Cerita Cerpen Tentang 8 Orang Sahabat dalam Pertemuan yang Tak Disengaja, cerita cerpen sahabat ini mengisahkan awal mula pertemuan dua kelompok muda mudi yang akhirnya menjadi akrab dan bersahabat.
Ada Janna yang keibuan, ada Utty yang sedikit tomboy, Lala yang lumayan centil dan Joize yang kalem. Mereka berempat bertemu dengan para pemuda baik hati yang lucu-lucu.
Kisah awal persahabatan tersebut tak terduga dan tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Berawal dengan tragedi pecah ban ketika liburan ke pantai sebuah persahabatan akhirnya terjalin.
Kira-kira bagaimanakah keseruan awal pertemuan mereka, simak segera cerpen dalam bahasa Indonesia berikut ini.
Kisah awal persahabatan tersebut tak terduga dan tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Berawal dengan tragedi pecah ban ketika liburan ke pantai sebuah persahabatan akhirnya terjalin.
Kira-kira bagaimanakah keseruan awal pertemuan mereka, simak segera cerpen dalam bahasa Indonesia berikut ini.
Awal Persahabatan Itu
Cerpen Tentang 8 Orang Sahabat
Angin berhembus pelan. Kabut menggantung di langit mengiringi perjalanan. Janna, Lala, Utty dan Joize merangkak pelan menggunakan scoppy.
Mereka melintas menuju sebuah pantai pasir putih di pinggiran kota. Janna di depan, berbonceng dengan Lala.
Janna mengendalikan motor dengan sangat serius, berhati-hati seolah sedang membawa barang yang sangat berharga.
Di belakang, Lala bak putri, duduk dengan santai di belakang sambil mendengarkan musik melalui perangkat ponsel yang dihubungkan dengan headset.
Mereka melintas menuju sebuah pantai pasir putih di pinggiran kota. Janna di depan, berbonceng dengan Lala.
Janna mengendalikan motor dengan sangat serius, berhati-hati seolah sedang membawa barang yang sangat berharga.
Di belakang, Lala bak putri, duduk dengan santai di belakang sambil mendengarkan musik melalui perangkat ponsel yang dihubungkan dengan headset.
Berbeda dengan mereka, Utty dan Joize menyusuri jalan dengan santai sambil berbincang riang. Sesekali terdengar gelak tawa dari mereka.
Joize terlihat lebih santai mengendarai motor matic miliknya.
Joize terlihat lebih santai mengendarai motor matic miliknya.
Beberapa meter ke depan, tangan kiri Joize melambai. Memberikan petunjuk pada Janna untuk belok kanan di perempatan depan.
Tak berapa lama, mereka menuruni jalan yang lebih sempit dan sedikit lengang.
Tak berapa lama, mereka menuruni jalan yang lebih sempit dan sedikit lengang.
Momen seperti itu memang yang dicari geng cewek tersebut. Mereka sengaja menghabiskan waktu santai di pantai saat pantai lebih sepi.
Mereka lebih ingin menikmati suasana yang lengang dan tidak riuh. Setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan dari kota, mereka pun sampai di tempat yang dituju.
Mereka lebih ingin menikmati suasana yang lengang dan tidak riuh. Setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan dari kota, mereka pun sampai di tempat yang dituju.
“Ah…lihatlah. Sesuai kan…”
“Ya, benar…. Indah nian… pantai seperti inilah yang cocok untuk santai…”
“Untung kita ke sini bukan hari libur. Biasanya kalau libur selalu padat…”
“Wajar sih Joi, pantai seindah ini…”
Apalagi yang bisa dilakukan saat santai di pantai selain bermain seperti anak kecil. Ya, mereka berempat kemudian menghabiskan waktu sampai puas bermain ombak dan pasir.
Berkejaran, berteriak. Suasana yang begitu cair dan hangat tampak sekali diantara mereka.
Berkejaran, berteriak. Suasana yang begitu cair dan hangat tampak sekali diantara mereka.
Di sisi lain, di pinggiran pantai yang lebih sepi. Sekelompok remaja putra sedang asyik bercanda setelah lelah bermain dengan air.
Mereka tampak menghidupkan api kecil. Ada beberapa ikan besar yang berada di atasnya. Suasana yang begitu sempurna mereka dapatkan di pantai yang masih alami tersebut.
Mereka tampak menghidupkan api kecil. Ada beberapa ikan besar yang berada di atasnya. Suasana yang begitu sempurna mereka dapatkan di pantai yang masih alami tersebut.
“Coba saja dekat ya Pip, aku pasti akan menghabiskan waktu setiap hari di sini…”
“Ya, tapi beruntung kita masih punya waktu untuk santai menikmati pantai. Benar tidak Tom?”
