Contoh Cerpen 8 Orang dalam Bahasa Indonesia

Cerpen 8 orang berikut ini adalah sebuah karya sederhana yang cukup apik dan menghibur. Kisah yang di angkat memang sudah sangat umum namun kemasan yang disajikan cukup unik. Kisah yang diangkat adalah seputar remaja yaitu tentang persahabatan yang sangat erat. 

cerpen 8 orang bahasa inggris indonesia
Contoh Cerpen 8 Orang tentang Persahabatan Sejati

Dalam persahabatan ikatan emosi memang bisa sampai seperti saudara. Seperti di judul, cerpen ini akan disajikan menggunakan bahasa Indonesia sekaligus dalam bahasa Inggris. 

Tujuannya adalah, yang bahasa Indonesia bisa untuk bahan bacaan hiburan di waktu luang. Kalau yang bahasa Inggris nanti bisa digunakan oleh rekan pelajar semua untuk bahan belajar. 

Dengan begitu kan lengkap, bisa santai sembari belajar. Sekarang, silahkan baca dulu cerpen bahasa Indonesia berikut.

Teman Adalah Saudara
Cerpen 8 Orang oleh Apw

Libur panjang sudah tiba waktunya, kini saatnya kami menyusun rencana kemanakah kita hendak pergi untuk menghilangkan penat yang ada di dalam otak dan pikiran kami karena rutinitas kami sebagai mahasiswa. 

Kami  adalah mahasiswa yang gemar sekali melakukan liburan pada musim libur datang, di kampus kami selalu bersama, dan liburan kami juga harus bersama. Bagi kami kebersamaan adalah hal yang harus diprioritaskan. 

Kami selalu menganggap bahwa teman kami yang ada di kelompok kami adalah saudara, sehingga persahabatan ini ada bukanlah hanya untuk dijadikan sebagai tempat berkumpul dan juga bermain bersama.

Lebih dari itu kami juga melakukan hal-hal yang bermanfaat, saling membantu satu sama lain, sebagaimana layaknya yang dilakukan dalam sebuah keluarga.

Kami juga tidak segan untuk berbagi, karena bagi kami persahabatan kami adalah tempat untuk berbagi.

Lusi: Kira-kira liburan ini mau dihabiskan ke mana ya, aku begitu bosan bila harus menghabiskan liburan di rumah, apakah kalian punya ide untuk liburan kita, (Sedang duduk santai di rumah Lusi).

Evan: Aku punya ide bagaiman bila kita melewati masa libur berkunjung ke desa, di sana udaranya begitu sejuk, kita juga bisa menyaksikan para petani yang sedang memanen sayuran.

Eli: Haaaaa..!, kamu gak salah ngajakin kita-kita ke desa, yang jauh dari hiruk pikuk seperti layaknya di kota itu.

Evan: Tunggu dulu, desa yang akan kita kunjungi itu berbeda dengan apa yang ada di fikiran kalian, di sana itu pemandangannya indah banged, karena berada di dataran tinggi, banyak pepohonan tinggi, ketika pagi kita bisa melihat matahari terbit yang indah.

Agus, Apri, Ridwan, Rahmad, Joe : Aku setuju ajalah kemana kalian mau berlibur, aku juga ikut ramenya aja.

Evan: Gitu dong, bagaiman denganmu Eli, sama Lusi, yang lain sudah setuju, tinggal kalian berdua.
Lusi: Ya sudahlah, Lusi setuju, tapi benarkan pemandangannya indah..?.

Evan: Gitu dong, tenang aja dijamin tidak akan nyesel, bagaiman dengan kami Eli.
Eli: (Berfikir sejenak dengan kebimbangan yang dalam), gimana ya..?.

Lusi: Ayolah temen-temen ssudah setuju, tinggal kamu, ikut ya.
Eli: Ya sudah aku ikut ajalah.

Evan, Lusi, Agus, Apri, Rahmad, Joe, Ridwan: Begitu dong itu baru namanya Eli yang kita kenal, selalu mengutamakan kebersamaan, kemanapun selalu ada untuk kita.

Evan: Ya sudah kalau sudah sepakat, besok pagi langsung berangkat menggunakan kendaraanku, kebetulan mobil orang tua lagi tidak dipakai jadi bisa kita gunakan untuk berlibur.
Agus: Hore>.

Evan: Ya sudah saya pamit dulu ya, aku tunggu kalian besok pagi di rumahku untuk keberangkatan ke desa yang aku maksud.

Malam menjelang, nampak di benak kami rasa penasaran akan indahnya tempat yang hendak kami kunjungi seperti halnya yang diceritakan oleh Evan. 

Kami semua tidak sabar untuk melewati kebahagiaan dalam balutan kebersamaan sambil melihat matahari terbit yang sangat indah yang bahkan tidak kami temui di kota.

