Contohcerita.com - kisah misteri tentang bayangan di lantai marmer berikut ini akan mengajak anda untuk merasakan kejutan yang sangat. Situasi yang diberikan di awal kisah, ditengah perjalanan sampai pada akhir cerita akan membuat anda terpesona.
Ada sebuah tanda tanya besar yang akan menggantung di kepala, meninggalkan sebuah misteri. Bayangan yang hanya menggambarkan sebuah sosok bertubuh besar, tak jelas. Seperti apa sebenarnya kejadian tersebut?
 |
| Kisah Misteri Bayangan di Lantai Marmer |
Menangis ingin rasanya aku menangis, penculik - penculik itu telah menodaiku dengan goresan goresan di tubuh.
Ketakutan itu semakin besar, kencang dengan datangnya bos yang tinggi besar. Lalu bagaimana dengan nasibku sendiri yang jauh.
Berdoa dan hanya bisa berdoa semoga Tuhan mengirimkan malaikatnya untuk menyelamatkan aku dari cengkeraman orang - orang yang sangat aku benci ini.
Sehari yang lalu tak ada angin tak ada asap, tiba - tiba sepulang sekolah aku dijemput paksa oleh segerombolan penculik.
Aku merasa takut kala membayangkan bagaimana penculik itu menghampiriku dan menendang sambil membekap-ku.
Sambil berteriak, dipukulah aku hingga jatuh tersungkur tak berdaya tepat di depan sekolahku, tak ada yang tahu.
Mereka memasukkan aku ke dalam mobil sambil berkata jika kamu mau selamat sebaiknya kamu dia dan temui bos kami.
Hampir dua hari aku disekap di dalam ruangan yang sangat pengap dan tak berasa. Hanya ada penjaga dan mulutku yang tersumpal.
Mereka memanggilku sayang, mereka menyuruhku untuk diam karena bos besar akan segera datang menikmati sesuatu dariku.
Tak beberapa lama orang yang dianggapnya bos besar datang dan menghampiri. Namun yang tampak hanya bayangannya saja karena aku membelakanginya.
Terlihat dilantai, ia sangat kekar dan mengerikan. Namun tetap saja aku berteriak minta tolong, tak ada yang menolong.
Sambil perlahan namun pasti aku mencoba melepaskan tali yang menjerat tanganku, namun aku tak bisa.
Setelah beberapa saat aku mencoba melepaskan ternyata iya berada di depanku. Tak kusangka ternyata dia Alfin. Anak kelas sebelah yang kemarin aku tolak cintanya. (Gunarto)
