Cerpen tentang Mimpi, "Blonde Lady" - Isi dari cerita pendek ini kalau dilihat dari judul sepertinya akan mengisahkan seputar kehidupan cinta seseorang dengan seorang wanita dengan julukan "blonde lady". Mungkin saja!
Tapi sebenarnya cerpen terbaru ini bukan tentang cinta melainkan lebih kepada cerpen horor tentang pembunuhan. Ceritanys terkesan lebih cenderung imajinatif dan sepertinya tidak ada dalam kehidupan nyata.
Meski begitu cerpen ini cukup bagus untuk kita baca sebagai bahan hiburan menghabiskan waktu luang kita di rumah. Tidak bisa diceritakan panjang lebar, karena jika ceritanya sudah diuraikan maka unsur ketegangan dalam cerpen horor ini tentu akan berkurang.
Maka dari itu kita akan langsung membaca cerpen tersebut selengkapnya di bawah ini. Jangan lupa, supaya santai siapkan juga cemilan kesukaan sebelum membaca cerita pendek berjudul "blonde lady" tersebut!
Blonde Lady
Cerpen tentang Mimpi
Dan lagi. Aku terbangun di tengah malam dengan tubuh mandi keringat dan nafas yang tak beraturan. Ku tatap jam dinding kamarku. Pukul 02:07 Am, batin ku selalu bertanya, kenapa, kenapa dan kenapa.
Aku selalu terbangun di jam yang sama dan dengan mimpi yang sama. Seorang wanita yang mengenakan baju ala zaman viktoria berwarna keemasan dengan rambut blonde yang tersusun ke atas menampakan mata yang berlumuran cairan amis, berwajah pucat, mulut yang robek hingga sampai pangkal mulut dan isi perut yang berhamburan.
Dia seperti sangat membenciku dan ingin menelanku bulat-bulat. Hingga aku terbangun dengan keadaan seperti itu.
Setiap aku bermimpi tentangnya, dia selalu berkata hal yang sama “Bunuh”. Aku tidak pernah tau apa maksudnya, apa maksud dari perkataanya itu. Sekarang aku benar-benar merasa bahwa aku telah gila. Aku selalu merasa bahwa sekarang wanita itu tidak hanya datang dalam mimpiku saja.
Aku sering merasa diikuti olehnya, aku tidak bisa mengendalikan emosiku lagi, aku kehilangan kendali atas diriku sendiri .
Auatu malam aku tertidur di atas shofa karna kelelahan. Menulis sebuah novel creepy yang harus aku serahkan ke editor besok pagi. Dan yah… seperti biasanya aku kembali bermimpi. Tapi ada yang aneh di mimpiku yang satu ini.
Aku melihat diriku sendiri terduduk di atas sebuah shofa. Aku yakin itu shofa di rumaku. Kulihat diriku tengah menulis di sebuah buku catatan kecil berwarna biru. “Aku pasti sedang menulis novel creepy lagi” batinku.
Ya aku memang seorang penulis novel creepy yang sudah banyak menulis buku tentang hal hal seperti itu. Ku lihat kalender yang ada di sebelahku, “17 Desember” gumamku. “Bukanya itu besok, aku kan harus menyerahkanya pada editor”.
Tiba-tiba wanita itu datang lagi, aku langsung ketakutan. Aku tidak dapat menggerakan tubuhku sama sekali. Ia mendekat. Semakin dekat dan membuatku tambah ketakutan. Dia memamerkan mulut robek yang berisi penuh cincangan daging dan belatung.
Ia membuatku merasa sangat ingin muntah, aku menahan rasa mualku dan membentaknya dengan sangat lantang. “Siapa kamu...! Apa maumu...!” kataku dalam satu tarikan nafas. “Bunuh!!!” katanya.
Aku tidak tau apa maksud dari perkataanya, kenapa dia hanya mengucap satu kata saja, satu kata yang sangat mengganjal hatiku, apakah dia ingin membunuhku atau dia ingin membunuh orang lain. Entahlah.
Kukuatkan kakiku untuk berlari. Menghindari wanita itu hingga ke beranda rumahku. Tapi ada yang aneh dengan beranda rumahku. Kenapa halaman rumahku menjadi kuburan kuno? Beberapa detik kemudian aku tidak menghiraukan kuburan kuno itu lagi. Yang ku pikirkan sekarang adalah “lari lalu sembunyi”
Aku menedekati sebuah patung malaikat yang mirip sekali dengan dead angel di kuburan itu untuk sembunyi. Namun aku salah. Patung itu justru bergerak dan mencengkram leherku. Sangat kuat. Itu adalah kesempatan yang tidak di sia-sia kan oleh wanita blonde itu.
