"Janji Doni" adalah sebuah karya cerpen yang cukup sederhana dan cukup singkat. Cerpen ini menggambarkan sebuah kisah persahabatan yang menarik. Bagaimana tidak, dua yang memiliki karakter dan sifat begitu berbeda bisa menjadi sahabat yang selalu bersama.
Adalah Doni dan Meta yang menjadi tokoh dalam karya sederhana ini. Mereka berdua memiliki hubungan dan kedekatan layaknya sahabat pada umumnya. Meski dalam banyak hal mereka selalu berselisih namun ada sifat yang memang membuat mereka saling melengkapi.
Kisah persahabatan antara mereka ini memberikan nasehat dan juga pesan moral yang cukup menarik untuk direnungkan.
Ya, paling tidak selain mendapatkan hiburan dengan membaca kisah ini kita bisa memiliki sesuai untuk direnungkan.
Dengan adanya tambahan karya yang satu ini kami berharap anda semua yang suka dengan cerita pendek bisa menikmatinya.
Selain itu semoga cerpen singkat kali ini bisa menambah koleksi yang ada menjadi lebih lengkap lagi. Itu saja, mari kita baca langsung cerpen tersebut.
Kisah persahabatan antara mereka ini memberikan nasehat dan juga pesan moral yang cukup menarik untuk direnungkan.
Ya, paling tidak selain mendapatkan hiburan dengan membaca kisah ini kita bisa memiliki sesuai untuk direnungkan.
Dengan adanya tambahan karya yang satu ini kami berharap anda semua yang suka dengan cerita pendek bisa menikmatinya.
Selain itu semoga cerpen singkat kali ini bisa menambah koleksi yang ada menjadi lebih lengkap lagi. Itu saja, mari kita baca langsung cerpen tersebut.
Janji Doni
Persahabatan antara Doni dan Meta memang begitu unik. Mereka
berdua bagaikan air dan minyak, tak bisa menyatu tetapi selalu bersama.
Begitulah, Meta menjadi sosok penyayang, perhatian dan sangat sabar yang begitu didambakan oleh Doni. Sedangkan Doni sendiri adalah sosok yang begitu pandai bersilat lidah, pandai merayu dan sangat manja.
Begitulah, Meta menjadi sosok penyayang, perhatian dan sangat sabar yang begitu didambakan oleh Doni. Sedangkan Doni sendiri adalah sosok yang begitu pandai bersilat lidah, pandai merayu dan sangat manja.
Keduanya terlahir dari keluarga yang berbeda karakter, Meta dibesarkan
dikeluarga sederhana yang berlimpah kasih sayang sementara Doni besar
dikeluarga berada yang kurang perhatian. Ya, sekilas meraka berdua saling
melengkapi satu sama lain dengan sifat masing-masing.
“Met, besok bantu aku sih, aku akan mencari jam tangan
baru”, pinta Doni
“Tidak bisa Don, besok aku harus bantu ibu di pasar..” jawab
Meta
“Ayolah Met, ini penting benar, jam tanganku sudah rusak, bagaimana kalau aku tidak pakai jam, aku bisa telat terus jemput.. temani ya?”, jawab Doni memohon
“Tidak bisa Don, kalau kamu mau ditemani, bilang sama ibuku”, jawab Meta
“Iya sudah, aku bilang sama ibu kamu, pasti boleh”, jawab
Doni
Doni pun meminta izin kepada ibu Meta untuk mengajak Meta
membeli jam tangan. meski sebenarnya bantuan meta bagi ibunya sangat berarti
namun melihat permintaan tulus dan polos Doni akhirnya ibu Meta pun
mengizinkannya.
Tentu saja Doni sangat senang karena besok ia bisa bermain
dan jalan-jalan bersama Meta. “Terima kasih Tante, besok aku belikan oleh-oleh
deh”, ucap Doni dengan tersenyum.
Melihat ibunya mengizinkan dia pergi menemani Doni, Meta pun
hanya tersenyum melihat ke arah sang ibu. “Ibu ini, kan ibu tidak ada yang
bantu?”, ucap Meta. “Sudah, tidak apa-apa, kasihan juga nak Doni…”, ucap
ibunya.
Ke esokan harinya mereka berdua pun pergi berbelanja.
Sebelum berangkat Doni ditanya akan pulang jam berapa dan di ingatkan agar tidak
telat.
Mereka pun jalan-jalan sambil mencari beberapa barang. Doni mencari jam tangan, sementara Meta hanya menemani dia saja.
Mereka pun jalan-jalan sambil mencari beberapa barang. Doni mencari jam tangan, sementara Meta hanya menemani dia saja.
Melihat baju-baju yang bagus dan cantik dalam hati kecil
Meta ia ingin sekali memilikinya. Tapi, jangankan untuk membeli baju mahal
seperti itu, untuk makan setiap hari saja mereka harus banting tulang, maklum
ayah Meta sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Walau sering menyebalkan, namun Doni juga bisa membaca
gelagat yang dialami sahabatnya tersebut. Dan memang, dari awal ia juga sudah
berniat membelikan pakaian untuk Meta dan ibunya, membeli jam tangan hanya
alasan saja bagi dia.
“Yuk Met, kesini buruan…”
“Apaan sih”
“Ini, coba lihat ini bagaimana?”
“Ih, bagusnya, cantik benar, mau buat siapa memang kamu beli baju wanita?”
“Ini buat kamu, coba deh kamu cari ukurannya yang pas”
“Ah, Doni, tidak usah”
“Sudah, jangan lupa pilihkan juga untuk ibumu”
Sebenarnya Meta sama sekali tidak mau membeli dan merepotkan
Doni tetapi Doni memang memaksa dan pandai memaksa. Akhirnya mereka pun
berbelanja baju dan berbagai aksesoris lain.
Begitulah, hari – hari kebersamaan dua orang sahabat
tersebut saling mengisi dan melengkapi. Tapi itu hanya cerita bahagianya saja
karena sering kali Meta dibuat kesal dengan tingkah aneh dan konyol yang sering
dilakukan oleh Doni.
Bahkan pernah waktu itu, ketika Meta ulang tahun, Doni nekad
menemui Meta tengah malam hanya untuk membawakan sebuah kue ulang tahun dan
ucapan selamat.
Tentu saja Meta sangat marah karena itu sama sekali bukan
tipe dan keinginan Meta. Namun begitu Doni tetap memaksa dan bertahan di depan
rumah.
Tengah malam mereka justru bertengkar hebat sampai akhirnya ibu Meta pun menyuruh Meta untuk menerima niat baik Doni. Setelah itu Meta lalu menyuruh Doni pulang.
Tengah malam mereka justru bertengkar hebat sampai akhirnya ibu Meta pun menyuruh Meta untuk menerima niat baik Doni. Setelah itu Meta lalu menyuruh Doni pulang.
Esok harinya Doni benar-benar mendapat balasan setimpal,
Meta benar-benar marah, ia harus terima dengan lapang dada. Begitu juga dengan
ibu Meta, ia menasehati bahwa hal seperti itu bukanlah budaya keluarga Meta.
Merasa bersalah, akhirnya Doni pun merengek dan meminta
maaf. Seperti biasa, rengekan Doni
selalu saja bisa membuat Meta luluh. Akhirnya Meta pun memaafkan kelakuan Doni
tersebut.
--- Tamat ---