Puisi sosial, beberapa waktu lalu kita juga sudah menambah koleksi yang ada. Tidak semua, meski dibahas sering sekali namun tetap akan ada yang lebih unik dan menarik. Pastinya sih begitu.
Seperti tidak aka nada habisnya. Karya – karya yang membahas mengenai permasalah hidup sehari-hari sebenarnya sangat banyak. Bahkan tidak hanya dalam puisi saja, dalam cerpen juga banyak.
Kehidupan sehari-hari memiliki banyak keindahan sekaligus permasalahan. Fenomena, kejadian atau situasi yang bisa diangkat dan dijadikan pelajaran.
Melalui karya-karya seperti ini kita bisa mendapatkan hiburan sekaligus wejangan hidup. Ada hikmah dalam setiap kisah yang diangkat. Seperti dengan tema kehidupan sosial ini.
Kita akan kembali menyajikan sesuatu yang beda dari biasanya. Kita akan siapkan beberapa judul yang bagus dan menghibur tetapi tidak menjadi beban. Beberapa diantaranya yaitu tentang bebreapa hal berikut!
3) Contoh puisi sosial 2 bait
4) Puisi bebas tema sosial 3 bait
5) Puisi bertema sosial dan moral
6) Contoh puisi yang bertema masalah sosial
7) Puisi dengan tema kehidupan sosial di sekitarmu
8) Buatlah sebuah puisi dengan tema kehidupan sosial di sekitarmu
9) Puisi tema sosial 3 bait
0) Puisi sosial 5 bait
Bagi yang sudah pernah membaca silahkan dilewati saja. Anda bisa mencari karya terbaru dengan mengunjungi halaman depan contohcerita.com. jadi, tidak ada alasan untuk susah.
Kalau kita telaten tentu kita dipastikan akan mendapatkan apa yang dibutuhkan. Apalagi kita selalu mendapatkan pembaruan dari segi karya bahan bacaan.
Untuk kali ini saja sudah disiapkan paling tidak sembilan judul puisi. Cukup banyak bukan? Semua itu khusus kita hadirkan untuk menambah bahan bacaan yang rekan semua cari. Seperti apa, mari kita bahas satu persatu.
Hal pertama yang akan diangkat melalui karya kita adalah kesenjangan. Apa arti kesenjangan? Asal katanya adalah senjang, rekan semua tentu tahu apa artinya bukan?
Judul puisinya adalah “menanti hilangnya kesenjangan”. Puisi ini membahas mengenai permasalahan hidup yang terjadi di sekeliling kita.
Ya, dalam kehidupan sehari-hari perbedaan antara satu masyarakat yang kurang beruntung dengan masyarakat lain yang hidupnya nyaman memang ada dan nyata.
Si kaya dan si miskin, memiliki kehidupan yang berbeda sebenarnya sah-sah saja. Tapi kesenjangan merujuk pada perbedaan yang sangat jauh.
Karya puisi ini mengangkat bagaimana keadaan tersebut. Nada dan suasana puisi ini mungkin sedih ya. Silahkan rekan yang suka bisa langsung menikmati karya tersebut.
Puisi tentang petani, ya benar sekali. Yang kedua ini adalah sebuah karya yang mengangkat masalah petani khususnya petani padi.
Isu apa yang diangkat? Tidak bisa dilihat secara spesifik kalau dari judulnya. Yang pasti karya ini cukup unik juga untuk dinikmati oleh pembaca semua.
“Renungan petani padi”, kalau dari sini dapat kita ambil beberapa informasi. Pertama, puisi ini membahas mengenai petani. Kedua, sang petani digambarkan memiliki renungan, mungkin sedang merenung.
Kelihatannya ada sesuatu yang menarik dalam renungan tersebut. Pokoknya akan lebih jelas jika kita meluangkan waktu untuk mengikuti kisah yang diangkat.
Kapan anda akan berhenti berharap? Ketika tahu dan sadar bahwa pengharapan yang dimiliki tidak akan terwujud. Begitu mungkin ya.
Yang namanya berharap memang sesuatu yang manusiawi. Manusia sudah sepatutnya memiliki harapan yang ingin diwujudkan. Nah, tinggal tempatnya saja mungkin ya.
Berharap pada sesuatu yang tidak bisa diharapkan tentu akan menyakitkan. Berharap kepada orang yang tak mampu mengabulkan tentu sia-sia.