Ia melayang layang mendekat. “APA MAU MU!!!!” “BUNUHLAH BUNUH…” dia berbicara dan membuat belatung belatung yang ada di mulutnya berjatuhan. Aku ingin muntah namun tertahan karena tangan dead angal ini mencengkram leherku. “Sialan kau! Apa yang mau kau lakukan pada ku“
Dia malah tertawa dan aku merasa dia menyerap jiwaku. Dibukanya mulutku dengan sangat memaksa. “ARGHHHH...” rasanya sangat sakit.
Tidak hanya itu ia menbuka mulutnya dan cairan berwarna merah berhamburan dari mulut itu. Dia percikkan cairan amis dari mulutnya tepat berada di depanku. Alhasil aku dicekoki cairan perah pekat bercampur belatung dari mulutnya.
Setelah itu aku bangun dan langsung aku berlari menuju kamar mandi untuk muntah. Kuperhatikan leherku lebam seperti habis di cekik. Aku berfikir “apa tadi benar-benar terjadi” aku tidak bisa tidur sampai pagi karena memikirkanya.
Pagi harinya aku pergi ke perpustakaan untuk sekedar mencari tempat untuk mencurahkan inspirasi tentang hal - hal menakutkan yang dapat di jual manjadi uang untuk memenuhi hidupku. Aku memang terbiasa mandiri tanpa bantuan orang lain.
Pensil super lancipku mulai ku gunakan untuk menulis aku memang lebih suka menulis dengan menggunakan pensil, namun tiba-tiba “dor!” suara itu sama sekali tidak mengagetkanku .
“hei ini perpustakaan, tidak semua orang mau mendengarkanya “ kata seorang wanita yang ada di pojok ruangan. “hehe maaf madam”
Aku tidak menaggapinya sama sekali. “ hei apa yang sedang kamu lakukan ?” katanya sok ramah kepadaku.
Ku genggam kencang pensil yang masih aku peggang dan berbicara dengan lembut padanya. “Terkadang apa yang kita katakan dapat membunuh diri kita sendiri, kau tau itu kan rani?”
“Tentu saja “ katanya sok tahu. Ku lihat jam sudah menujukan pukul 12:05. Aku mencari keberadaan rani. “Tadi dia bilang dia ingin ke kamar kecil, tapi sampai saat ini di belum juga kembali. Aku harus ke editor sekarang “ ku tinggalkan rani tanpa sempat berpamitan denganya.
Esok harinya saat aku ingin menulis daftar belanja bulanan sambil menonton berita terkini yang ada di televis. Ku obrak abrik tempat pensil miliku tapi tidak ku temukan pensilku. Bersamaan dengan itu ada sebuah berita tentang seorang wanita yang ditemukan tewas di toilet wanita sebuah perpustakaan .
Wanita tersebut tewas dengan luka memar di kepala seperti di bentur-benturkan ke tembok berkali – kali, mulut korban robek hingga ke pangkal dan dengan sebuah pensil yang tertancap di mata wanita tersebut. Aku hanya berkata “sudah ku bilang, tapi kau sombong” sambil menyeringai.
Namun setelah yang terjadi pada Rani, aku merasa bahwa aku adalah korban selanjutnya dari pembunuh itu. Aku semakin tak terkendali. Setiap aku kehilangan pensil pasti akan ada sebuah pembunuhan dengan ciri-ciri pembunuhan Rani.
Aku merasa bahwa pembunuh itu pasti menggunakan pensilku dalam setiap aksinya. Itu berarti dia ada di dekatku. Aia pasti sudah lama mengincarku. Aku semakin ketakutan, ku ambil pensilku sambil tertawa-tawa selayaknya orang gila.
Aku tanpa kendali menancapkan ujung pensilku ke mata kananku. Kulihat percikan merah keluar dari tancapan pensil itu. Tawa ku semakin keras lalu ku ulangi tindakan itu ke mata kanan dan alhasil aku tidak bisa melihat apa-apa.
Aku tidak puas sama sekali aku mencari-cari benda lain yang ku temukan hanyalah sebuah kater miliku tanpa ampun lagi kupotong lidahku dengan itu, dan untuk mengakhirinya ku tusukan benda itu ke perutku. Aku merasa puas. Akhirnya aku bisa mengusir blonde lady. (Oleh: Adia Nazi)
oOo
Apakah Cerpen tentang Mimpi, Blonde Lady cukup menghibur, sudah pasti dong. Nah, bagi yang ingin membaca cerita lainnya bisa lihat di bagian bawah atau bisa memilih cerpen yang sudah disisipkan di bagian tengah cerpen di atas. Jangan lupa kunjungi terus situs ini untuk mendapatkan berbagai cerita menarik lainnya.