Kalau melihat tema-nya, cerpen tentang sejarah berikut ini pasti terinspitasi dengan kejadian atau peristiwa sejarah di masa lalu. "Sepeda butut bung karno", tentu merupakan cerita cerpen yang terinspirasi dari sang tokoh Indonesia tersebut.
Cerpen terbaru tersebut mudah-mudahan menjadi salah satu cerpen yang akan melengkapi koleksi yang sudah ada.
Karena saat ini mungkin untuk kategori ini masih sangat sedikit untuk dibaca. Sekedar bocoran sedikit, cerpen ini mengisahkan kepemilikan sepeda antik oleh seorang kakek.
Sepeda tersebut adalah sepeda yang memiliki nilai sejarah cukup besar mengingat sepeda itu adalah sepeda bekas peninggalan Soekarno.
Karena saat ini mungkin untuk kategori ini masih sangat sedikit untuk dibaca. Sekedar bocoran sedikit, cerpen ini mengisahkan kepemilikan sepeda antik oleh seorang kakek.
Sepeda tersebut adalah sepeda yang memiliki nilai sejarah cukup besar mengingat sepeda itu adalah sepeda bekas peninggalan Soekarno.
Tentu saja hal ini sangat menarik karena barang-barang yang memiliki nilai sejarah seperti itu banyak diburu kolektor dan bahkan harganya lumayan bagus.
Gaya penceritaan penulis dalam cerpen tentang sejarah ini sangatlah sederhana. Kalimat-kalimatnya di susun sedemikian rupa dengan apik dan lebih mengutamakan penyampaian arti dari pada permainan kata untuk tujuan estetis. Jadi, cerpen ini cukup mudah untuk diikuti ceritanya.
Bagaimana, tertarik untuk membaca karya tersebut? Silahkan baca langsung selengkapnya cerpen tersebut di bawah ini.
Bagaimana, tertarik untuk membaca karya tersebut? Silahkan baca langsung selengkapnya cerpen tersebut di bawah ini.
Sepeda Buntut Bung Karno
Cerita oleh Gunarto
Sebuah sepedah antik. Menjadi incaran banyak orang. Sepeda itu adalah sepeda bekas peninggalan Soekarno. Sang proklamator.
Ya. Saat itu aku dan teman ku sedang membicarakan sebuah sepeda yang cukup menjadi perhatian banyak orang. Dia adalah sepeda peninggalan bapak proklamator kita Ir. Soekarno.
Sungguh mengagumkan memang. Sepeda itu dimiliki oleh seorang kakek. Veteran perang 45. Yang masih gagah perkasa.
Ya. Saat itu aku dan teman ku sedang membicarakan sebuah sepeda yang cukup menjadi perhatian banyak orang. Dia adalah sepeda peninggalan bapak proklamator kita Ir. Soekarno.
Sungguh mengagumkan memang. Sepeda itu dimiliki oleh seorang kakek. Veteran perang 45. Yang masih gagah perkasa.
Kakek Jupri namanya. Kakek itu telah lama memiliki sepeda itu dari tahun 1950. Sudah lama tapi ya memang begitulah keadaannya.
Aku sendiri heran. Mengapa dan bagaimana bisa kakek tua renta itu memiliki sepeda yang sangat usang yang banyak di cari oleh para pemburu barang antik.
Aku sendiri heran. Mengapa dan bagaimana bisa kakek tua renta itu memiliki sepeda yang sangat usang yang banyak di cari oleh para pemburu barang antik.
Pernah suatu ketika aku bertanya kepada kakek itu, yang kebetulan rumah kakek itu tidak jauh dari rumah ku.
Suatu malam aku dan teman - teman ku mengunjungi rumah kakek itu dan bertanya soal dari mana kakek mendapatkan sepeda itu, dan alasan apa kok kakek bisa mendapatkan warisan sepeda itu.
Suatu malam aku dan teman - teman ku mengunjungi rumah kakek itu dan bertanya soal dari mana kakek mendapatkan sepeda itu, dan alasan apa kok kakek bisa mendapatkan warisan sepeda itu.
Kakek itu pun bercerita kepada kami. Panjang ceritanya mengapa ia mendapatkan sepeda itu dan bagaimana ia mendapatkan sepeda itu.