“Ya, benar itu. Sebentar lagi kita akan stress dengan semua tugas, kewajiban dan rutinitas…”
Awan membumbung. Sesekali berkejaran di atas pantai seperti manusia di bawahnya yang menikmati keindahan alam.
Cepat. Seolah iri, matahari segera menepi. Merambat pelan meninggalkan cakrawala.
Cepat. Seolah iri, matahari segera menepi. Merambat pelan meninggalkan cakrawala.
“Sayang kita harus pulang. Belum puas rasanya, benar enggak La?”
“Iya benar… lain kali Utty harus planning dengan waktu yang lebih lama…”
“Tenang aja. Gue siapkan lagi waktu lain. Hanya untuk kalian sahabatku yang super bawel dan usil…”
Setelah hampir seharian menghabiskan waktu di pantai, mereka pun beranjak pulang. Kali ini mereka berganti posisi dalam mengendarai motor.
Kurang dari setengah jam, mereka masih berada di jalan menuju pantai ketika tiba-tiba ada yang tidak beres dengan sepeda motor mereka.
Kurang dari setengah jam, mereka masih berada di jalan menuju pantai ketika tiba-tiba ada yang tidak beres dengan sepeda motor mereka.
“Ah, celaka….” “Waduh… bocor nih kayaknya La….” Benar, mereka berdua turun dan mendapati ban dalam keadaan tak bernyawa.
“Kenapa…?”
“Bocor…!”
“Ah… mana sudah sore lagi…”
Utty segera menepikan motor dan menghampiri kedua ketiga temannya. “Coba gua lihat….”, ia kemudian memeriksa ban motor tersebut, “wah, paku nih…”
“Duh, mau enggak mau kita harus dorong nih… mana jalan udah mulai sepi lagi…”.
Melihat motor yang sudah tak mungkin dikendarai, Utty segera kembali ke motor yang ia bawa. Ia kemudian mendorong motor itu mendekat.
Melihat motor yang sudah tak mungkin dikendarai, Utty segera kembali ke motor yang ia bawa. Ia kemudian mendorong motor itu mendekat.
“Tty, kenapa pula motor kamu itu?”
“Apaan sih…”
“Lah… itu mah ban-nya juga kemps Utty…!”
“Astaghfirulloh…. Kok bisa sih. Perasaan tadi belum deh….”
“Coba deh kamu cek, pasti ada paku-nya juga…”
“Iya. Kayaknya ada yang sengaja ini….”
Mereka berempat pun kebingungan. Hari sudah semakin sore dan pengendara lain juga sudah mulai sepi.
Dengan harap-harap cemas ada yang melintas, Janna, Lala, Utty dan Joize berjalan pelan mendorong motor yang bocor.
Dengan harap-harap cemas ada yang melintas, Janna, Lala, Utty dan Joize berjalan pelan mendorong motor yang bocor.
Dapat beberapa meter, keringat mereka sudah menetes deras. “Sad Ending ini mah ceritanya…”, ucap Joize lirih.
“Iya nih emang dasar sial. Enggak bisa apa ya seskali-kali acara santai berakhir mulus sampai rumah. Ada aja…”, tambah Janna.
“Iya nih emang dasar sial. Enggak bisa apa ya seskali-kali acara santai berakhir mulus sampai rumah. Ada aja…”, tambah Janna.
“Sudahlah…, santai sebentar lagi juga sampai depan…”, Utty mencoba memberikan semangat pada sahabatnya yang mulai mengeluh.
Sedang susah-susahnya mereka mendorong motor, tiba-tiba mereka mendengar suara gemuruh motor dari kejauhan. “Nah, itu dia…”, ucap Janna dalam hati.
Sedang susah-susahnya mereka mendorong motor, tiba-tiba mereka mendengar suara gemuruh motor dari kejauhan. “Nah, itu dia…”, ucap Janna dalam hati.
Dua motor terdiri dari empat orang segera berhenti tepat di depan mereka. “Hei, kenapa kalian…? Kok di dorong”, ucap salah satu dari mereka.
“Ini kak, kena paku…”
“Aish… kena paku… dua motor sekaligus? Serius?”
“Iya benar kak… kena paku dua-duanya sekaligus…”
“Waduh, ya sudah. Sini kita bantu. Kalian ke depan dulu dengan Gustomi dan Reja. Biar kami yang mendorong motor kalian. Tom, Ja, antar mereka ke depan dulu, habis itu jemput kita. Biar cepat”
Janna dan Lala ikut Gusomi dengan satu motor sedangkan Utty dan Joize dibonceng oleh Reja. Agak sulit sih satu motor untuk 3 orang, tapi mereka terpaksa melakukan itu.