Pagi menjelang, kami semua sudah bersiap-siap dan menunggu di rumah Evan untuk kemudian bisa berangkat ke tempat yang menjadi tujuan berlibur kami.
Lusi: Entar kita nginepnya dimana Van..?.

Evan: Kita entar nginep di penginapan, desa yang akan kita kunjungin itu adalah desa yang memang sudah dibuka sebagai tempat berlibur, karena keindahan yang dimiliki oleh desa tersebut. 

Jadi masalah tempat tinggal kalian tidak perlu khawatir, karena di sana ada banyak penginapan yang bisa kita pesan untuk kita beristirahat.

Evan: Ya sudah masukan barang bawaan kalian ke dalam mobil, (Sambil membuka pintu mobil belakang).
Kami semua memasukan barang bawaan kami ke dalam mobil Evan, karena mobil Evan mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga barang bawaan kami bisa tertampung dengan baik.

Selain itu mobil Evan juga mampu mengangkut kami berdelapan, meskipun sedikit desak-desakan. 

Yang terpenting bagi kami adalah kenyamanan, tetapi yang lebih penting bagi kami adalah kebersamaan. 

Meskipun harus berdesak-desakan untuk bisa sampai di desa untuk berlibur, yang terpenting bagi kami adalah terus bersama dan menikmati liburan panjang ini.

Kami meluncur dari kota Jakarta, dan nampak sekali Evan mengemudikan mobilnya menuju Cianjur, dan kami tidak banyak tanya karena percuma Evan tidak mau memberitahukan kepada kami kemana kami akan berlibur.

Tetapi kami yakin Evan akan membawa kami ke tempat yang indah, atau bila tidak mungkin kekecewaan yang akan kami rasakan, karena Evanlah yang mempunyai ide untuk belibur ditempat yang tidak kami ketahui sama sekali.

Tiga jam sudah kami melewati perjalanan, udara sudah berganti menjadi lebih sejuk dari pada yang ku rasakan di kota, kini aku bisa merasakan kebetahan dan hati semakin bertanya-bertana kemanakah tubuh ini akan dibawa.

Mungkinkah aku akan merasakan surga dunia, yang tuhan telah anugerahkan untuk dunia ini guna kami nikmati dan manfaatkan. 

Dalam hatiku terus berdoa agar supaya apa yang ada di otakku bisa benar-benar terjadi, aku bisa menikmati surga dunia sebagaimana layaknya di dalam khayalan.

Kami sampai di tempat yang dimaksud oleh Evan, tetapi kami belum mendapati keindahan yang kami harapkan, yang ada hanya pelang taman gapura yang terbuat dari gardu yang sudah buluk. 

Kamipun tidak mendapati pemandangan indah, sungai mengalir, serta para petani sayuran yang sedang panen.

Evan: Pejalanan masih panjang, kita harus berjalan kira-kira satu jam dari sini. Lusi, Agus, Apri, Rahmad, Joe, Eli, dan Ridwan: Apa jalan..?, mengapa tidak memakai mobil saja mana satu jam lagi.

Jalurnya tidak bisa dilewati kendaraan roda empat, sehingga mau tidak mau kita harus berjalan untuk bisa sampai ke tempat tujuan.

Dengan berat hati kami berjalan mengikuti langkah Evan dengan membawa barang bawaan kami. Kami berjalan terus selama satu jam, dan nampak sekali perkebuna sayur milik warga, dan tidak jauh dari perkebunan ada air terjun yang begitu indah sekali.

Airnya sangat deras turun layaknynya seperti benang begitu tipis, dan tidak jauh dari perkebunan juga nampak ada pemondokan yang akan kami gunakan sebagai tempat tinggal selama berlibur di sini.

Agus: Ini indah sekali Evan, gila aku belum pernah datang di tempat yang mempunyai pemandangan alam seperti ini.

Evan: Saya tidak berbohong kan, tempatnya indah bukan, kita akan habiskan masa liburang kita di sini, kita bisa melihat banyak burung, sunrice setiap pagi, air terjun yang tipis seperti benang, yang terakhir adalah panen sayuran.

Kini liburan kami dimulai, semua kecemasan akan kekhawatiran liburan buruk yang akan kami lewati di musim liburan ini sudah hilang ketika melihat pemandangan di desa ini. 

Kami berfikir selamanya kami hidup di sinipun betah, karena tempat ini begitu indah dan menakjubkan. (Arif Purwanto)

---oOo---

Selain contoh cerpen 8 orang di atas tentu masih ada banyak lagi cerpen-cerpen lain yang bisa dibaca. Tidak akan habis dibaca sehari, khususnya jika anda suka dengan karya - karya sederhana. 

Lain waktu juga akan kita tambah lagi karya lain yang tak kalah menarik dari yang ini. Mudah-mudahan pengunjung semua bisa terhibur. Silahkan dilanjutkan ke beberapa cerita lainnya.

Back To Top