Karya puisi ketiga ini akan menjadi corak tersendiri dalam koleksi yang kita miliki. Paling tidak kita memiliki pilihan yang cukup untuk memenuhi apa yang dibutuhkan.
Anak jalanan yang meratap, sepertinya kita sudah pernah membahas karya yang satu ini deh. Ah, tapi sudahlah, tidak apa-apa. Satu dua contoh yang sama untuk melengkapi yang ada tentu tidak masalah.
Kita akan mendapatkan sesuatu yang cukup dalam. Sebuah renungan yang akan membuat kita tertunduk. Seharusnya kita sadar, hidup kita yang sulit ini masih ada yang lebih sulit.
Itu mungkin yang bisa diangkat dari puisi ke empat ini. Bisa menjadi sebuah motivasi berbuat baik, disisi lain juga bisa menjadi sebuah kritik keras atas apa yang terjadi.
Dari keempat karya yang sudah ada di atas, kira-kira mana yang paling menarik untuk anda semua? Nomor satu, nomor dua, tiga atau yang baru kita bahas di atas?
Tinggal dipilih saja. Yang pentingkan ada warna – warni permasalahan hidup yang bisa dikaji lebih jauh dari karya di atas. Apapun itu, untuk sekedar teman santai kan cukup menarik bukan?
Wah kalau yang ini sangat dalam nih. Membahas mengenai jiwa, apalagi yang kesepian. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kejadian atau keadaan tersebut. Pernah merasakan hal seperti itu?
Sepi karena tidak ada satu pun yang bisa membuat ramai. Sepi karena kehilangan makna dari apa-apa yang telah dimiliki, atau mungkin yang sedang diusahakan.
Setiap sisi kehidupan, kecil maupun besar memang harus memiliki makna yang berarti dalam diri kita. Hal itu dapat mengurangi resiko kekosongan hati dan pikiran.
Jangan sampai jiwa kita sunyi, jangan sampai sepi menghadang dalam hidup kita yang tak abadi ini. Mari petik hikmah dari pesan yang ingin disampaikan penulis dalam karya berjudul “jiwa yang kesepian” di atas.
Hidup adalah pembelajaran. Tak berlebihan jika kita mengatakan demikian. Hidup ini hanya persinggahan, itulah sebabnya kita harus berburu makna dan arti.
Jangan sampai apa yang kita lewati, kita kerjakan tidak ada artinya sama sekali. Begitulah, kita bisa mengisi kehidupan ini dengan sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Bagaimana kita dapat menjalankan hidup ini dengan baik? Caranya ya dengan belajar, belajar sepanjang waktu. Belajar disini dalam arti luas, bukan hanya menghadap buku saja.
Dalam kehidupan kita bisa belajar apapun, dimanapun dan dengan siapapun. Bahkan saat kita berada di jalanan mungkin.
Pada puisi berikut ini kita dituntut untuk menggali hikmah dan pelajaran dari seseorang. Seseorang tersebut adalah guru kehidupan, seorang pria tua yang telah banyak makan peng.alaman. ,
Minyak dicampur air, tidak akan menyatu. Dalam hidup sering terjadi hal yang mirip dengan fenomena tersebut. Tak usah jauh-jauh, kadang dalam satu keluarga pun bisa demikian.
Tersisihkan, bisa dalam bentuk apa saja. Bisa dalam hal apa saja. Namun yang pasti biasanya hal semacam itu bukanlah kehendak sendiri.
Tersisihkan, bukan menyisihkan diri. Itu pasti beda. Di dalam kehidupan sosial hal semacam ini juga bisa terlihat.
Seperti misalnya ketika ada orang yang berada bukan diantara mereka yang memiliki latar belakang sama. Kadang juga bisa menimbulkan masalah yang cukup pelik, benar tidak?
Karya terakhir ini memberikan gambaran hal yang agak sedih. Kalau tidak salah karya ini mengangkat perbedaan status sosial dalam masyarakat.
Seperti apa, silahkan rekan semua simak langsung melalui judul di atas. Kami berharap karya ini juga bisa bermanfaat seperti lainnya.
Demikianlah sedikit contoh yang bisa disampaikan untuk puisi sosial kali ini. Mudah-mudahan bisa menjadi tambahan bahan bacaan untuk rekan semua. Itu saja, salam hangat dari kami.