Cerpen
tentang kehidupan seseorang berikut ini juga merupakan
cerpen tema politik. Seperti bisa dilihat dari judul, cerpen ini mengisahkan
kehidupan pemimpin yang akan mencalonkan diri lagi di pemilihan berikutnya.
Dalam
hal ini pemimpin ini adalah kepala desa yaitu calon petahana yang ingin
mencalonkan diri untuk periode berikutnya. Menarik atau tidak cerita ini anda
bisa membacanya nanti. Seperti kita ketahui, panggung
politik merupakan salah satu hal yang cukup banyak menyita perhatian,
apalagi jika berbicara tentang pemilihan. Banyak trik dan intrik, bahkan untuk sekelas pemilihan kepala desa sekalipun. Proses pemilihan ini juga sama tujuannya yaitu untuk mencari pemimpin yang baik dan bisa memimpin dengan baik.
apalagi jika berbicara tentang pemilihan. Banyak trik dan intrik, bahkan untuk sekelas pemilihan kepala desa sekalipun. Proses pemilihan ini juga sama tujuannya yaitu untuk mencari pemimpin yang baik dan bisa memimpin dengan baik.
Alur ceritanya mungkin tidak
begitu penuh konflik karena mengangkat sisi lain dari panggung pemilihan. Bahasa
yang digunakan dalam karya ini sepertinya juga cukup sederhana dan me-rakyat
sehingga mudah sekali dipahami atau dimengerti. Masalahnya, apakah ceritanya
menarik dan bisa menghibur?
Kalau masalah menarik atau
tidak, bagus atau buruk tentu semua itu tergantung pada pembaca masing-masing.
Pembaca bisa bebas memberikan penilaian sesuai dengan kapasitas masing-masing. Maka
dari itu, silahkan baca saja dulu cerpen berikut. Nanti setelah itu anda bisa
menyimpulkan sendiri bagaimana karya tersebut, silahkan dibaca.
Calon Petahana (Incumbent)!
Darsono atau orang biasa
memanggilku pak Sono. Aku adalah kepala desa di desaku yaitu desa Melati. Sudah
satu priode ini aku terpilih menjadi kepala desa. Aku senang menjadi kepala
desa, bukan hanya karena materi tapi karena aku juga ingin memajukan desaku
yang kucintai ini.
Kini masa jabatanku sudah
hampir habis, dan calon-calon nama-nama baru juga sudah berdatangan. Mereka
sibuk mengkampanyekan diri mereka sendiri agar bisa terpilih menjadi kepala
desa. Disisi lain ada media yang sedang sibuk mencari berita untuk dimuat
dimedianya.
Inilah yang terkadang membuatku
dan para calon-calon yang lain terkait dengan wartawan yang selalu datang
setiap harinya.
Pada suatu ketika aku dan
istriku hendak mendatangi pesta perkawinan anak sahabat saya. Tetapi baru
keluar pintu rumah sudah ada saja wartawan yang meminta wawancara, aku pun
menanggapinya.
Wartawan,”Masa jabatan bapak
sudah mulai habis, apakah bapak akan menjabat sebagai kepala desa lagi ?”.
Aku,”Iya saya maju lagi, tapikan
belum tentu saya terpilih sebagai kepala desa lagi. Kalau saya lihat lawan saya
juga bagus-bagus, ya saya Cuma berharap bisa menang dalam pemilu nanti”.
Wartawan,”Apa persiapan yang
sudah bapak lakukan untuk pemilu nanti ?”.
Aku,”Persiapan si cuma jaga
kesehatan, serta banyak berdoa saja”.
Wartawan,”Siapa orang yang akan
dipilih untuk menjadi wakil bapak nanti ?”.
Aku,”Aku masih sama pak
Darminto, lagian saya sudah klop banged sama dia, sudah dulu ya, sama sudah
ditunggu mau kondangan”.
Aku pun pergi dengan anak dan
istriku menggunakan mobil pribadiku. Ditengah jalan istriku bertanya,”Wartawan
itu ganggu aja si yah, enggak tahu mau kondangan udah ditunggu apa”.
Aku,”Ya biasalah nda, namanya
juga mau pemilu, bukan hanya calonnya saja yang sibuk, tapi wartawan juga sibuk
cari berita”.
Istriku,”Iya sih, tapi mengganggu
banget yah”.
Aku,”Emang iya sih, tapi ya
sudah lah enggak usah dipikirin”.
Tak lama kemudian aku dan
istriku sampai di tempat pesta tersebut. Acara begitu meriah dan, hiburannya
juga menarik.
Kami pun di sambut oleh tuan rumah dengan hangatnya, dan selanjutnya dipersilahkan menikmati jamuan yang sudah disediakan. Setealah makanan habis, kami pun memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore.
Kami pun di sambut oleh tuan rumah dengan hangatnya, dan selanjutnya dipersilahkan menikmati jamuan yang sudah disediakan. Setealah makanan habis, kami pun memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore.
Sesampainya aku di rumah,
ternyata wartawan tersebut masih ada dan belum juga pulang. Aku pun memilih
untuk menghindarinya karena aku sudah lelah. Sementara itu ketika malam tiba
aku menengok keara luar dan wartawan tersebut pun sudah pergi.
Di pagi harinya aku pun bangun
dengan badan terasa segar. Setelah itu kulanjutkan mandi dan sarapan sebelum
akhirnya melakukan rutinitasku sebagai kepala desa. Aku pun berangkat karena
haripun suah siang, namun apa dikata, wartawan datang lagi. Aku pun berusaha
menghindarinya karena hari sudah sangat siang. Aku tidak mau telat sampai
ketempat kerja.
---
oOo ---
Jangan pergi dulu, kok buru-buru. Tenang, selain cerpen ini
masih ada yang lain kok. Ya kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya kalau karya
ini kurang begitu berkenan di hati anda semua. Sebagai permohonan maaf telah
kami siapkan juga beberapa judul pilihan dibagian akhir tulisan ini. Silahkan
anda pilih sendiri sesuai judulnya mana yang bagus.
Kalau ingin yang lebih banyak anda bisa mencari menggunakan penelusuran situs. Situs ini memang khusus berisi cerita pendek yang menarik dan baru, maka dari itu anda bisa mencari sesuai keinginan. Ada banyak sekali cerita yang bisa anda pilih, semua dibagikan khusus untuk pengunjung setia situs ini.
Kalau ingin yang lebih banyak anda bisa mencari menggunakan penelusuran situs. Situs ini memang khusus berisi cerita pendek yang menarik dan baru, maka dari itu anda bisa mencari sesuai keinginan. Ada banyak sekali cerita yang bisa anda pilih, semua dibagikan khusus untuk pengunjung setia situs ini.