Kakek itu lantas bercerita, bahwa ia mendapatkan sepeda itu karena ia adalah pahlawan veteran perang.
Lantas kami pun bertanya lagi kepada kakek itu, bagaimana bisa dia mendapatkan sepeda itu, apa dengan cara merampas atau sengaja diberikan oleh Bung Karno.
Kejam memang pertanyaan kami itu, tapi ya itulah kami anak muda yang kadang seenaknya bertanya kepada orang tua tanpa pandang bulu.
Kakek itu lantas bercerita, bahwa ia mendapatkan sepeda itu karena ia adalah pahlawan veteran perang.
Lantas kami pun bertanya lagi kepada kakek itu, bagaimana bisa dia mendapatkan sepeda itu, apa dengan cara merampas atau sengaja diberikan oleh Bung Karno.
Kejam memang pertanyaan kami itu, tapi ya itulah kami anak muda yang kadang seenaknya bertanya kepada orang tua tanpa pandang bulu.
Kakek itu pun menjawab, saya ini dulu mantan asisten atau lebih tepatnya mantan asisten Bung Karno saat Bung Karno singgah dan di asingkan di lampung.
Kami pun lantas menanyakan kelanjutan cerita kakek itu.
Kami bertanya lagi, maaf kek apa benar dulu kakek di kasih sepeda itu dari Bung Karno.? Dengan gagah kami bertanya seolah mengharapkan jawaban seolah menginterogasi.
Ya maklum lah kami kan mahasiswa hukum dalam hatiku.
Kami pun lantas menanyakan kelanjutan cerita kakek itu.
Kami bertanya lagi, maaf kek apa benar dulu kakek di kasih sepeda itu dari Bung Karno.? Dengan gagah kami bertanya seolah mengharapkan jawaban seolah menginterogasi.
Ya maklum lah kami kan mahasiswa hukum dalam hatiku.
Kakek itu pun menjawab, ya memang benar saya mendapatkan sepeda antik itu dari Bung Karno sendiri saat Bung Karno singgah dan di asingkan di lampung.
Saya sendiri tidak menyangka mengapa Bung Karno mau dan bisa memberikan sepedanya kepada saya.
Bung Karno hanya berpesan agar saya merawat dan menjaga sepeda ini sampai bisa di wariskan kepada anak anak kami.
Kata Bung Karno sepeda itu adalah simbol perjuangan dan alat perjuangan rakyat biasa dalam melawan penjajah belanda.
Saya sendiri tidak menyangka mengapa Bung Karno mau dan bisa memberikan sepedanya kepada saya.
Bung Karno hanya berpesan agar saya merawat dan menjaga sepeda ini sampai bisa di wariskan kepada anak anak kami.
Kata Bung Karno sepeda itu adalah simbol perjuangan dan alat perjuangan rakyat biasa dalam melawan penjajah belanda.
Mendengar cerita itu pun aku tidak lantas percaya dengan cerita itu. Tapi aku cukup percaya dengan pernyataan kakek itu.
Sepeda pada saat itu memang salah satu simbol perjuangan dan alat perjuangan rakyat jelata pada saat itu melawan belanda.
Aku pun saat itu lantas berbisik kepada teman disamping ku apa dia juga percaya dengan cerita cerita kakek itu.
Teman ku pun menjawab bahwa ia tidak percaya sama sekali dengan cerita cerita kakek itu. Kalau dilihat dari segi arsitek sepeda itu memang benar sepeda itu adalah sepeda milik Bung Karno. Sepeda itu banyak di cari.
Sepeda pada saat itu memang salah satu simbol perjuangan dan alat perjuangan rakyat jelata pada saat itu melawan belanda.
Aku pun saat itu lantas berbisik kepada teman disamping ku apa dia juga percaya dengan cerita cerita kakek itu.
Teman ku pun menjawab bahwa ia tidak percaya sama sekali dengan cerita cerita kakek itu. Kalau dilihat dari segi arsitek sepeda itu memang benar sepeda itu adalah sepeda milik Bung Karno. Sepeda itu banyak di cari.
Kami pun bertanya lagi kepada kakek itu. Apa benar semua yang kakek katakan. Dengan nada sedikit menyinggung.
