Ada juga nih, salah satu bahan untuk cerita cerpen yang bisa dikarang. Kali ini kita bisa coba mengangkat tema pelajar atau pendidikan. Yaitu, temanya berkaitan dengan sekolah menengah kejuruan (SMK). Tepatnya berkaitan dengan jurusan teknik komputer jaringan.
Ya, yang namanya cerpen kan bisa saja terinspirasi dari berbagai hal. Bisa berkaitan dengan pengalaman sekolah, bisa juga berkaitan dengan masalah cita - cita dan pekerjaan. Pokoknya bebas saja. Yuk, dari pada sumpek, lebih baik kita baca cerpen ini.
Jurusan TKJ, Lulus Mau Kerja Apa?
Cerpen tentang Anak Sekolah SMK
Saat aku baru saja lulus SMP aku mengalami sebuah polemik yang menyulitkan. Tentu saja ini sulit. Aku ingin sekali masuk SMK jurusan TKJ, sedangkan ayahku inginnya masuk SMA.
Sebenarnya itu bukan keinginan ayahku. Itu adalah keinginan dari tetangga-tetanggaku yang pekerjaannya hanya mempengaruhi ayahku.
Suatu hari aku pernah mendengar ayahku di hasut oleh salah satu tetanggaku agar dia menyekolahkan aku di SMA saja.
“Sekolah kok di SMK, jurusan TKJ lagi, mau jadi apa? Mending Dani di SMA aja pak. Lebih terjamin masa depannya.” ucap tetanggaku.
Kurang lebih seperti itulah kalimat yang digunakan
tetangga-tetangga ku untuk menghasut ayahku. tentu saja ini menjengkelkan.
Sangat menjengkelkan. Aku sama sekali tidak ingin sekolah di SMA.
Karena jika aku sekolah di sana, ijazah yang kudapat hanya
akan bisa ku manfaatkan untuk masuk kuliah saja, tidak untuk bekerja. Sedangkan
aku inginnya begitu lulus langsung bisa kerja.
Aku sama sekali tidak ingin berlama-lama menghabiskan hidup
di kelas. Datang, duduk, mendengar guru berceloteh, lalu pulang tanpa membawa
apa-apa. Ah, aku sama sekali tidak ingin seperti itu.
Aku hanya ingin bisa langsung bekerja dan kemudian
meringankan beban ayahku. Aku sama sekali tidak terlalu suka dengan teori. Aku
jauh lebih suka praktek.
Aku selalu grogi saat aku sedang mengotak-atik komputer. Dan aku ingin segera bisa menghasilkan uang dari minat ku itu. kurasa, SMK jurusan TKJ adalah salah satu pilihan yang sangat tepat.
Aku selalu grogi saat aku sedang mengotak-atik komputer. Dan aku ingin segera bisa menghasilkan uang dari minat ku itu. kurasa, SMK jurusan TKJ adalah salah satu pilihan yang sangat tepat.
Sebenarnya alasan ku ingin sekolah di SMK jurusan TKJ bukan
hanya itu saja. Keinginanku ini bermula saat aku membaca salah satu buku milik kakakku. Buku itu ber judul
‘Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asia’.
Karena judul nya menarik akhirnya aku pun membaca buku itu. Dari situ aku mendapatkan banyak sekali informasi. Salah satunya adalah
kedatangan pasar bebas yang akan melanda negari ini.
Dan tentu saja salah satu hal yang sangat diperlukan untuk
menyambut kedatangan pasar bebas ini adalah skill (kemampuan).
Yang tidak punya kemampuan atau skil sudah tentu akan hilang dalam ketatnya persaingan pasar bebas. Untuk alasan itu lah aku ingin bersekolah di SMK jurusan TKJ. Aku ingin punya kemampuan yang hebat agar bisa bersaing dengan masyarakat yang lain.
Yang tidak punya kemampuan atau skil sudah tentu akan hilang dalam ketatnya persaingan pasar bebas. Untuk alasan itu lah aku ingin bersekolah di SMK jurusan TKJ. Aku ingin punya kemampuan yang hebat agar bisa bersaing dengan masyarakat yang lain.
Meski awalnya harus berdebat dan disertai mogok makan selama
dua hari dua malam, akhirnya aku di izinkan masuk ke SMK oleh ayahku.
Tentu saja aku senang karena akhirnya ayahku menuruti keinginan ku dan aku di izinkan untuk bersekolah di SMK dan mengambil jurusan TKJ.
Tentu saja aku senang karena akhirnya ayahku menuruti keinginan ku dan aku di izinkan untuk bersekolah di SMK dan mengambil jurusan TKJ.
Di awal-awal aku masuk SMK, ada banyak sekali cemoohan dan
sindiran dari orang-orang sekitar. Mereka bilang aku hanya akan menjadi anak
yang tidak berguna karena bersekolah di SMA.
Terlebih pekerjaan ayahku yang hanya seorang petani ikut
menjadi sasaran cemoohan warga sekitar. “anak petani kok sekolahnya di SMK, mau
jadi apa?” “Gimana mau ngangkat derajat keluarganya kalo sekolahnya aja di
SMK.”
“Kok anaknya pak Romli itu sekolahnya di SMK si ya, kayak
nggak mampu bayar biaya sekolah di SMA aja.”
Itu hanya lah segelintir dari sekian banyak cemoohan yang
diterima olehku dan juga keluargaku. Beruntung, aku dan ayahku adalah orang
yang kuat.
Selain itu kakak-kakkaku juga ikut menguatkan dan menyemangati kami. Jadi, sebesar apapun cobaan yang kami hadapi semua itu terasa ringan.
Selain itu kakak-kakkaku juga ikut menguatkan dan menyemangati kami. Jadi, sebesar apapun cobaan yang kami hadapi semua itu terasa ringan.
SMK memang masih di pandang sebelah mata oleh warga sekitar
rumahku. Hal ini tentu saja karena masih belum banyak orang sukses yang berasal
dari SMK.
Tapi, aku percaya dan aku berjanji pada diriku sendiri. Suatu saat nanti akan ku beli mulut mereka yang telah mencaci keluargaku dengan kesuksesan.
Tapi, aku percaya dan aku berjanji pada diriku sendiri. Suatu saat nanti akan ku beli mulut mereka yang telah mencaci keluargaku dengan kesuksesan.
Dan, inilah aku yang sekarang. Aku sudah memiliki jabatan
penting di salah satu perusahaan ternama di daerahku. Aku telah berhasil
menjadi pimpinan staff engineering di perusahaan ini.
Memang aku mendapatkan jabatan ini bukan dengan ijazah SMK
ku. Aku melanjutkan pendidikanku setelah sebelumnya bekerja di perusahaan ini.
Dan berkat gelar sarjana yang kuperoleh, aku akhirnya diangkat menjadi kepala
staff.
Bagaimanapun, sekolahku di SMK sama sekali tidak sia-sia.
Aku sangat bersyukur dan merasa beruntung karena telah bersekolah di SMK.
Di sana aku benar-benar bisa mendapatkan skill yang kuinginkan. Bukan hanya sekedar pengetahuan berupa teori dan semacamnya.
Di sana aku benar-benar bisa mendapatkan skill yang kuinginkan. Bukan hanya sekedar pengetahuan berupa teori dan semacamnya.
Tapi ini benar-benar skill yang berguna untuk persaingan.
Jadi, kalau ada yang bertanya “Anak petani kok sekolahnya di SMK, mau jadi
apa?” jawab saja “Mau jadi kepala staff engineering di perusahaan besar!”
---oOo---