Cerita Pengalaman tentang Edit Foto di Photoshop - menjadi keren di sekolahan merupakan salah satu cara yang
bisa di tempuh untuk bisa mendapatkan hati para gadis. Yaah, setidaknya ada
tiga cara di SMPku yang bisa kau tempuh jika kau ingin mendapatkan hati para
gadis.
Yang pertama kau harus ganteng. Jika kau terlahir dengan
wajah yang pas-pasan jangan berani-berani mendekati seorang gadis. Karena sudah
pasti mereka akan menolak dan mencelamu sebelum kau sadar diri.
Itulah tipe gadis-gadis di sekolah ini. Sok jual mahal dan
suka mencela. Benar-benar cocok untuk dijadikan seorang juri atau aktivis.
Kerjaannya hanya mengkritisi orang lain tanpa peduli bagaimana bentuk dirinya.
Sama persis dengan ibu-ibu yang sering nongkrong di warung sayuran dekat
rumahku.
Cara kedua yang bisa kau tempuh untuk mendapatkan hati para
gadis adalah berilmu. Yaah, sepertinya ini adalah cara yang pantas di tempuh
bagi para pria yang memiliki wajah kurang tampan.
Setidaknya jika lebih dari tiga puluh persen siswa SMP
disini mempuh jalan ini untuk bisa mendapatkan hati para gadis, maka SMPku ini
akan segera melambung namanya karena memiliki siswa yang giat belajar dan
tentunya pintar.
Namun cara ini kurang disukai dikalangan para remaja pria.
Bagi mereka belajar adalah salah satu dari sekian banyak hal yang membosankan
di dunia ini. Bagi mereka belajar dan membaca buku bukanlah menambah ilmu, tapi
justru menyedot ilmu mereka ke dalam lembaran-lembaran kertas bertuliskan rumus
dan teori itu.
Benar-benar paradigma yang sesat. Ingin sekali rasanya aku
berorasi di depan mereka menyerukan betapa pentingnya belajar dalam kehidupan.
Betapa berharganya buku bagi kelangsungan hidup manusia.
Tapi sayangnya, bocah kecil sepertiku tidak akan mungkin
bisa melakukan orasi semacam itu.
Cara ketiga yang bisa dilakukan oleh para pria untuk
mendapatkan hati para gadis adalah dengan menjadi keren. Sejak dulu aku selau
berpikit kalau keren dan tampan adalah satu. Dan kedua hal itu tak akan
terpisahkan.
Sampai akhirnya Andi - teman sekelasku - memberikan aku
pencerahan yang sangat berguna. Dengan tegas ia mengatakan bahwa keren dan
tampan adalah dua hal yang benar-benar berbeda.
Entah bagaimana dia menemukan kalimat itu, tapi ketika dia
menjelaskan dan menjabarkan opini nya itu, aku dan Irvan hanya bisa melongo
mendengarnya.
Kami tak punya cukup banyak argument yang bisa kami gunakan
untuk menyanggah opini Andi ini.
Entah dari mana dia menemukan kata-kata nya, tapi ketika ia
menjelaskan dan menjabarkan perbedaan keren dan tampan dia benar-benar terlihat
lebih dewasa di mata kami.
Dia seperti ingin membakar semangat kami. Dalam opininya
seolah dia ingin menyampaikan bahwa kami
manusia-manusia dengan tampang pas-pasan masih bisa mendapat kan hati para
gadis dengan cara menjadi keren.
Yaah, walaupun tak bisa dipungkiri, pria dengan wajah tampan
lebih mudah berubah menjadi keren dibandingkan dengan pria dengan wajah
pas-pasan macam kami ini.
Tapi dengan semangat yang diberikan oleh Andi, aku dan Irvan
akhirnya sepakat untuk segera berubah menjadi keren demi mendapatkan hati para
gadis.
Dan saat itu adalah masa dimana social media facebook sedang tenar-tenarnya. Di tongkrongan remaja
manapun tak ada hal lain yang dibicarakan selain aplikasi yang sedang kondang
ini.
Termasuk di tongkrongan kami. Dan anehnya saat itu, setiap
anak yang memiliki akun facbook dan punya waktu lebih untuk bermain facebook
seketika akan di anggap keren di mata para gadis.
Tentu ini menjadi peluang yang bagus bagi kami bertiga.