Kakek itu lantas menjawab, “Saya memang mendapatkan sepeda ini dari Bung Karno, kalau kalian tidak percaya saya berikan dan kalian lihat sendiri surat surat kelengkapan sepeda itu, cerpen tentang sejarah. Nanti saya carikan dulu surat suratnya”.
Kakek itu lantas bergegas menuju kamarnya dan mencari surat surat sepeda itu. Lantas tidak beberapa lama kakek itu menunjukan surat suratnya.
Kakek itu lantas menjawab, “Saya memang mendapatkan sepeda ini dari Bung Karno, kalau kalian tidak percaya saya berikan dan kalian lihat sendiri surat surat kelengkapan sepeda itu, cerpen tentang sejarah. Nanti saya carikan dulu surat suratnya”.
Kakek itu lantas bergegas menuju kamarnya dan mencari surat surat sepeda itu. Lantas tidak beberapa lama kakek itu menunjukan surat suratnya.
Memang benar di dalam surat itu tertera tanggal pembuatan dan penerimaan alih sepeda itu kepada kakek itu.
Tapi kami belum begitu yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan cerita cerita mistis kakek itu. Cerita mistis maksud nya kakek itu bercerita bohong. Itu adalah bahasa kami.
Tapi kami belum begitu yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan cerita cerita mistis kakek itu. Cerita mistis maksud nya kakek itu bercerita bohong. Itu adalah bahasa kami.
Beberapa menit kami melihat lihat isi surat itu yang kata kakek itu adalah surat asli dari Bung Karno. Tapi setelah kami perhatikan dengan saksama bahwa surat itu palsu.
Dan kami lantas menanyakan kepada kakek itu bahwa apa benar surat itu asli atau palsu.
Dan kami lantas menanyakan kepada kakek itu bahwa apa benar surat itu asli atau palsu.
Kakek itu pun menjawab bahwa surat itu adalah surat asli pemberian dari Bung Karno. Setelah mendapatkan penjelasan dari Bung Karno kami lantas berpikir sejenak dan melihat lagi surat itu.
Pada saat kami lihat dan kami angkat kertas ternyata kami melihat tidak adanya tanda air pada surat itu. Jadi kami akhirnya yakin bahwa surat itu palsu, dan hanya di buat buat sendiri oleh kakek itu.
Pada saat kami lihat dan kami angkat kertas ternyata kami melihat tidak adanya tanda air pada surat itu. Jadi kami akhirnya yakin bahwa surat itu palsu, dan hanya di buat buat sendiri oleh kakek itu.
Kami pun akhirnya tidak mempermasalahkan surat itu dan kami pun bergegas akan pamit pulang kepada kakek itu. Kami pun bergegas pulang.
Saat kami di perjalanan pulang kami berfikir lagi tentang semua jawaban yang kakek tadi katakan dan tentang semua surat surat yang kakek tadi tunjukkan.
Belum sempat kami memperoleh jawabannya aku pun terbangun dari tidur ku bahwa tadi aku sedang bermimpi dan berayal di mimpiku.Saat kami di perjalanan pulang kami berfikir lagi tentang semua jawaban yang kakek tadi katakan dan tentang semua surat surat yang kakek tadi tunjukkan.
Betapa terkejut nya aku bahwa aku hanya bermimpi dan berkhayal. Sekian dulu ya kawan kawan cerita dariku. Jangan pada marah marah ya.
---oOo---
Kalau sudah selesai dengan Cerpen Sejarah Sepeda Buntut Bung Karno di atas jangan lupa lihat juga beberapa karya tema sejarah lainnya yang sudah disiapkan di bawah.
Sudah disiapkan beberapa judul sekaligus dan tinggal di pilih saja mana yang disuka. Lain waktu khusus tema sejarah seperti ini akan diperbanyak agar cerita yang ada semakin lengkap. Ya sudah itu saja, salam dari kami!
Sudah disiapkan beberapa judul sekaligus dan tinggal di pilih saja mana yang disuka. Lain waktu khusus tema sejarah seperti ini akan diperbanyak agar cerita yang ada semakin lengkap. Ya sudah itu saja, salam dari kami!