Setia Merawat Nenek, Bocah Ini Rela Makan Nasi dan Garam untuk Menyambung Hidup

Kemiskinan telah membuat sebagian rakyat Indonesia hidup dalam kondisi yang memprihatinkan dan menyesakkan dada. Kondisi ini terus diperparah dengan kebijakan ekonomi pemerintah yang tidak pro rakyat. Akibatnya warga masyarakatnya terimbas oleh kondisi dari Negara ini.


Kemiskinan telah mempersulit warga Negara mengakses pendidikan dan penghidupan yang layak. Bahkan terkadang kemiskinan didesa lebih mengerikan seperti kelaparan.

Kita tentu prihatin melihat kondisi bangsa yang carut marut seperti ini. Pemerintah pun tidak bisa disalahkan secara penuh karna memang permasalahan semuanya tidak harus dibebankan kepada pemerintah.

Seperti kemiskinan yang dialami oleh seorang anak di kabupaten jember yang harus merawat neneknya yang buta.

Kemiskinan telah mempersulit mereka akibat kurangnya makanan yang dapat diperoleh setiap hari.

Holil dan nenek tinggal disebuah gubuk reot yang berada di desa kertosarirt 05 rw 07 kecamatan pakusari kabu[aten jember.

Kisah kepiluan seorang nenek dan cucunya ini terungkap setelah netizen mengunggah video aktifitas Holil dan neneknya ke dalam media sosial.

Holil dalam video itu mengatakan bahwa dirinya telah putus sekolah ketika dirinya berada di kelas 4 SD. Secara otomatis dirinya menjadi tulang punggung keluarga itu.

Untuk sekedar bertahan hidup holil bekerja mencari kayu dan terkadang menjualnya. Dan ketika musim panen tiba dirinya mengais sisa sisa panen padi untuk dijadikan beras.

Sesekali anak nenek itu membagikan dan memberi makanan. Namun Holil dan nenek sudah terbiasa makan dengan berbekal garam dan nasi.

Nenek Holil bernama nenek Marsiah. Nenek yang sudah tua renta dan buta. Akibat kebutaanya inilah Holil mampu berjuang hidup dan merawat dengan setia neneknya itu.

Melihat kondisi keluarga nenek dan Holil ini kita tentu patut bersyukur karna kita masih diberikan nikmat yang lebih oleh tuhan.

Kita masih cukup makan walau terkadang ada saja kekurnganya. Kita masih dapat menempuh pendidikan walau terkadang sulit memperoleh biaya pendidikan. Namun setidaknya kita dapat memetik hikmah dari kejadian itu dan menambah rasa syukur kita kepada allah. (Guanarto)

Back To Top