Cerita Pengalaman Singkat tentang Motor - Malam itu, aku sedang duduk bersama kedua temanku. Seperti
biasa kami nongkrong di sebuah warung kopi dekat rumah kami. Sebenarnya tidak
banyak yang kami perbincangkan. Tidak banyak juga manfaat yang kami dapatkan dari tempat
tongkrongan ini.
Hanya saja, kami merasa nyaman dan betah untuk nongkrong
disini. Saat sedang asik nongkrong, tiba-tiba Rendi bicara soal
motor Scorpionya.
“Cieee motor baru..” Ucap Rangga pada Rendi yang baru saja
datang.
“Hehe iya dong.”
“Kok lo belinya motor manual si, sekarang kan jamannya
matik.” Ucap Riko pada Rendi.
“Ya gue emang sukanya motor yang beginian. Ada tenaganya.”
“Ah, tapi ngga seru. Enakan pake motor matic kaya punya gue. Bisa santai.”
Aku hanya bisa terdiam mendengar obrolan mereka. Karena
memang aku sudah tidak punya motor. Aku baru saja menjual motorku beberapa
bulan yang lalu. Dan kini aku sedang bersiap-siap untuk membeli motor baru.
Kebetulan sekali sedang ada perdebatan sengit ditempat
tongkronganku. Motor matic? Atau motor manual? Ah benar juga, motor matic
sekarang sedang booming didaerahku.
Hampir setiap rumah pasti memiliki motor matic. Karena
selain mudah dibawa, motor matic juga terkenal irit. Dengan bantuan adanya
injeksi, motor matic bisa berjalan sejauh tiga puluh kilo meter hanya dengan
satu liter bensin.
Tapi, tetap saja motor matic akan sulit jika harus digunakan
dijalanan yang naik turun. Motor matic terkesan lembek dan tidak sekuat motor
manual. Saat di jalan menanjaka motor matic akan kesulitan. Terlebih ditanjakan
yang tinggi.
Mendengar perdebatan teman-temanku ini membuatku menjadi
sedikit risih. Akhirnya aku segera memutuskan untuk pulang dan berkonsultasi
dengan orang tuaku. Aku harus segera membeli motor agar aku bisa bepergian.
Karena kalau begini, aku benar-benar merasa sulit sekarang.
Beruntung, saat aku sudah sampai dirumah kulihat ayahku
sedang bersantai bersama ibu.
“Pah, kapan mau beli motor lagi?” tanya ku yang kini sudah
duduk bersamanya. Ayahku tampak memandangi ku dengan tatapan aneh.
“Ya terserah kamu lah. Kamu maunya kapan?” ucapnya sambil
menoleh kearahku. Lalu dia kembali sibuk dengan bukunya.
“Besok ya pa?” Ayahku hanya mengangguk-anggukan kepalanya
tanpa sedikit pun berucap.
“Kamu pengennya motor apa si ndre?” tanya ibuku.
“Matic ma.”
“Kok matic si?”
“Ya soalnya sekarang lagi trend ma.”
“Oalah, yaudah besok kamu sama papa pergi beli motor matic
ya?” ucap Ayahku.
Benar saja, keesokan harinya aku dan ayahku segera pergi ke
dealer motor. Dengan uang hasil penjualan motorku sebelumnya dan juga ditambah
sedikit uang dari ayahku, aku bersiap membeli motor baru.
Sesuai ucapan ku semalam, aku pun membeli motor matic.
Dengan riang gembira aku langsung membawa motor ku ini pulang. Perasaanku
benar-benar bahagia sekarang, karena aku bisa memiliki apa yang sedang menjadi
trendi di kalangan teman-temanku.
---oOo---