Kita baca cerpen motivasi usaha yuk. Siapa tahu ada yang butuh hiburan sekaligus motivasi untuk terus berjuang demi hidup yang lebih baik. Tidak ada salahnya kan. Memanfaatkan waktu santai meski sebentar untuk tetap mengobarkan semangat.
Sama dengan karya terdahulu, cerpen kali ini juga merupakan karya sederhana hasil belajar menulis. Belum sempurna, masih banyak yang kurang, tapi tetap bisa dijadikan sarana hiburan.
Jus Segar di Hari yang Dingin
Cerpen Motivasi Usaha
Rinai hujan turun lagi. Kali ini hujan sangat lebat. Terlihat sosok perempuan di sebrang jalan yang sedang termenung sendirian di tenda tenda biru tempatnya berteduh. Entah apa yang sedang terjadi kepadanya. Aku tak tahu masalah yang sedang menimpanya.
Terlihat lamunan yang sangat penuh dengan harapan itu
terlihat jelas terpancar di wajahnya. Aku ingin sekali menghampirinya tapi
masih terhalang hujan yang sangat deras. Berbagai spekulasi pun muncul di
benakku.
Waktu berselang cukup lama sampai hujan berhenti aku ingin
sekali menghampirinya dan mencoba menghiburnya siapa tau dia mau berbagi
masalah yang sedang dihadapinya itu. Akhirnya, hujan pun sudah agak reda. Kendaraan
pun mulai melaju dengan hati - hati karena banyak genangan air di jalanan.
Akhirnya aku menghampirinya dan seraya bertanya, “ngelamun
saja, nanti kesambet cowok ganteng lo?”. Namun dia tak terucap sepatah katapun.
Ia lalu hanya menghela nafas dengan sangat berat. “Dalam sekali masalah yang
sedang di hadapi perempuan ini”, ujarku di dalam hati.
Lalu aku kembali bertanya, “Sedang nagapain mbak?”, tanyaku
sambil meledeknya. “Tidak melihat saya sedang berjualan jus!”Aku terdiam dan
menghela nafas. Terlihat setumpuk buah dan berbagai ramuan atau campuran es
terlihat masih banyak. “Oh itu masalahnya?”, pikirku dalam hati.
Aku bisa merasakan apa yang sedang terjadi kepadanya. Aku akhirnya
mencoba menghiburnya dengan membeli jus walaupun hari yang masih sangat dingin
ini setelah di guyur hujan yang cukup lebat.
Perempuan itu dengan lihai meracik jus dan mulai
menghancurkan buah dengan blender. Setitik, mulai ada harapan terlihat jelas di
wajahnya. Dan senyuman manis terlihat di
bibirnya.
Waktupun berlalu dan aku segera meningggalkan perempuan
penjual jus itu dan segera lekas pulang. Setelah beberapa saat setelah di rumah
aku terbayang senyuman manis perempuan itu. Ingin rasanya aku kembali lagi dan
berbincang bincang dengannya.
Keesokan harinya aku segera menuju tempat jualan perempuan
itu tapi terihat sosok lelaki yang terlihat seperti suaminya itu ada di
sebelahnya. Ada perasaan kecewa dalam hati ini. Akhirnya aku tidak menghampirinya
walaupun hanya sekedar membeli jusnya.
---oOo---