Contoh Cerita Harapan Dimasa Depan, Cerpen Singkat

Bukan hanya yang muda atau remaja, semua pasti memiliki harapan di masa depan bahkan orang dewasa sekalipun. Nah, cerpen kali ini adalah sebuah kisah cerita tentang harapan seseorang akan masa depannya. Cerita ini merupakan cerpen singkat yang sangat sederhana, mudah untuk dipahami.

Contoh Cerita Harapan Dimasa Depan

Ada nuansa motivasi yang sangat kuat dalam alur cerita berikut. Pembaca yang mencermati ceritanya akan ikut terbakar semangat, apalagi dengan ilustrasi yang begitu nyata. Namun tentu saja masing-masing pembaca memiliki penilaian sendiri-sendiri, tidak sama.

Terlepas dari apapun yang akan didapat dan dirasakan dengan membaca cerita ini, diharapkan cerpen ini bisa melengkapi kumpulan cerpen yang sudah ada. 

Dengan begitu anda tidak perlu kesulitan mencari cerpen yang diinginkan. Nanti setelah anda membacanya anda bisa berkomentar mengenai kualitasnya bagaimana.

Karya cerpen berjudul “ingin ku seperti mereka” ini memang sedikit berbeda. Cerpen ini disusun menggunakan bahasa yang sangat sederhana. 

Jarang ditemui kosa kata yang sulit dipahami, susunan kalimatnya pun sederhana. Penasaran bukan ingin membaca kisah tersebut? Ya, silahkan baca saja cerita selengkapnya di bawah ini.

Ingin Ku Seperti Mereka
Cerita Harapan di Masa Depan

Tiga tiga puluh pagi, aku sudah terbangun dan memulai aktivitas. Tidak usah kaget, aku memang sudah terbiasa bangun pagi sejak kecil. Mulai dari bangun pagi karena ingin mendapatkan hadiah sampai kini sudah menjadi kebiasaan. 

Udara masih sangat dingin, langit pun masih gelap, pagi itu aku mulai rutinitas dengan membaca beberapa rangkuman pelajaran.

Setengah jam aku habiskan untuk mengulang materi minggu lalu, setelah itu lima belas menit aku gunakan untuk menyiapkan peralatan sekolah. 

Satu per-empat jam berikutnya aku gunakan untuk olahraga dan membersihkan diri – mandi pada pukul 04.30 tepat.

Kegiatan berikutnya adalah sholat, setelah itu aku baru bergabung dengan anggota keluarga lain di ruang tengah. Ibu menyiapkan sarapan sementara aku dan kakak serta ayah membantu sebisa mungkin.

Ayah dan ibu memang menanamkan disiplin dan tanggung jawab sejak kecil, masing-masing dari anggota keluarga punya tugas sendiri-sendiri selain tugas pokok sebagai pelajar. 

“Ingat ya, untuk menggapai cita-cita yang tinggi kalian harus semangat dari sekarang!”, ucap ayahku selalu menasehati kami.

Aku dan kakak selalu menurut dengan nasehat ayah dan ibu. Apapun aku lakukan sesuai saran dan arahan mereka. 

Tapi jangan salah, atas kerja keras dan tekad yang kami miliki ayah dan ibu selalu memberikan kejutan dan hadiah, karena itulah beban belajar kami tidak terasa berat.

“Seperti ayah itu lihat, meski lelaki ayah tak segan membantu ibu, wajar jika masih muda ayah sudah sukses…”, ucap ibu.
“Ibu juga pandai dan rajin jadi wajar semua harapannya selalu terkabul”, ucap ayah tak mau kalah

“Ah, ayah dan ibu lebai….”, ucap kakak sambil tertawa mengejek
“Loh, semua kan sudah terbukti, apa coba yang ayah tidak miliki, bukannya sombong ya….”, jawab ayah lagi.

“Iya, ayahmu benar nak, berkat kerja keras dan ketekunan serta kesabaran ayah dan ibu sudah memiliki semuanya, punya harta yang cukup dan bahkan punya anak yang pandai-pandai, senang bukan?”, ucap ibu lagi

Tapi memang benar, kami begitu sempurna, terutama ayah dan ibu sih. Mereka sudah memiliki semua hal, sempurna seolah tak ada yang kurang. Mereka bisa bersedekah sesuka hati, selalu kecukupan, mereka sangat jarang sekali bertengkar.

Aku ingin seperti mereka, dengan menuruti nasehat ayah dan ibu, harapanku di masa depan adalah menjadi orang sukses seperti ayah dan ibu. “Aku ingin seperti ayah, juga ingin seperti ibu, aku ingin sukses seperti kalian…”, ucapku mendadak.

“Eits…. Tidak mudah loh…”, jawab kakak
“Iya kak… tapi aku kan rajin belajar, tidak malas lagi, jadi aku berharap bisa seperti ayah dan ibu kelak”, ucapku lagi

“Iya, kalian bisa menjadi seperti apapun yang kalian mau, asal kalian tekun dan rajin. Dan yang tak kalah penting kalian selalu ingat Alloh…”, jawab ibu.

Aku tak mau menyia-nyiakan waktu, aku terus rajin dan semakin rajin belajar. Dengan bantuan ibu dan kakak aku selalu bersemangat menyelesaikan semuanya. 

Sesekali aku tak mau ketinggalan momen, ku tunjukkan hasil kerja kerasku pada ayah, “itu baru anak ayah….”, ucap ayah dengan bangga.

Tentu saja, itu semua belum cukup. Sekarang aku masih sekolah, masih butuh waktu lama dan masih banyak yang belum aku ketahui. 

Aku akan tetap semangat, aku ingin sukses seperti ayahku. Aku ingin pandai seperti ibuku, aku ingin menjadi yang terbaik seperti mereka berdua. Semoga harapan ku bisa terwujud dengan apa yang aku lakukan.

--- oOo ---

Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Alloh. Cerpen tentang cita-cita masa depan ini diharapkan bisa menjadi pelajaran sekaligus nasehat berharga bagi kita semua. 

Kalau sudah selesai dengan cerpen ini maka silahkan lanjut ke beberapa cerita lain di bagian bawah. Sudah dipilihkan beberapa judul khusus untuk anda yang telah membaca kisah di atas. 

Mudah-mudahan dari beberapa pilihan cerita yang disediakan salah satunya berkenan bagi anda. Itu saja, terima kasih dan selamat menikmati berbagai cerita menarik yang ada.

Back To Top