Main Twitter Sendiri, Aku Dianggap Sok Gaul

Cerita Pengalaman tentang Teknologi - Kupandangi layar smartphone-ku saat aku sedang berada dikantin. Aku saat ini sedang duduk bersama kedua temanku. Diana dan Rachel. Mereka berdua adalah orang-orang yang sampai saat ini masih mau berteman denganku.


Entah sejak kapan ini terjadi, yang jelas aku merasa kalau aku sedang dijauhi oleh teman-temanku. Dan apakah kalian tau apa alasannya? Karena aku bermain twitter dan tidak bermain facebook!! Konyol sekali.

“Eh, anak sok gaul lagi makan dikantin.” Suara seorang gadis bernama Intan terdengar saat dia melewatiku. Aku hanya diam dan pura-pura tidak melihatnya.
“Hah anak sok gaul? Emang siapa si?” ucap Annisa salah satu temannya yang sedang berjalan bersamanya.

“Itu tu.. yang sekarang udah sok-sok’an ngga mau main facebook lagi. Sekarang dia cuma sibuk sama twitternya. Biasalah, biar keliatan gaul gitu.”
“Padahal?” Indri-salah satu temannya kini ikut menimpali. 

“Padahal norak ya tetep aja norak! Ahahaha.” Mereka bertiga tertawa bersama lalu benar-benar menghilang dari hadapanku. Aku hanya terdiam dan tidak bisa membalas satu katapun. Sementara Diana dan Rachel hanya bisa menatapku iba.

Emosiku benar-benar meluap-luap sekarang ini. Aku?! dicap sebagai anak sok gaul hanya karena bermain twitter?! Yang benar saja, apa seburuk itu mereka memandang orang-orang yang bermain twitter. Oh, astaga tolong selamatkanlah aku dari dunia yang konyol ini Tuhan…

***

Malam semakin larut. Jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku sudah menunjukan pukul sebelas malam. Tapi aku sama sekali belum mengantuk. Mataku masih terbuka lebar. Fokus memandangi layar smartphone-ku sedari tadi.

Tanpa terasa sudah hampir tiga jam aku hanya berkutat dengan situs twitter.com. Padahal semua temanku di twitter adalah orang-orang yang asing bagiku didunia nyata.

Tapi aku merasa senang disana. Aku bisa merasakan kejujuran disana. Tidak ada banyak sampah yang aku temukan. Selain itu, informasi yang kudapatkan disana juga jauh lebih berbobot.

Sebenarnya sekarang ini teman-temanku disekolah sedang gencar-gencarnya bermain facebook. Hampir semua obrolan mereka setiap hari hanya seputar facebook dan yang lainnya.

Membicarakan status, menambah pertemanan, dan juga yang lainnya. Bukannya aku tidak punya akun facebook atau tidak bisa menggunakannya, hanya saja kini pengguna facebook benar-benar sudah meraja lela. Bahkan tak jarang satu orang memiliki lebih dari tiga akun facebook. Dan aku masih belum mengerti apa tujuannya.

Aku merasa facebook sudah tidak seasik dulu lagi. Orang-orang disana kini lebih suka saling mencela dan saling menghina. Bukannya membuat sebuah komunitas yang bisa membangun bangsa, mereka justru membuat sebuah komunitas yang membuat bangsa ini semakin tepecah belah.

Tak jarang anggota dari sebuah group difecebook saling adu mulut dengan anggota grup lainnya. Tentu saja ini membuatku merasa jijik dan malas membukanya lagi. Tiap kali aku membukanya, selalu saja promo-promo yang sama sekali tidak penting.

Sudah terlalu banyak spam disana. Bahkan tak jarang ada juga pihak-pihak yang juga melakukan penipuan dengan memanfaatkan facebook sebagai media nya. Bukannya aku benci dengan facebook, hanya saja para pengguna facebook yang menyalah gunakannya benar-benar membuatku merasa jengkel. Dan atas alasan itu lah kini aku pindah haluan dan sibuk dengan akun twitter ku.

Disekolah, aku memiliki lima teman yang juga merasakan hal yang sama denganku. Kami berlima sepakat untuk pindah haluan ke twitter dan perlahan meninggalkan facebook yang sudah tidak relevan dengan kehidupan kami.

Hanya saja, kepindahan kami mengalami sebuah kontroversi dimata anak-anak sekolah. Sungguh sebuah pemahaman yang konyol. Mereka mengecap kami pindah ke twitter dengan alasan ingin terlihat lebih gaul.

Hey bung, yang benar saja, twitter tidak akan membuatmu menjadi terlihat lebih gaul. Dan seandainya saja twitter memang bisa membuat penggunanya menjadi tampak lebih gaul, tetap saja tujuan awal kami bukanlah itu.

Aku benar-benar merasa jengkel dengan teman-temanku ini. mereka selalu memutuskan sesuatu secara sepihak. Mereka selalu menutup mata atas kebenaran sebuah berita.

Apa yang diberitakan selalu mereka terima dengan tangan terbuka tanpa mau menyaringnya terlebih dahulu. Dan tentu saja, ini membuatku merasa sedikit muak.
Saat aku sedang asik dengan akun twitterku, tiba-tiba saja ada satu akun yang meng-follow akun ku.

Nama akun itu ‘@intancitra’. Kulihat foto profilnya dan kurasa aku mengenal anak itu. Ouh.. What the ffff?!! Dia adalah anak yang baru saja mengecap aku sebagai anak yang sok gaul karena bermain twitter.

Lihatlah sekarang, dia ikut-ikutan bermain twitter dan tanpa malunya meng-follow akun twitterku. Yang benar saja, apa otaknya baru saja terbentur sesuatu yang keras? Atau urat malunya baru saja putus.

Ah entahlah, yang ingin aku sampaikan sebanarnya sama sekali tidak banyak jika aku bisa berbicara secara empat mata dengannya. Aku hanya ingin menasihatinya agar dia jangan seenaknya saja mengecap seseorang. ‘don’t judge book from the cover!’ yah, kurasa pepatah itulah yang akan dengan keras ku teriakan didepan wajahnya.

Tapi, bagaimanapun aku tetaplah memiliki sopan santun. Bagiku tidak masalah dia menghinaku, tapi pada akhirnya, dunia akan tau dan dunia akan membuktikan. Siapa yang sebenarnya berhak dipuji dan siapa yang sebenarnya berhak dicela.

---oOo---

Back To Top