Cerita Pengalaman Tangkap Ikan Pakai Bambu Runcing

Cerita Pengalaman Tangkap Ikan Pakai Bambu Runcing – nge-bolang lagi nih ceritanya. Kali ini kita lanjutkan petualangan kemarin yaitu cari ikan dengan cara tradisional yang sederhana. Pastinya menarik dong karena kali ini kita akan menangkap ikan hanya dengan berbekal bambu. Mau tahu bagaimana serunya?


Cerita petualangan kali ini dilakukan oleh seorang wanita cantik berambut panjang. Eh tapi jangan salah, bukan kunti atau sejenisnya ya. Ini benar wanita cantik. Mengenakan kaos berwarna kuning, ia berangkat ke lokasi sambil menenteng kapak kecil dan pisau.

Wah, kapak? Ngeri deh kalau membayangkan ada seorang wanita berjalan sambil membawa pisau dan kapak. Tapi tenang, jangan negatif dulu, alat tersebut nantinya akan digunakan dalam petualangan mencari ikan di sungai. Ikuti terus ya ceritanya.

Di suasana siang yang panas, seorang wanita cantik yang langsing berjalan mengenakan pakaian bawahan selutut yang bermotif bunga. Di tangannya digenggam sebuah kapak dan juga pisau dapur. 

Ia melangkah pasti di sekitaran hutan di pinggir sungai. Rencananya, sang wanita cantik ini akan mencari lauk yaitu menangkap ikan di sungai. Menangkap ikan di sungai, memang bisa ya? 

Eh, jangan salah ya. Jangan mentang-mentang wanita lalu dianggap lemah. Kalau hanya sekedar mencari ikan di sungai sih tidak usah diragukan lagi. Meski hanya berbekal dua benda tersebut, lihat nanti apa yang ia dapat.

Ia terus berjalan menyusuri lokasi tepi sungai. Sampailah ia di tepi sungai yang terdapat sebuah rumpun bambu yang cukup lebat. Wanita cantik ini pun berhenti.

Edan, cewek memang bisa motong bambu sendirian? Bisalah, tenang saja. Tanpa ragu, ia segera memilih sebuah batang bambu yang cukup lurus. Tidak besar, bambu yang dipilih cukup tua tetapi kecil dan lurus.

Dengan kapak yang sudah disiapkan, wanita tadi langsung beraksi. Ia menebaskan kapak beberapa kali. Tak butuh waktu lama, bambu pun terpotong. 

Tangannya yang lincah segera menarik bambu tersebut dari rumpun yang lebat. Setelah itu, ia segera memotong bagian bambu yang lurus dan membersihkannya. 

Yang juga tidak dilupakan, salah satu ujung bambu pun dibuat runcing. Ini yang penting, karena ia sedang menyiapkan sebuah tombak dari bambu tersebut. Apa, tombak, tidak salah?

Sama sekali tidak salah, ia memang akan mencari ikan dengan cara menombaknya menggunakan bambu tersebut. Ah, kalian yang laki-laki juga belum tentu bisa cari ikan dengan cara ini. Jadi tak perlu meragukan kemampuannya ya.

Apa yang ia lakukan setelah itu? Setelah membuat tombak bambu yang cukup runcing, ia segera turun ke sungai. Perburuan pun dimulai. Satu, dua, tiga, ia langsung mengamati sekeliling. Mencari penampakan ikan yang ada di sungai tersebut.

Dengan hati-hati, kakinya yang jenjang segera menapak ke air sungai. Tak lupa, ia juga menggunakan tongkat yang dipegangnya untuk mengukur kedalam air yang akan dilalui. 

Dengan sangat berhati-hati ia segera menuju ke sisi lain sungai. Sepertinya ia tidak mau kalau sampai terpeleset atau terjatuh. Secara, di sungai itu airnya cukup keruh dan banyak sekali batu. Jadi lebih baik berhati-hati.

Sampai di tepi yang lain, ia segera mencari ikan yang akan ditombak. Matanya mulai menyapu setiap sudut sungai. “pyak… pyuk… pyak…” kakinya beradu dengan air sungai. Ia terus mencari dan mencari di tepian sungai. 

