Pergulatan Pilkada Belum Selesai, Agus Sudah Mengakui Kekalahan

Pergulatan pilkada memang belum selesai, dan ada pasangan calon yang tetap optimis akan menjadi pemenang dalam putaran yang kedua, tetapi ada juga pasangan calon yang mengaku sudah kalah berdasarkan angka dan tertinggal jauh dari pasangan calon yang lainnya di dalam ajang pilkada DKI.


Kandidat calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono, mengakui kekalahannya dan menerima dengan lapang kekalahannya tersebut. Meski kalah dia tetap berjiwa lapang dan terus belajar untuk menjadi lebih baik lagi, dia sendiri mengatakan mungkin dia belum pantas menjadi orang nomer stau di DKI Jakarta.

Dia juga menuturkan bahwa meski dia kalah kecintaan-nya kepada Indonesia tetap tertanam dalam-dalam, dan dia masih mempunyai keinginan untuk menjadi orang yang terus mengharumkan dan memajukan bangsa ini. 

Sehingga terciptalah bangsa Indonesia ini bangsa yang besar dan sejahtera.  Hal ini sendiri sesuai dengan apa yang dimuat dalam situs Metronews.com.

Jiwa kesatria yang mau menerima kekalahan dengan lapang dada dan tidak menyimpan dendam akibat kekalahan yang dimiliki oleh Agus Hari Murti Yudhoyono tentu bisa menjadi percontohan kita semua, yang mana kekalahan hanyalah portal dari langkah tetapi tetapi kita bisa mencari jalan lain untuk menemukan kemenangan tersebut.

Sebagai seorang calon pemimpin sejati tentulah harus bisa berlaga dengan penuh sportif, dan menerima kekalahan dengan sangat lapang dada ini termasuk sportifitas dalam laga pilkada kali ini. Karena memang sportivitas sendiri sangat perlu untuk menjadikan perjalanan lika-liku politik lebih tertib, dan inilah yang sudah ditunjukkan oleh Agus Hari Murti Yudhoyono.    

Di sisi lain Agus juga memberikan selamat kepada Anis dan Ahok yang mendapatkan nilai lebih tinggi dari pada dirinya, dan mempunyai kesempatan besar dari pada dirinya untuk mendapatkan kemenangan dalam ajang pilkada DKI ini, meskipun demikian Agus tidak berkecil hati atas kekalahannya tersebut.

Karena dia sendiri sangat menyadari bahwa dia belum pantas dan belum lues untuk dijadikan orang nomer satu di Jakarta, orang  Jakarta sendiri membutuhkan pemimpin yang memang benar-benar di sukai oleh rakyatnya, dan kini Agus sendiri belum bisa menarik simpati para masyarakat untuk memilih dirinya. (Arif Purwanto).

Back To Top