Jarak, waktu. Ikatan yang kuat pun kadang tak bisa mengalahkan mereka. Hubungan kasih yang dipisahkan oleh keadaan. Kadang rindu. Kadang memilukan.
Pagi yang cerah tapi putri cantiku sudah nampak begitu murung entah apa yang telah terjadi kepadanya.
Biasanya di hari yang pagi secerah ini keceriaanya sudah menghiasi sepinya rumah ini, tapi sekarang dia namapk murung.
"Kamu kenapa sayang" Ucap bunda kepada Kesya anaknya.
"Bunda Ruben pergi ke Batam dan gak bisa dihubungi ma, katanya di sana gak ada sinyal" Ucap Kesya memeluk mamanya dengan manja.
"Aku khawatir hubunganku dengan Ruben berakhir sampai di sini ma" Ucap Kesya.
"Baru aja beberapa hari tidak telvonan sama Ruben sudah galau gimana kalau kamu hidup di jaman mama yang gak ada tekhnologi" Ucap bunda.
"Maksud mama..?" ucap Kesya.
Dulu waktu jaman mama pacaran sama papa belum ada tu yang namanya telfon gadged. Jadi pakenya surat itupun tidak setiap hari.
Ngirim suratnya kadang satu bulan sekali kadang gak pernah sama sekali. Kami mempunyai prinsip bahwa kami saling mencintai.
Walaupun jarang bertemu dan saling surat menyurat kami tetap saling mencintai. Ucap bunda panjang lebar.
Ngirim suratnya kadang satu bulan sekali kadang gak pernah sama sekali. Kami mempunyai prinsip bahwa kami saling mencintai.
Walaupun jarang bertemu dan saling surat menyurat kami tetap saling mencintai. Ucap bunda panjang lebar.
"Tapi sekarang udah moderen ma" Ucap Kesya.
"Yakin aja Ruben gak bakal kemana-mana kok dia hanya pergi sebentar paling bentar lagi juga baik lagi" Ucap bunda.
"Cinta itu bukan seberapa sering berhubungan tapi seberapa sering saling mendoakan" Ucap bunda.
Kesya tersenyum dan memeluk mamanya seolah luluh dengan ucapan-ucapan dari mamanya.