Contohcerita.com - Cerpen singkat tentang kehidupan berikut ini mungkin bisa dijadikan bahan renungan bagi kita semua. Cerita berikut mengambil tema tentang kehidupan dengan segala problematika yang dihadapi. Ceritanya menyentuh hati dan membuat kita merenung. Silahkan dinikmati bersama.
Sepertinya dunia yang fana tak lagi menjadi sebuah tempat yang permai bagi pikiran - pikiran dan hati yang bersih tanpa noda.
Terjebak dalam fananya hidup aku melangkah menjalaninya dengan bekal pustaka di tanganku. Ingin kubakar saja kegelisahan dalam pustaka ini.
Namun tak berarti bila aku tak melakukan apa yang diceritakan oleh pustaka. Dia berseru seharusnya engkau begini wahai pembaca, seharusnya engkau begitu wahai pembaca.
Terus berdalih lembar demi lembar aku menyusuri keheningan dengan pikiran yang terus menuju nirwana keakuratan pikiran.
Tak melulu aku terus ku tentang namun terus kutemukan jawaban di tubuh pustaka. Sepertinya yang kurasa aku akan tumbang dan mata ini akan menangis lelah.
Benar saja, pukul 12 detik demi detik terus menemaniku. Hening rasa dengan pustaka yang telah ku telungkupkan di dada.
Terbawa alam sadar aku bermimpi tentang gambaran kehidupan yang pustaka ceritakan. Oh, indah tak seperti ide nyata kehidupanku yang nyata.
Sebuah kehidupan permai yang terlihat jelas dalam mimpi. Terlihat jelas perbandingan alam bawah sadarku, pustaka dan kehidupanku.
Nyatanya aku terbangun ketika ibu menyiramkan air ke mukaku. Pustaka menangis tak terbaca karena air kebangsatan.
Barulah setengah pustaka itu ku baca, namun rasa kesal itu tak dapat ku bendung lagi, ibu mengapa kau begitu buruk merusak khayalanku.
Sampai hari terbangun aku masih menghayalkan kehidupan itu, namun ibu tak peduli menyuruhku bangun dan pergi bekerja.
Sudahlah ibu jangan menggangguku, jangan ibu biarkan hati selalu datang menemui penggalan cerita ini.
Sambil baju dan pustakaku basah aku mencoba terus membaca, biarpun ibu seperti itu aku akan melawan dengan pustakaku. (Gunarto)