Eh, benar deh jangan enggak
percaya ya. Kalian pernah punya sahabat cantik, pintar dan kekinian, tapi jago
ngupil? Itu lho, kebiasaan memasukkan salah satu jari ke lubang hitung untuk
membuang kotoran yang tidak ada.
Maaf ya, bukan bermaksud jorok
loh, tapi ini cerita memang seru banget kok. Ya bagaimana enggak, seorang cewek
yang mendekati sempurna ternyata mempunyai kebiasaan yang cukup menjijikkan.
Ceritanya begini, aku punya nih
teman yang cukup unik dan menarik. Namanya, eh entar, nama asli atau panggilan
aja ya? Sebut saja namanya Tika deh, biar enggak ketahuan aslinya.
Tahu enggak, teman atau yang
lebih tepatnya sahabatku ini cukup unik loh. Bagaimana tidak, dia itu kalau
dilihat dari body, sempurna. Kalau dinilai dari kemampuan juga bisa dikatakan
sangat di atas rata-rata.
Badannya tinggi, semampai.
Rambutnya panjang, hitam dan lebat. Kulitnya putih, langsung pula. Kurang
sempurna apa menurut kalian?
Masih ada lagi, temanku ini
otaknya encer. Meski jarang jadi juara pertama, karena dia suka bolos juga sih,
tapi di kelas ia salah satu yang paling dipandang. Nilai ulangan dia tidak
pernah jelek, bahkan saat tidak belajar sekalipun.
Semua guru juga mengakui bahwa
Tika ini anak yang cerdas. Hampir seluruh cowok di sekolah kami suka sama dia.
Kecuali yang sudah terlanjur pernah dimaki-maki sama dia.
Iya benar, meski sopan tapi Tika
tidak pernah mau di goda sama cowok, meski berdanda sekalipun. Pernah ada satu
teman sekelas yang kena semprot sampai mau nangis karena enggak tahan
mendengarkan dia ngomel ampe seminggu. Pernah itu.
Aku jamin deh. Kalau kalian
cowok-cowok bertemu sama dia pasti akan langsung jatuh cinta. Tapi tiga hari
kenal sama dia pasti juga sudah langsung illfeel alias hilang rasa.
Ya bagaimana enggak. Tika sebagai
cewek itu punya satu kebiasaan yang sangat buruk. Apa coba, ngupil! Tidak
percaya kan? Eh, jangan salah, yang ini parah deh, bukan sekedar kebiasaan
untuk kebersihan tapi seperti sudah kecantuan gitu.
Apalagi kalau di kelas. Kalau ada
guru yang sedang menerangkan pelajaran ia pasti aja sibuk menggali sumur.
Sebel enggak sih punya sahabat
seperti itu, sahabat sebangku loh! “Jijik tau’!”, aku sering protes dengan
kebiasaan Tika itu.
Tahu enggak apa yang ia jawab
kalau aku protes. “Enak tau’…!”, dongkol enggak di jawab seperti itu. Kadang
tuh aku suka mengamati ekspresi wajahnya yang lagi ngupil itu. Eh tahu tidak
ekspresinya seperti apa?
Bayangkan kalau ada orang kehausan terus dikasih minum es, raut mukanya seperti itu! Menikmati banget! Jijai deh pokoknya teman aku yang satu itu. Aku sampai sering marah sama dia. Tapi ya bagaimana lagi, sudah kebutuhan mungkin.
Bayangkan kalau ada orang kehausan terus dikasih minum es, raut mukanya seperti itu! Menikmati banget! Jijai deh pokoknya teman aku yang satu itu. Aku sampai sering marah sama dia. Tapi ya bagaimana lagi, sudah kebutuhan mungkin.