Belum menemukan yang dicari, ia segera melangkahkan kakinya menyurui bebatuan. Dengan tekun, ia terus mengais setiap sudut bebatuan dangkal. Agak sedikit sulit rupanya mencari sasaran yang dicari.

Tapi, tak butuh waktu yang begitu lama, ia segera menemukan sasaran. Perlahan, dibidiknya ikan yang sedang berenang ditepi sungai. Kalau dilihat dari caranya memegang tombak sepertinya ia memang sudah mahir mencari ikan dengan cara tersebut.

“Plak…!”, dengan sigap ikan menghujamkan tombak dan mengangkatnya. Satu ekor ikan besar menggelepar, menancap di ujung bambu. Tombak dan ikan besar diujungnya kemudian diletakkannya di bebatuan.

Tak jauh dari situ, ia segera mencari sesuatu untuk mengikat ikan yang didapat. Ia pun berjongkok, membelakangi ikan dan mencabut sesuatu dari semak-semak. Ia memotong ranting semak dan menggunakannya untuk mengikat ikan buruannya.

Satu ikan telah ia dapat. Ukuran ikan yang didapat juga lumayan, cukup besar. Kalau jenis ikannya, sepertinya yang berhasil ia dapatkan adalah ikan gabus. Benar, seekor ikan gabus seukuran tangan anak usia 5 tahun. Mantap lah.

Setelah selesai dengan tangkapan pertama, ia segera kembali menyusuri batuan. Kini tangannya tidak kosong, satu memegang tombak dan lainnya membawa ikan. 

Kembali ia melihat satu bidikan. Dengan tangan kirinya yang memegang ikan yang sudah digantungkan dalam ranting semak, tangan kanannya dengan cepat menghujamkan tombak bambu yang dibawa.

“Tap…”, ah sayang, sasaran kedua meleset, lolos dan kabur menjauh. Sepertinya bidikan yang satu ini lebih jeli dari pada yang pertama. Ia kemudian mencoba lagi mencari ikan yang lolos tersebut. Satu hujaman tombak kembali meluncur, lagi-lagi meleset. Ikan pun menghilang entah kemana.

Belum puas rupanya, wanita berbaju kuning tersebut kembali melangkahkan kaki mencari sasaran berikutnya. Di tengah aliran air yang deras, tak jauh dari posisi yang sebelumnya, ia kembali melihat kelebatan ikan. 

Tanpa dikomando, tembak pun meluncur. Tapi sayang, bidikannya hanya menghantam batu sungai yang dangkal. Petualangannya belum berakhir, kakinya kembali menapaki batu kali sampai ke sebuah spot yang cukup dangkal.

Tak jauh, ia kembali menemukan kelebatan ikan. Tak mau kehilangan lagi buruannya, ia segera membidikkan tombak yang dipegang. “Tas…!”, bidikannya mengenai tubuh ikan tersebut. Ia segera mengangkat tombak bambu tersebut. Ah… sayang sekali, ikan terlepas, tertinggal di air.

Ia tak mau buruannya yang sudah terkena tombak itu lolos. “Prak… prak… prak…”, ia sedikit berlari mendekat dan langsung mencoba menangkap ikan yang sudah terluka tersebut. Ikan berusaha meloloskan diri. 

Ia terus berusaha, meraih dan menangkap ikan terluka tersebut. Ikan semakin keras berontak tapi ia tak kehilangan akal. Tak bisa menangkap ikan dalam air tersebut ia mengarahkan ikan tersebut agar lebih menepi.

Setelah beberapa detik berjuang, ikan pun menyerah, wanita berambut pirang tersebut segera mendapatkan ikan keduanya. Wow, perburuan yang benar-benar menegangkan. Akhirnya, wanita cantik ini berhasil mendapatkan dua ekor ikan gabus yang cukup besar. 

Benar-benar hebat. Sungguh petualangan yang mendebarkan. Puas dengan dua tangkapan besar, ia pun segera menyeberangi sungai dan kembali ke rumah dengan membawa keberhasilan. Hanya dengan sebuah bambu, lauk pun siap di masak dan dihidangkan.

Back To Top