Apip dan Yudi kemudian mendorong motor pada gadis itu sembari menunggu di jemput.
Apip dan Yudi kemudian mendorong motor pada gadis itu sembari menunggu di jemput.
Setelah beberapa menit mendorong, akhirnya mereka di jemput. Motor bocor kena paku tersebut akhirnya di step menunggu tukang tambal ban.
Apip, Yudi, Gustomi, dan Reja akhirnya menjadi pahlawan yang menolong Janna dan teman-temannya.
Mereka kemudian saling berkenalan. Sebagai ucapan terima kasih, Lala pun mengajak mereka singgah di rumahnya barang sebentar.
Mereka kemudian saling berkenalan. Sebagai ucapan terima kasih, Lala pun mengajak mereka singgah di rumahnya barang sebentar.
Awal pertemuan itu akhirnya membuka jalan bagi sebuah persahabatan. Janna, Lala, Utty, dan Joize akhirnya dekat dengan Apip, Yudi, Gustomi, dan Reja yang kebetulan berasal dari desa tetangga.
Mereka pun akhirnya sering menghabiskan waktu bersama. “Hei ladies, kapan kita kemana?”, ucap Yudi suatu sore ketika mereka santai berkumpul di rumah Joize.
“Besok, kalian ke rumah Janna, bersih-bersih di sana ya…!”, jawab Utty sambil menunjuk ke teman-teman cowoknya.
Mereka pun akhirnya sering menghabiskan waktu bersama. “Hei ladies, kapan kita kemana?”, ucap Yudi suatu sore ketika mereka santai berkumpul di rumah Joize.
“Besok, kalian ke rumah Janna, bersih-bersih di sana ya…!”, jawab Utty sambil menunjuk ke teman-teman cowoknya.
“Aihs… emang Janna sudah mau nikah ya, kok rumahnya mulai di bersih-bersihkan?”, ucap Gustomi sambil nyengir. “Enak aja loe kata. Udah tua ya gue di suruh nikah…”, protes Janna.
“Iya, ngeledek sih ngeledek. Tapi ntu singkong goring jangan di habisin sendiri geh… he … he… he…”, ucap Lala tak mau kalah.
Secuil singkong goreng akhirnya melayang ke Lala di ikuti gelak tawa riuh. Begitulah awal persahabatan yang terbangun menjadi tali kasih yang erat.
Secuil singkong goreng akhirnya melayang ke Lala di ikuti gelak tawa riuh. Begitulah awal persahabatan yang terbangun menjadi tali kasih yang erat.
Janna, Apip, Yudi, Gustomi, Lala, Reja, Utty, dan Joize kini menjadi delapan orang sahabat yang tak terpisahkan. Mereka saling membantu, saling bahu menyelesaikan masalah hidup yang dihadapi.
--- Tamat ---
Di atas kan sudah disebutkan bahwa cerpen ini akan dimuat dalam dua bahasa. Nah, di atas yang sudah dibaca adalah cerpen bahasa Indonesia.
Bagi rekan-rekan yang ingin membaca cerpen ini dalam bahasa Inggris silahkan baca melalui tautan yang disediakan.
Bagi rekan-rekan yang ingin membaca cerpen ini dalam bahasa Inggris silahkan baca melalui tautan yang disediakan.
Silahkan download cerita bahasa Inggris yang di inginkan dari link atau tautan yang sudah disediakan.
Atau, jika rekan-rekan tidak mau repot, rekan semua bisa juga menerjamahkan cerita di atas menggunakan terjemahan dari google. Sama saja kok, hanya mungkin sedikit kurang sempurna.
Tapi kalau menggunakan terjamahan online kan bisa sekalian untuk belajar. Untuk belajar bahasa Inggris, bisa belajar membuat cerita.
Bisa belajar terjemahan atau bisa juga belajar kosa kata bahasa Inggris. Nah, kalau sudah selesai bisa membaca cerita lain dibagian bawah.
Atau, jika rekan-rekan tidak mau repot, rekan semua bisa juga menerjamahkan cerita di atas menggunakan terjemahan dari google. Sama saja kok, hanya mungkin sedikit kurang sempurna.
Tapi kalau menggunakan terjamahan online kan bisa sekalian untuk belajar. Untuk belajar bahasa Inggris, bisa belajar membuat cerita.
Bisa belajar terjemahan atau bisa juga belajar kosa kata bahasa Inggris. Nah, kalau sudah selesai bisa membaca cerita lain dibagian bawah.