Analisis Pesan Moral Cerita Rakyat
Lopian
– Wanita tidaklah lemah, maka salahlah anggapan orang yang mengatakan bahwa
wanita adalah lemah. Merekalah kaum facisme yang menolak untuk berjuang dengan
perempuan karena menolak untuk setara dengan perempuan.
Padahal
hal tersebut tentulah salah sebagai mana uangkapan bung Karno yang mengatakan
bahwa wanita dan laki-laki adalah sepasang sayap yang harus sama kuat untuk
bisa membuat burung nasional menuju kemerdekaan.
Di
dalam cerita ini kita akan melihat sosok wanita kuat meskipun harus gugur dalam
pertempuran, namun setidaknya dia mati dengan jiwa kesatria bukan meninggalkan
nista. Dan keberanian seorang perempuan dalam berperang yang akan di tampilkan
dalam cerita ini membukakan mata kita bahwa wanita tidaklah lemah, wanita
adalah kuat.
Ceritanya
berjudul ”Lopian, Puteri Sisingamangaraja XII” ini yang mengambil cerita zaman
raja sisingamangaraja XII. Ceritanya begitu menarik dan begitu apik, mengingat
banyak sekali hal mengharukan yang diperlihatkan oleh cerita tersebut terutama
ketika datangnya peperangan dan para pejuanya gugur dalam peperangan.
Cerita
ini menceritakan tentang monumen yang berada di Sumatra utara yang menuliskan
di dalam tentang seorang putri Lopian yaitu putri dari raja Sisingamngaraja. Di
dalam tulisan tersebut tertulis pada jaman tersebut, raja Sisingamangaraja yang
kebal terhadap senjata kecuali bila terkena darah dan putrinya Lopian
menghadapi Belanda.
Namun
naas karena putrinya tertembak, raja Sisingamangara harus segera menolong
putrinya yang tak terselamatkan lagi itu. Karena tubuh raja yang terkena darah
dari anaknya itu sang raja jadi mempan dengan senjata api.
Raja
Sisingamangaraja mati setelah tertembak oleh Belanda, karena ilmu kebalnya
telah hilang karena pantangan yang telah dilangarnnya.
Pesan
moral dalam cerita ini adalah tentang keberanian seorang perempuan yang berani
berjuang untuk tanah airnya dan juga untuk rakyatnya. Meskipun pada
perjuangannya perempuan dan keluargannya itu harus gugur di tangan pasukan
biadap Belanda.
Tetapi
setidaknya perlawanan hingga titik darah penghabisan sudah dilakukannya untuk
melawan kekejaman imprialisme Belanda. Perjuangan kita laki-laki dan perempuan
tidaklah sama dengan dahulu yang harus mengangkat senjata untuk bisa menang.
Perjuangan
tersebut bukan berhenti atau sudah selesai. Untuk kaum perempuan tetaplah
menjadi perempuan yang kuat dan turut serta bekerjasama dengan laki-laki untuk
bersama-sama membangun kesejahteraan di dalam ibu pertiwi kita ini.
Karena
seperti yang sudah dikatakan di awal tadi bahwa perjuang tanpa melibatkan semua
elemen maka akan sia-sia dan bahkan tidak akan terwujudu. Untuk itu wanita dan
laki-laki harus sama kuatnya guna membangun bangsa menuju bangsa yang lebih
sejahtera.
Caranya
yaitu wanita haruslah bersemangat mencari ilmu dan senantiasa membagikan
ilmunya kepada masyarakat banyak dan itulah upaya awal guna berjuang menuju
kesejahteraan. Bagaimana menurut anda, benar bukan?
Cerita
dan analisis pesan moralnya ini begitu menarik karena mengajarkan kita tentang
arti dari pada nasionalisme, cinta terhadap tanah air dan cinta terhadap bangsa
dan negara. Dan wanita tidaklah lemah, wanita bisa bersama-sama berjuang
bersama laki-laki guna menjadikan Indonesia lebih sejahtera kembali.
Dengan
begitu, Indonesia dapat menjadi negara yang sejahtera sebagaimana yang
diimpikan oleh rakyat dari dulu. Banyak cerita yang lain yang mengajarkan
kebaikan untuk kita bersama, yang mudah-mudahan bisa membawa pribadi kita ke
pribadi yang mempunyai budi pekerti baik.
Dengan
demikian hidup kita, apa yang kita lakukan, dan apa yang kita pikirkan, bisa
menjadi manfaat bagi orang lain dan bagi kesejahteraan rakyat, bangsa, dan
negara. Itu saja kali ini, silahkan baca juga beberapa cerita rakyat lain yang
sudah disiapkan di bagian bawah.