Hikmah Pesan Moral Cerita Rakyat Malin Kundang

Hikmah dan Pesan Moral Cerita Rakyat Malin Kundang – Ibu adalah orang yang melahiran kita dengan susah payah dan bahkan derita orang melahirkan adalah dua kalilipat dari pada orang berperang. 

Karena orang yang melahirkan tentulah terpikirkan bagaimana nasibnya nanti, bagaiman nasib bayinya nanti, dan bagaimana nasib perkembangan anaknya nanti ketika sudah besar.

Untuk itulah melahirkan yang dilakukan oleh ibu-ibu kita adalah perjuangan yang maha sulit. Di dalam cerita malin kundang ini kita akan mengetahui bagaimana seorang anak harus menghormati ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya. 

Di dalam cerita ini juga akan diperlihatkan akibat dari pada tidak berbakti dan durhaka kepada orang tua. 

Surga di telapak kaki ibu, bila memang kau menginginkan surga maka berbaktilah dan tidak durhaka kepada ibu. 

Cerita ini berjudul ”Hikayat Malin Kundang”, cerita yang begitu melegenda bagi masyarakat Indonesia terlebih masyarakat Sumatra. 

Namun ceritanya cukuplah menarik untuk menjadi pembelajaran bagi anak-anak bangsa, sehingga anak-anak bangsa tersebut bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak bangsa yang mau berbakti kepada orang tua. 

Cerita ini adalah cerita yang menceritakan seorang pemuda yang dengan motivasi ingin membahagiakan ibunya dan ingin meringankan beban hidup ibunya pergi merantau. 

Sesampainya Malin di tempat perantauan dia bekerja hingga akhirnya menjadi kaya, dan bahkan mempunyai banyak karyawan dan kapal perdagangan sendiri. Selain itu malin juga menikah dengan gadis di wilayah tersebut.

Hingga ibu malin datang ke tempat perantau malin guna menemui malin yang sudah sekian lama tidak bertemu. Sesampainya ibu Malin bertemu Malin kundang, Malin tidak mengakui ibunya sendiri, karena malu dengan istri dan anak buahnya. 

Dari situ ibu Malin memberikan ucapan yang kasar dan setelah terjadi pelayaran cuaca buruk menghantam kapalnya dan terdamparlah Malin ke tepian dan menjadi batu.

Lalu apa hikmah dan pesan moral yang dapat dipelajari dari cerita tersebut? Ya, pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah tentang pentingnya berbakti dengan orang tua, jangan sekali-kali melupakan ibu, karena biar bagaimanapun ibu adalah yang melahirkan kita. 

Alangkah nistanya kita bila tidak mengakui ibu sebagai ibu kita sendiri hanya gara-gara malu dengan orang lain yang hadir ketika kita sudah sukses. 

Bahkan di banyak agama tertulis dalam kitabnya bahwa kedudukan ibu adalah tinggi, anak laki-laki wajib berbakti kepada ibu. 

Di sisi lain, anak perempuan wajib berbakti kepada orang tua dan suaminya. Untuk itu marilah bertindak menuju kebaikan sesuai dengan agama yang kita anut agar kita mendapat berkah dunia akherat dari tuhan. 

Karena ketahuilah bahwa restu yang diberikan ibu kepada kita adalah restu yang juga diberikan tuhan kepada kita. 

Bila ibu tidak pernah merestui kita mencium bau surga, masuk ke dalam surga yang sungainya mengalir, masuk ke dalam surga yang apapun di dalamnya tersedia, maka tuhanpun tidak akan pernah merestui kita untuk mendapatkannya. 
Cerita ini adalah cerita yang sangat menarik, dan mendidik, karena menghubungkan sebuah kejadian dengan pentingnya berbakti kepada ibu sebagai orang yang telah melahirkan kita. 

Belum lagi pesan moral yang dihadirkan pada cerita ini yang mengajarkan kepada kita tentang pentingnya berbakti kepada orang tua, adalah suatu muatan positif yang terkandung di dalam cerita ini.

Bila anda masih tertarik dengan cerita lain yang memberikan pesan moral yang mendidik seperti layaknya cerita di atas. 

Maka anda bisa membuka konten lain yang tersedia di situs ini, ada banyak konten yang tersedia di dalam situs ini. Semua konten yang bermuatan positif di dalam situs ini adalah direkomendasikan untuk para pembaca sekalian.

Back To Top