Paijo, Sang Kakek Gaul yang Ingin Pinjam Uang di Bank untuk Usaha

Paijo adalah seorang kakek idealis yang begitu lucu dan lugu. Di usianya yang senja, setelah menyerahkan seluruh perusahaan yang ia miliki kepada anaknya, ia masih mempunyai mimpi yang harus ia capai sebelum ia dikubur. Paijo ingin membangun usaha baru yang nantinya akan diserahkan untuk kegiatan amal sosial.


Paijo, yang asli keturunan suku Jawa tulen itu pun memutuskan untuk mengajungan pinjaman ke bank. Agar tidak merepotkan anak dan cucunya, niatnya sih begitu. Dengan tekad yang bulat, suatu hari ia pun berangkat ke salah satu bank terkenal di daerahnya.

“Selamat siang bapak, ada yang bisa saya banting…?”, ucap pegawai bank menyapanya. “Eh, jangan macam-macam ya, tidak sopan benar sama orang tua!”, Paijo pun menjawab dengan ketus.

“Iya, iya, maaf pak karena saya bercanda, habisnya bapak keliatan tegang sekali”, ucap petugas itu. “Sudah, sudah, saya ingin mengajukan pinjaman, ini berkasnya…”, ucap Paijo.

Sang pegawai bank pun menerima berkas tersebut, membuka permohonan tersebut dan berkata, “uang sebanyak ini untuk apa pak?”, ucapnya, “apa bapak benar-benar membutuhkannya?”, lanjutnya lagi.

“Iya, saya membutuhkannya, itu jumlahnya sedikit, hanya untuk permulaan saja”, jawab Paijo tenang. “Uang sejumlah ini sedikit, ini banyak pak, apalagi di usia bapak yang sudah, eh maaf pak…”

“Saya ini mau pinjam uang, bukan mau bercanda”
“Iya pak, sekali lagi maaf. Lalu uang ini akan bapak gunakan untuk apa?”
“Mau untuk beli pisang, pisangnya dibuat keripik lalu dijual”, jawab Paijo polos
“Hem… bapak punya agunan?”
“Apa itu?”

“Sesuatu yang bisa dijadikan jaminan untuk uang yang bapak pinjam”
“Oh, saya enggak paham”
“Bapak punya hewan ternak?”
“Ada, saya punya sapi?”
“Usianya berapa pak?”
“Entah, enggak tahu, tidak ada giginya…”
“Oh, begitu. Bapak punya kendaraan?”
“Ada, mobil sedan tahun 70, sudah 10 tahun digarasi, tidak pernah dipakai”

Setelah melalui beberapa pertanyaan, pihak bank akhirnya memberikan pinjaman yang diajukan oleh Paijo. Sebulan berlalu, kakek Paijo pun mulai membayar cicilan. Hari itu, ia kembali ke bank tersebut dan membayar angsuran.

“Ini uang cicilan pinjaman saya kemarin”
“Oh, iya pak… Bagaimana usaha bapak saat ini?”
“Bagus, lancar… anda mau beli keripik dari saya juga?”
“He he he… tidak usah pak. Terus, pinjaman kemarin sudah habis dong ya pak?”
“Belum… masih ada sebagian”

“Lho, sebagian uang itu mau diapakan pak?”, Tanya petugas bank. “Di simpan di bawah bantal…”, jawab kakek Paijo dengan serius.

“Apa? Kenapa tidak di deposito kan saja ke bank ini pak?”, ucap petugas bank lagi. “Maksudnya gimana?”, Tanya Paijo tidak mengerti. “Maksudnya, bapak simpan uang bapak di bank kami dan kami yang akan menjaganya untuk bapak”, jelas si petugas.

Kemudian, dengan santai Paijo duduk menyandarkan punggungnya di kursi, ia kemudian bertanya kepada pegawai bank tersebut, “apa yang akan anda gunakan untuk jaminan?”

Back To Top