Contoh cerita seseorang yang penuh dosa adalah cerpen tema terbaru
tentang perjalanan hidup yang singkat. Cerpen ini menceritakan kisah singkat
kehidupan yang dijalani dengan jalan yang tidak baik atau bahkan buruk. Siapa
yang ingin hidup seperti itu, tidak ada karena hasilnya pun buruk.
Hidup yang dijalani dengan buruk tidak akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Yang ada hanya rasa gelisah dan kekosongan jiwa.
Kebutuhan seseorang akan rasa diakui, dihargai dan disayang tidak akan bisa didapat jika menjalani hidup dengan jalan yang tidak baik.
Kebutuhan seseorang akan rasa diakui, dihargai dan disayang tidak akan bisa didapat jika menjalani hidup dengan jalan yang tidak baik.
Itulah beberapa hal yang bisa dipelajari dari cerpen kisah seorang pendosa berikut ini. Tentu saja kisah seperti itu bisa menjadi bahan belajar, peringatan dan nasehat bagi kita sebagai pembaca.
Selebihnya, cerpen dengan bahasa yang mudah dipahami ini juga tentu bisa dijadikan tambahan referensi bahan belajar pelajaran di sekolah.
Selebihnya, cerpen dengan bahasa yang mudah dipahami ini juga tentu bisa dijadikan tambahan referensi bahan belajar pelajaran di sekolah.
Untuk bahan belajar, cerpen ini bisa dijadikan contoh dalam membuat sebuah karangan cerita atau teks bacaan sebagai bahan pembelajaran.
Kita bisa belajar bagaimana menyusun kalimat, menceritakan hal yang kita lihat dan lain sebagainya. Pokoknya bermanfaat deh, sekarang lebih baik dibaca saja cerita selengkapnya.
Kita bisa belajar bagaimana menyusun kalimat, menceritakan hal yang kita lihat dan lain sebagainya. Pokoknya bermanfaat deh, sekarang lebih baik dibaca saja cerita selengkapnya.
Membelai Perih
Cerpen Penyesalan Dosa
Selama bertahun-tahun hidup di dunia mungkin yang aku kumpulkan hanya dosa, tak ada yang lain. Dari kecil, bahkan aku sudah dijuluki anak setan – anak yang sangat nakal dan tidak ada teman yang mau bermain denganku.
Ketika remaja, aku pun terkenal susah diatur, sekolah selalu membolos, bahkan sering mempermalukan orang tua.
Ketika remaja, aku pun terkenal susah diatur, sekolah selalu membolos, bahkan sering mempermalukan orang tua.
Bukan hanya itu, aku bahkan sudah beberapa kali pindah sekolah karena dikeluarkan. Waktu bermainku habis hanya untuk pindah dari satu sekolah ke sekolah lain demi untuk menuruti keinginan orang tua.
Sebenarnya bingung, entah kenapa aku sangat tidak menyukai suasana belajar di sekolah, aku lebih suka bermain, bebas.
Sebenarnya bingung, entah kenapa aku sangat tidak menyukai suasana belajar di sekolah, aku lebih suka bermain, bebas.
Waktu terus berjalan, tahun berganti sampai akhirnya aku pergi dari rumah setelah ibuku meninggal. “Semua ini gara-gara kamu, dasar anak durhana!”, masih ingat benar aku teriakan itu.
Aku tak bisa menahan diri, “apa salahku?”, akhirnya aku memutuskan untuk menjalani hidupku sendiri tanpa keluarga. Dengan penuh rasa amarah dan kecewa atas perlakuan ayah, aku pun bertekad tidak akan kembali.
“Aku tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah itu lagi”, tekad ku dalam hati, “aku tak perduli, aku pasti bisa hidup sendiri”.
Saat itu usiaku sudah menginjak 17 tahun aku pun mulai menjadi seorang gelandangan. Ternyata, hidup tak semudah seperti yang aku bayangkan dulu. Aku yang biasanya hanya bermain benar-benar kaget dalam menjalani hidup itu.
Susah sekali untuk mencari sesuap nasi, mulanya aku mencari kerja ke sana kemari hanya untuk makan sampai akhirnya aku makan dari sisa orang di tong sampah. Aku mulai mengemis, tapi aku tidak tahan, akhirnya aku masuk ke lembah dosa. Aku mulai melakukan pekerjaan kotor.
Waktu kecil aku masih mendengar yang namanya haram dan halal, saat itu ketika menjadi gelandangan aku tak lagi peduli, yang penting aku bisa makan.
Waktu berlalu, keinginanku menjadi orang kaya semakin kuat, apalagi ketika aku merasakan mencari uang dengan jalan haram sangat mudah. Satu kali kerja aku bisa mendapatkan uan jutaan.
Lama kelamaan aku semakin terbiasa dan lincah menjalani pekerjaan kotor, akhirnya aku pun bisa mendapatkan hidup yang lebih baik, tapi tanpa ketenangan batin. Setiap malam, aku selalu tertidur dengan dihantui mimpi. Aku hanya bisa terlelap setelah menenggak barang haram, itupun pasti akan terbangun dengan mimpi yang mengerikan.
Kini usiaku sudah hampir habis, aku tumbuh di jalan menjadi orang kotor yang penuh dosa. Di sisa umurku ini aku kecukupan dengan berbagai bisnis haram yang aku jalankan.
Sampai hampir ajal aku tak memiliki pasangan, apalagi anak. Meski banyak harta nyatanya aku tetap sendiri dan kesepian, sama ketika dulu waktu aku di rumah. Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering ingat ibu, ayah dan keluarga lain. Ada perih yang menyergap di hati.
Ada perasaan hampa, ada perasaan takut, gelisah dan jauh dari kata bahagia. Aku tidak pernah merasakan yang namanya kesenangan. Ternyata semua semu, harta tak bisa memberikan kebahagiaan yang aku cari.
Tak ada seorang pun yang bisa
memberikan aku pengakuan, mereka hanya menginginkan uangku. Apakah hidup ini
akan berakhir di sumur dosa, entahlah, aku sudah tidak bernyali untuk memohon
ampun pada-Nya.
--- oOo ---