya menepi. "Sial!!!" batinku, "aku pasti kena nih." Muka Si Harno kelihatan bingung. Perlahan aku lewat. Pas aku melewati kerumunan dengan wajah sok acuh pada Si Harno. 

Pura-pura ngasih tatapan iba pada orang-orang yang kena tilang. Dan berhasil. Pak Polisi nggak niup peluitnya kearahku. "Selamat, aku lega..." girangku dalam hati.

Aku mulai melambat, penasaran apa yang terjadi sama Si Harto. Ikutan Si Harno atau aku.
"Priiiiiiiiiiiiiiitttttttt......."

Si Harto ikutan Si Harno ternyata. Cuman beda polisi. Dan aku baru nyadar kalau Pak Polisinya ada banyak. 

Bingung, aku celingukan sendiri jangan-jangan ada polisi ngumpet yang merhatiin aku. Dan ternyata nggak ada lagi. "Bebas!", aku ketawa ketiwi sendiri. Si Harno yang ngasih saran malah ketangkep. Si Harto yang licik malah ketangkep. "Hahahahahah...." 

Dari semua kejadian ini, dapat diambil beberapa hikmahnya. Si Harno dan Si Harto dapet pengalaman baru buat ikut sidang. 

Dan aku?? Nggak bisa nahan tawa sampai paginya inget kejadian itu. Sampai disekolah pun kami cerita mengenai kejadian ini. Beruntungnya aku....

Kalau naik kendaraan kurang lengkap atributnya, atau belum punya SIM lebih baik hati-hati dan waspada. Kalau jalanan yang tadinya rame banget tiba-tiba sepi, atau banyak orang yang balik arah karena nggak pakai helm, bisa jadi itu tanda-tanda ada pak polisi nyari "mangsa".

Nah, sekarang giliran aku udah punya SIM nih Pak Polisi. Malah jarang ada penertiban. Dulu aja, waktu belum punya SIM, Pak Polisinya rajin banget.

Dimana aja ada. Tiap pertigaan, perempatan, perlimaan, dan yang seterusnya, ada Pak Polisi. Yah, pengalam yang unik..

--- Tamat ---

Bagaimana, meski kisah pengalaman ini diceritakan dengan bahasa yang sangat mudah di mengerti namun tentu saja itu tidak mengurangi keindahan yang ada pada karya tersebut.

Semoga cerpen pengalaman terbaru ini berkenan di hati kita semua. Jangan lupa, kita juga dapat mengirimkan cerita pengalaman kita ke situs ini dengan mengirimkannya melalui halaman KIRIM CERPEN.

Back To Top