Contohcerita.com - cerita sedih kehidupan keluarga ini akan memberikan motivasi kepada pembaca semua agar tetap semangat dan bersabar terhadap apa yang sedang dikerjakan. Jangan mudah menyerah, yakinlah dengan apa yang diusahakan. Jangan lupa menabung.
Cerita menabung untuk membangun rumah |
Tetesan keringat ini telah mengalahkan semua keletihanku selama beberapa tahun aku berjuang untuk mewujudkan sebuah gubuk (Rumah) yang kami idam idamkan.
Aku menangis kala ayahku akhirnya dapat mewujudkan untuk membangun sebuah rumah yang sangat aku dambakan.
Tiga tahun aku dan ayahku berjuang bekerja dan menabung untuk membuat sebuah rumah ini. Aku merasa bangga pada diriku sendiri.
Tidak mudah mewujudkan cita cita ini. Aku sendiri harus bekerja merantau kejakarta selam tiga tahun.
Sedang ayahku hanya seorang tukang becak yang hanya berpenghasilan 25 ribu perhari. Namun ayahku adalah orang yang berjiwa besar, iya menyisihkan 10 ribu untuk ditabung setiap hari.
Dari tabungan kami berdua itulah aku dan ayahku tiga tahun yang lalu berencana membuat sebuah rumah.
Dari bertahun tahun kami menabung saat akan membuat rumah aku pergi ke bank untuk mengambil uang sejumlah 73 juta.
Bagiku itu bukanlah materi yang sedikit, aku sangat menghargai jerih payahku itu dan akan memberikan untuk kehidupan kami sekeluarga.
Singkat cerita aku setelah mengambil uang itu langsung merencanakan untuk membuat sebuah rumah dari rancangan ku sendiri. 24 hari rumah itu berhasil kami bangun dengan berbekal dan dibantu oleh 4 tukang yang sangat cakap.
Tidak hanya kebanggaan yang ku dapatkan namun pujian dari orang tua telah mengeraskan mental dan harapanku kedepan bahwa aku bisa mewujudkan mimpiku.
Tidak banyak yang menyangka kami sekeluarga dapat membuat rumah hanya dalam waktu 3 tahun, padahal penghasilan kami hanya pas-pasan.
Pesan dari cerita ini adalah jika kita benar benar mau dan memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan cita cita dan harapan pasti suatu saat akan tercapai. (Gunarto)