Cerpen Renungan Keluarga tentang Handphone - Malam ini aku benar-benar susah tidur. Sudah hampir dua jam
aku berbaring diatas kasurku, tapi mata ku tak kunjung terpejam. Pikiranku
benar-benar kacau sekarang. Anakku baru saja masuk ke bangku SMP.
Tapi dia sudah memiliki banyak sekali permintaan. Mulai dari tas baru, sepatu baru, sampai yang paling parah adalah minta Hp Android yang bagus.
Bukannya tidak mampu membelikannya, hanya saja aku masih
belum terlalu yakin pada anakku sendiri. Dia baru saja mau menginjakan kaki ke
dunia remaja yang masih abu-abu.
Bisa saja dia terjerumus kedalam hal-hal yang negative. Atau
mungkin saja dia akan kecanduan bermain Hp Android. Tapi disisi lain, aku akan
dicap sebagai orang pelit oleh anakku. Selain itu, istriku juga sudah
menyuruhku untuk membelikannya. Alasannya sederhana. Karena anak-anak tetangga
yang lain juga sudah punya HP android.
Ah, aku benar-benar pusing. Istriku memiliki gengsi yang tinggi.
Dia selalu bercerita dan selalu membangga-banggakan anak kami. Sekali saja dia
tidak bercerita tentang anak kami pada tetangganya, dia pasti langsung lesuh.
Seperti kehilangan gairah untuk hidup. Dia juga selalu
merasa iri kalau anak tetangga ada yang mendapatkan prestasi atau membeli
barang baru. Ini menjadi masalah yang sulit untukku.
Memang si anak-anak tetanggaku sekarang semua sudah
dibelikan Hp Android bagus oleh orang tuanya. Tapi kebanyakan dari mereka yang
dibelikan HP Android itu sekarang menjadi anak yang tidak jelas. Mereka jadi
seperti anti-sosial.
Mereka selalu asik dengan HP-nya dan cenderung tidak
memperhatikan lingkungan. Dan tentu aku tidak ingin hal itu terjadi pada
anakku.
Aku juga tidak ingin nilai ulangan anakku merosot hanya
gara-gara aku membelikannya Android. Aku khawatir dia akan terlena pada dunia
maya yang memabukkan. Ah, ini benar-benar sulit.
***
Pagi ini aku bangun kesiangan. Mungkin ini efek dari tidur
terlalu larut semalam. Saat aku beranjak dari tempat tidurku dan bersiap untuk
sarapan bersama keluargaku, kulihat anak dan istriku nampak begitu cemberut.
Aku tau, ini semua juga gara-gara aku. Mereka pasti berpikir
bahwa aku benar-benar orang yang pelit. Padahal aku sudah membelikan istriku HP
Android yang bagus. Aku juga sudah membelikan anakku sepatu dan tas baru. Tapi
mereka tetap saja berpikiran aku adalah orang yang pelit.
“Ma. Dinda berangkat sekolah dulu. Assalamu’alaikum.” Anakku
mencium tangan istriku saat dia sudah selesai makan. Lalu dia beranjak dari
tempatnya dan segera mengambil sepeda.
“Hee.. Ngga salaman dulu sama papa?” Anakku hanya menatap
sinis kearahku. Aku tau dia pasti masih marah padaku.
“Engga. Papa pelit. Papa jahat. Week.” Ucapnya sembari
menjulurkan lidah. Lalu dia berlalu dengan menggunakan sepedahnya.
“Aduuuh. Kok jadi gitu si Dinda ya ma.” Ujarku pada istriku.
“Ya makannya kamu jangan pelit sama anak dong pa.” Istriku
menatap sinis kearahku. Mirip seperti tatapan Dinda sebelumnya.
“Naah. Kok kamu jadi belain Dinda si ma?”
“Tau ah.. Papa jahat!” Lalu istriku beranjak meninggalkanku.
Menyebalkan. Aku dimusuhi oleh keluargaku sendiri. Hanya
gara-gara hp Android. Sepertinya aku harus menemukan ide agar mereka tidak
memusuhiku.
Saat aku bekerja di kantor, aku mencoba bertanya pada
teman-temanku tentang anak mereka. Apakah anak mereka juga mengalami masalah
yang sama. Atau apakah anak mereka sudah punya HP Android masing-masing.
Aku bertanya kepada setiap temanku. Namun jawaban mereka
selalu sama. Jawabannya adalah sudah. Dan alasannya hanya karena anaknya
memintanya. Benar-benar aneh jika aku ingat cara mereka mendidik anak.
Aku cukup kewalahan kala itu. Aku memang masih belum
kutemukan orang yang sepaham denganku dalam mendidik anak. Sampai akhirnya aku
menemukan orang yang benar-benar pas untuk kuajak sharing.
Dia adalah atasanku. Dan layaknya atasan yang cerdas, dia
selalu punya solusi untuk masalah yang sedang dihadapi oleh bawahannya. Dia
berkata kalau ada saatnya HP Android itu perlu untuk anak.
Dan ada juga saatnya HP Android itu harus disingkirkan dari
tangan anak. Orang tua memiliki peranan penting dalam hal ini. karena orang tua
harus benar-benar pandai memperhatikan anaknya.
Dari sekian banyak obrolan kami hari ini, akhirnya aku
mendapatkan solusi. Aku memutuskan untuk membuat HP Android sebagai penunjang
perkembangan anakku. Aku akan menjadikannya untuk memotivasi anakku agar giat
belajar.
Karena dengan aku berjanji akan membelikan HP Android jika
dia mendapat juara pertama, tentu dia akan belajar lebih keras. Dan aku akan
segera berhenti dimusuhi oleh keluargaku sendiri.
---oOo---