Pengalaman Hidup yang Sulit

Cerpen singkat tentang hidup yang sulit ini juga masuk kategori karangan sederhana dari hasil belajar. Makanya jangan kaget kalau nanti melihat bahasa yang digunakan sangat sederhana dan menggunakan bahasa sehari-hari.


Sengaja memang. Dengan menghadirkan karya - karya sederhana seperti ini diharapkan adik-adik bisa lebih termotivasi lagi untuk belajar menulis. Dengan melihat karya - karya seperti ini diharapkan rekan pelajar tidak lagi canggung dan takut menulis.

Tidak ada yang sulit kok. Bahkan menulis cerpen sekalipun. Hanya biasa dan tidak biasa. Tak ada pisau yang selamanya tumpul jika diasah. Maka dari itu kita mulai dari membaca kisah menarik yang singkat ini. 

Pengalaman Hidup yang Sulit
Cerpen Pengalaman Singkat

Berawal dari tahun 2008 dimana aku menginjak usia 11 tahun, aku sudah jauh dari orang tua. Aku harus pergi untuk menuntut ilmu di pondok pesantren Bahrul Huda di daerah Tegal Limo Banyuwangi jawa timur.

Aku jauh dari orang tua bertujuan untuk menuntut ilmu dan belajar mandiri. Di hari pertama aku sering menangis teringat dengan kasih sayang yang ibu berikan kepadaku. 
Namun aku cepat melupakannya karena aku ingat dengan apa tujuanku.

Di samping itu juga aku mempunyai teman banyak yang selalu menghiburku di saat aku sedih. Hari demi hari sudah berjalan. 

Aku sudah mulai bisa menjalani gidup mandiri. Aku senang sejak aku dipondok karena mempunyai banyak sekali teman. 

Kami masih bisa di bilang kanak kanak, saya masih suka sekali bermain, ngejekin temen temen. Aku juga sering jailin anak perempuan sekelasku ngaji, sering aku nabok bokongnya dan dan aku kena marah.

Suasana yang bikin aku senang dan penuh kenangan yang tak bisa aku lupakan adalah ketika aku disayang sama santri santri putri..ciah ciah ciah … Biasa masih kecil dan masih imut imut jadi digemari para ledis-ledis.

Pada tahun 2010, aku harus pulang ke tempat dimana aku di lahirkan. Aku mengenal dunia pacaran atau dunia maya waktu aku masih duduk di bangku kelas 6 sd. 

Masih sangat kecil bukan, aku mengenal namanya pacaran itu karena terobsesi dengan teman aku waktu aku nemenin temen aku genda’an (ketemuan), sejak itu lah aku pacaran.

Sekarang pengalan aku waktu di smp, aku punya teman namanya Qo’im. Dia orangnya gokil dan gokil. Sering kita main bareng, seneng - seneng bareng. Huhhhhh… pokoknya orangnya asik deh.

Yang paling aku enggak suka, aku suka di panggik SIMBAH KAUM. Gara gara aku pake sarung mirip dengan Mbah kaum masa aku langsung di panggil mbah kaum kan enggak asik banget. 

Apa lagi yang mangil enggak cuma 1atau 2 orang tapi malah semua teman teman manggil aku dengan sebutan mbah kaum.

Aku sebel banget, aku pingin nabok dia orang. Tapi gimana lagi orang dia temen temenku jadiaku enggak enak mau nabok. Aku cuman bisa bersabar dan bersabar mungkin ini adalah suatu awal aku manjadi Mbah kaum…

Pada saat aku smp, aku pernah ikut suatu lomba dimana aku juara 2. Pas seketika itu aku jadi tambah PD karena banyak yang ngefen sama aku. 

Pas aku duduk di smp aku masih di pondok bukan di rumah sendiri, tapi aku sudah pindah kepondok Alhidayah. 

Aku pulang sekolah jam 1 mulai megaji jam 2 jadi waktu itu aku tidak ada waktu buat tidur atau istirahat rasanya capek dan letih. 

Hampir saja aku frustasi enggak mau mondok dengan sekolah namun aku sadar ilmu yang aku dapatkan belum lah cukup.

Aku jalami semuanya sampai sekarang dimana aku sudah lulus SMA. Jadi selama aku kurang lebih 9 tahun aku tidak bersama kedua orang tua. Sembilan tahun aku hidup mandiri. Sebuah perjalanan hidup yang sulit, tapi aku bisa!

---oOo---

Back To Top