Perjuangan Seorang Bapak, Jual Souvenir Pantai

Contohcerita.com - sudah pasti seorang bapak akan berjuang mati-matian untuk kehidupan keluarganya. Tidak heran tapi potret kehidupan seorang ayah yang bekerja keras seperti itu sering kali lewat dari pandangan dan perhatian kita.

Seorang Bapak Jual Souvenir Pantai
Perjuangan Seorang Bapak Untuk Keluarganya
dengan Berjualan Souvenir Pantai

Cerita berikut ini menggambarkan perjuangan seorang ayah atau bapak dalam bekerja. Ia menjual oleh-oleh atau souvenir pantai. Seperti apa perjuangan ayah tersebut, mari kita nikmati bersama kisah selengkapnya di bawah ini.

Pagi itu hari sangat gelap, musim kabut menyelimuti pulau Bali. Sepertinya hari akan hujan namun seperti akan panas.

Cuaca hari itu sangat membingungkan, saat aku beranjak dari hotel tempat aku menginap untuk mencari foto foto terbagus di pulau ini.

Setelah mandi dan membersihkan kamar ku aku beranjak keluar dari kamar hotel untuk menuju perkampungan kumuh sekitar lima ratus meter dari hotel.

Perlu kalian catat aku adalah seorang blogger cantik yang sudah punya penghasilan milyaran perbulan. Begitulah aku kata orang agak sombong.

Tak seperti teman yang lain yang bekerja diluar rumah aku lebih suka bekerja didalam kamarku dengan membuat artikel artikel yang bermanfaat untuk orang lain.

Tak banyak yang tau bahwa kau sudah memiliki penghasilan yang sangat besar. Cukup untuk membiayai hidupku selama beberapa keturunan.

Tapi sudahlah lupakan kepameran ini. Karena pada dasarnya harta itu adalah titipan tuhan yang harus dimanfaatkan untuk orang lain.

Kembali ke topik awal. Setelah aku keluar dari hotel sambil berjalan aku melihat kanan kiri setiap jengkal perjalananku ke pantai. Pantai tak jauh dari hotel. Dari kejauhan kamarku aku melihat gulungan ombak pantai Sanur Bali.

Untuk menuju kesana dibutuhkan perjalanan kaki yang cukup jauh sekitar satu kilo meter. Aku melangkah 300 meter baru mendapatkan 6 foto yang bagus.

Namun ketika aku menginjak jarak 700 meter kulihat ada tek yang bagus untuk ku foto. Kulihat seorang ayah menenteng sebuah gerobak souvenir.

Langsung ku foto dan ku hampiri dia, lalu ku tanya bapak sudah berjuang berapa tahun disini. Ia menjawab dia sudah 20 tahun berjualan souvenir.

Tanpa ku tanya lagi bapak itu bercerita bahwa ia berjuang berjualan souvenir untuk anak dan istrinya dirumah. Aku merasa bapak itu sengaja menciptakan rasa iba untuk dapat souvenirnya dibeli oleh pada wisatawan. (Gunarto)

Tag : Bisnis, Cerpen, Usaha
Back To Top