Untuk rekan pelajar, cerpen tentang sekolah biasanya yang paling banyak di suka. Karena itu kali ini kita tambah koleksi yang ada dengan satu buah karya lagi yang berjudul "alat pertukangan".
Dengan ditambahkan kumpulan cerpen yang ada maka mudah-mudahan pengunjung yang mencari cerpen seputar dunia sekolah bisa lebih mudah menemukan yang diinginkan.
Dilihat dari judulnya, cerpen singkat tentang sekolah ini sepertinya tidak fokus pada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kenyataannya memang begitu, cerpen ini mengisahkan bagaimana perjuangan seorang pelajar dalam belajar yang akhirnya mendapatkan kehormatan untuk menggunakan alat tukang milik kakek-nya.
Jelas bahwa sang kakek sudah tua dan tidak sanggup lagi bergelut dengan pekerjaannya. Kado yang diberikan tersebut merupakan simbol pemilihan generasi penerus yang akan melanjutkan bisnis milik kakek.
Nah, ceritanya dari sekian banyak cucu, ada satu cucu yang memiliki minat dan bakat dalam bidang yang dijalani sang kakek.
Itulah sebabnya ketika lulus sekolah sang kakek yang rencananya akan menjual peralatan tukang tersebut kemudian memberikannya kepada sang cucu sebagai hadiah. Bagaimana kisah selengkapnya mari kita baca cerpen murid sekolah di bawah ini.
Dilihat dari judulnya, cerpen singkat tentang sekolah ini sepertinya tidak fokus pada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kenyataannya memang begitu, cerpen ini mengisahkan bagaimana perjuangan seorang pelajar dalam belajar yang akhirnya mendapatkan kehormatan untuk menggunakan alat tukang milik kakek-nya.
Jelas bahwa sang kakek sudah tua dan tidak sanggup lagi bergelut dengan pekerjaannya. Kado yang diberikan tersebut merupakan simbol pemilihan generasi penerus yang akan melanjutkan bisnis milik kakek.
Nah, ceritanya dari sekian banyak cucu, ada satu cucu yang memiliki minat dan bakat dalam bidang yang dijalani sang kakek.
Itulah sebabnya ketika lulus sekolah sang kakek yang rencananya akan menjual peralatan tukang tersebut kemudian memberikannya kepada sang cucu sebagai hadiah. Bagaimana kisah selengkapnya mari kita baca cerpen murid sekolah di bawah ini.
Alat Pertukangan Kakek
Cerpen oleh Irma
Dari dua puluh cucu yang dimiliki tak ada satupun dari mereka yang mau meneruskan pekerjaan kakek, padahal tak satupun anaknya yang mewarisi bakat unik tersebut. Kakek adalah seorang pengusaha mebel yang menerima pesanan dari berbagai penjuru.
Di dunia mebel kakek sudah sangat terkenal, aku sendiri
sering membuktikannya, ketimbang ayah yang seorang pengusaha hotel, kakek lebih
terkenal dimana-mana.
Namun usia kakek sekarang sudah tidak muda lagi, kakek sekarang hanya mengandalkan pegawai yang setia membantunya mengerjakan semua pesanan.
Sementara anak-anaknya tidak ada yang membantu karena semua anaknya tinggal di luar kota, begitu juga dengan keluargaku.
Namun usia kakek sekarang sudah tidak muda lagi, kakek sekarang hanya mengandalkan pegawai yang setia membantunya mengerjakan semua pesanan.
Sementara anak-anaknya tidak ada yang membantu karena semua anaknya tinggal di luar kota, begitu juga dengan keluargaku.
Dari sekian banyak cucu, aku adalah satu-satunya cucu yang
sering berkunjung ke rumah kakek. Hampir setiap liburan aku selalu menghabiskan
waktu di rumah kakek.
Aku sendiri memang sangat senang dan nyaman dengan suasana desa yang asri. Liburan kali ini pun aku berniat ke rumah kakek.
Aku sendiri memang sangat senang dan nyaman dengan suasana desa yang asri. Liburan kali ini pun aku berniat ke rumah kakek.
“Yah, liburan ini aku di rumah kakek ya?”
“Iya, apa kamu tidak bosan disana terus…..?”
“Tidak yah, aku senang, lagian kasihan juga kakek tidak ada
yang menemani…”
“Ya sudah… besok ayah antar”
Benar, ke esokan harinya aku diantar ke rumah kakek, disana
ternyata kakek dan nenek sudah menungguku di depan rumah. Mereka tampak senang
sekali aku datang.
Belum ku letakkan tas dan pakaianku kakek dan nenek sudah mengajakku makan, dia sudah menyiapkan banyak sekali makanan.
Belum ku letakkan tas dan pakaianku kakek dan nenek sudah mengajakku makan, dia sudah menyiapkan banyak sekali makanan.
“Hayo kita makan dulu, kalian pasti lapar setelah perjalanan
jauh…”
“Iya, nenek sudah siapkan banyak makanan kesukaan kalian”
“Oh, iya bagaimana kabar ibumu nak, adikmu juga, sehat semua
kan?”
