Olahraga daki gunung sudah menjadi rutinitas bagi sebagian mahasiswa maupun orang orang yang hobi bercengkrama dengan alam. Banyak yang mengatakan bahwa mendaki gunung sangat mengesankan dan cenderung orang yang melakukannya memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan alam sekitar.
Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya mendaki gunung juga membutuhkan insting dan kecerdasan lebih.
Hal ini diakibatkan karena ketika seseorang mendaki gunung ia harus mampu bertahan hidup dengan kondisi alam yang tidak menentu.
Sebagai respond an stimulus dari alam itu, mau tidak mau sang pendaki harus bener benar mampu menyeimbangkan antara kondisi badan dengan kondisi lingkunganya.
Ada pendaki yang kurang respon terhadap kondisi alam terkadang menyebabkan kecelakaan yang fatal bahkan merenggut nyawa.
Kondisi lingkungan yang kurang mendukung biasanya menyebabkan orang yang berada didalamnya cepat lelah dan letih.
Jika tidak waspada betul maka akan terjadi kecelakaan yang fatal yang dapat menimbulkan luka luka dan kematian.
Ketika cuaca mendung dan hujan misalnya, kondisi alam akan menyebabkan badan orang yang mendaki kedinginan. Sebagai respon, pendaki harus mengenakan pakaian yang hangat atau berhenti sejenak membuat api.
Perlu analisis alam yang benar benar dapat dilakukan jika sang pendaki ingin selamat sampai ketika ia turun.
Jangan menunjukan sifat gegabah dalam mengambil kesimpulan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan hal yang fatal.
Mendaki bersama teman bisa menjadi prioritas yang harus dilakukan karena terkadang kondisi fisik yang tidak menentu dapat menyebabkan kelelahan.
Sekali lagi perlu insting dan kecerdasan yang baik dalam menghadapi kondisi alam ketika seseorang ingin melakukan pendakian untuk kegiatan penelitian maupun sekedar menyalurkan hobi dan olahraga. (Gunarto)