Dengan bermodalkan smartphone dan koneksi internet, akhirnya aku dan
teman-teman ku mulai belajar membuat akun facebook dan memperdalam segala
sesuatu yang berkaitan dengan facebook.
Tidak butuh waktu lama bagi kami para pria dengan berasa
keingin tahuan tinggi untuk bisa menggunakan aplikasi ini. Seketika itu juga
kami menjadi keren dengan facebook.
Gara-gara aplikasi yang satu ini, kami jadi sibuk dengan
handphone kami. Mulai dari rajin update status, rajin berkomentar, dan juga
tentunya memberikan likes pada gadis-gadis pujaan kami.
Namun seiring berjalannya waktu, pengguna aplikasi ini pun
semakin banyak. Kata keren jadi mimiliki indikasi yang berbeda. Memang masih
belum bisa lepas dari kata facebook.
Hanya saja level kekerenannya yang berbeda. Keren saat itu
adalah sebutan untuk orang-orang yang sering mengupload foto. Dan tentu saja
standar foto yang di upload akan menentukan standar kekerenan orang tersebut.
Sampai pada suatu hari, Andi menyarankanku untuk belajar
mengedit foto. Karena saat itu aku lah satu-satunya orang yang memiliki laptop
dirumah. Lebih tepatnya bukan laptopku, tapi laptop abangku.
Dan dengan antusias, akhirnya kami bertiga menuju rumah ku
segera meminta abangku untuk mengajari kami cara mengedit foto.
“Bang, ajarin edit foto dong.” Ucapku memelas di hadapan
abangku yang tampak sedang sibuk dengan hadphonennya. Dia menatap kearahku
dengan ekspresi aneh. Antara terkejut dan ingin menertawakanku.
“Buat apa kamu belajar edit foto bocah?!” kurang lebih
sepertin itulah kata tersirat di balik eksepresi anehnya itu. Tapi mungkin
karena kasian, akhirnya dia bersedia mengajari kami bertiga untuk mengedit
foto.
Dengan penuh kesabaran dia pun mengajarka kami cara mengedit
foto yang baik dan benar. Dia memperkenalkan pada kami dengan baik
istilah-istilah yang ada pada aplikasi photoshop.
Setelah dirasa cukup paham dengan dasar-dasar yang ada di
photoshop, akhirnya kami melanjutkan belajar ke level yang lebih tinggi.
Yakni praktik! Walaupun sebenarnya Irvan dan aku masih belum
terlalu paham dengan teori, tapi abangku sudah menyarankan kami agar langsung
praktik. Yaah, tak apalah, kami menurut saja dengan perintahb abangku.
Aku sedikit bersyukur karena memiliki abang macam ini.
Meskipun kadang begitu menjengkelkan dan suka memerintah bagai raja dalam
istana kecil, tapi sedikit banyak dia sudah membantuku diberbagai aspek
kehidupanku.
Langkah pertama yang dia perintahkan pada kami adalah
berfoto dengan pose terbaik. Kami pun dengan cepat mematuhi perintah suhu baru
kami ini. Seleasi berfoto dengan pose terbaik, dia langsung memasukan foto itu
kedalam komputer.
Foto Andi langsung dijadikan sebagai praktik pertama karena
memang dial ah yang berparas paling lumayan diantara kami. Dan benar saja,
hasil editan kakakku benar-benar menakjubkan.
Dengan sabar dia menjelaskan satu persatu langkah yang harus
ditempuh dalam mengedit foto dengan menggunakan photoshop. Mulai dari membuat
layer sampai menghilangkan jerawat-jerawat kecil diwajah kami. Hasilnya pun
luar biasa.
Wajah Andi yang berawarna coklat kotor tiba-tiba langsung
disulap oleh kakakku menjadi putih bersih. Dan itulah salah satu keajaiban yang
pernah ku temui bumi ini.
Perubahan warna kulit dan perubahan bentuk wajah yang
menakjubkan tanpa menghilangkan ciri khas dari wajah tersebut. Luar biasa!
Setelah selesai mengedit foto, kami bertiga pun langsung
segera mengupload foto ganteng kami ke akun facebook kami masing-masing.
Benar saja, ada banyak sekali orang yang mengomentari foto
kami ini. Tak sedikit pula likes yang kami dapat berkat foto ini. Dan dalam waktu
sekejap, kami menjadi keren di sekolah!
---oOo---