Begitulah satu pertanyaan belum dijawab kakek dan nenek
seolah berebut mengajukan pertanyaan. Akhirnya, setelah istirahat sore harinya
ayah pulang dan meninggalkanku di tempat kakek.
Kakek dan nenek telah menyiapkan kamar khusus buatku,
kamarnya begitu besar penuh dengan ukiran kayu jati. Aku benar-benar senang dan
nyaman di kamar itu.
Hari-hariku di rumah kakek hanya bermain, sesekali aku diajak kakek untuk melihat orang-orang mengerjakan mebel pesanan. Sampai akhirnya pada suatu sore aku berbincang bertiga dengan kakek dan nenek…
Hari-hariku di rumah kakek hanya bermain, sesekali aku diajak kakek untuk melihat orang-orang mengerjakan mebel pesanan. Sampai akhirnya pada suatu sore aku berbincang bertiga dengan kakek dan nenek…
“Kek, banyak juga ya yang pesan mebel disini?”
“Iya nak, tapi entah sampai kapan…”
“Lo, kenapa memang?”
“Iya, kakekmu kan sudah tua, jadi tidak mungkin bisa
mengurus mebel terus, sementara tidak ada yang menggantikan kakek…”
“Kan ada yang kerja nek?”
“Mereka kan tidak tahu apa-apa, tahu-nya mereka hanya buat
saja…”
“Ya, benar, mungkin suatu saat alat pertukangan kakek akan
kakek jual saja”
“Jangan kek, kan sayang…”
“Ya mau bagaimana lagi, siapa yang akan menggunakan alat
tukang milik kakek itu?”
“Bagaimana kalau buat aku saja?”
“He he he… kamu kan masih sekolah?”
“Satu tahun lagi aku masuk perguruan tinggi kek, aku pasti
bisa membantu kakek”
Mendengar aku yang bersemangat kakek dan nenek hanya
tersenyum, apalagi ketika aku mengatakan meminta alat pertukangan kakek dengan
cuma-cuma.
Begitulah kedekatan aku dengan kakek dan nenek begitu
membuat aku bahagia. Kakek dan nenek pun begitu senang dengan adanya aku. Tapi
waktu cepat berlalu, liburan telah usai dan aku harus pulang. Dengan berat hati
kakek melepas ku pergi.
Satu tahun berlalu, karena kesibukan aku tidak sempat
mengunjungi kakek. Dan seperti biasa ketika liburan tiba aku berencana untuk
berlibur di tempat kakek. Tapi kali ini beda…
“Yah, besok antar ke tempat kakek ya….”
“Tidak usah, liburan ini kamu di rumah saja…”
“Duh ayah, aku kangen sudah lama tidak bertemu kakek dan
nenek…”
“Iya, jangan bandel, liburan ini di rumah!”
Aku heran ayah menjawab aku dengan ketus. Aku pun merasa
kecewa karena ayah tidak mengijinkan ku pergi ke rumah kakek. “Bu, kenapa ayah
tidak mengizinkan aku ke rumah kakek?”, ucapku pada ibu.
“Tidak apa-apa nak, mungkin ayah punya maksud lain atau ada tujuan lain, percaya saja sama ayah”, jawab ibu sambil terus melanjutkan pekerjaannya di dapur.
“Ibu ada acara apa sih, tumben sepertinya banyak benar yang dimasak?”, tanyaku. “Ya tidak ada acara apa-apa, hanya bikin makanan untuk kalian saja kok”, jawab ibu.
“Tidak apa-apa nak, mungkin ayah punya maksud lain atau ada tujuan lain, percaya saja sama ayah”, jawab ibu sambil terus melanjutkan pekerjaannya di dapur.
“Ibu ada acara apa sih, tumben sepertinya banyak benar yang dimasak?”, tanyaku. “Ya tidak ada acara apa-apa, hanya bikin makanan untuk kalian saja kok”, jawab ibu.
Benar saja yang dikatakan ibu, belum satu hari, sore harinya
kami kedatangan tamu istimewa. Ternyata kakek datang berkunjung ke rumahku.
Tentu saja aku sangat senang karena kakek datang.
“Kakek, nenek…. Kakek dan nenek yang lama ya disini….”,
ucapku sambil memeluk mereka
“Tidak nak, kakek dan nenek tidak lama disini”, jawab mereka
“Kakek….” Ucapku merengek
“Iya, kakek dan nenek hanya mau memberi ucapan selamat atas
kelulusanmu, sekaligus kakek akan memberikan kado buat kamu”, lanjut kakek
“Asyik, kado apa kek..?” tanyaku tak sabar.
“Alat pertukangan kakek, heehe hee….” Lanjut kakek sembari
tertawa.
Itu adalah hari terindah dimana aku mendapatkan selamat dari
kakek dan nenek. Dan istimewanya kakek dan nenek datang jauh-jauh hanya untuk
memberikan ucapan selamat kepadaku karena sudah lulus dan mendapat nilai yang
bagus.
--- Tamat ---