Masih dengan cerita tentang pengalaman, kali ini kita akan menikmati sebuah kisah yang berkaitan dengan teknologi. Kali ini ceritanya yaitu tentang AC atau air conditioner. Kira-kira seperti apa ya cerita yang diangkat dalam cerpen ini?
Ya, namanya juga pengalaman. Ada kalanya kita mengalami hal baik dan menarik yang akan selalu menjadi kenangan indah untuk diceritakan. Ada kalanya juga kita memiliki pengalaman yang justru sebaliknya.
Air Conditioner (AC) dan Nyaliku yang Ciut
Cerpen Pengalaman Teknologi
Namaku Suradi, aku pemuda kampung dari desa yang asri. Desa ku itu yaitu desa terpelosok nan jauh dari keramaian. Suatu hari ketika aku jenuh akan kehidupanku yang begitu-begitu saja tanpa ada perubahan. “Aku harus merubah kehidupanku dan keluargaku”, pikirku.
Aku memutuskan untuk pergi merantau ke kota besar Jakarta. Itulah
cita-citaku dari dulu untuk memperbaiki nasib keluargaku
Di saat mau berangkat ke kota semua keluargaku
mengantarkanku ke terminal. Terminat itu tak begitu jauh dari desa, sekitar 15
km dari rumah. Maklum aku belum pernah pergi kemana-mana waktu di desa.
Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Anak yang kedua
adikku, perempuan yang masih sekolah dasar. Aku tak mau kalau adik-adikku harus
putus sekolah sepertiku. Karena itulah aku ingin berjuang.
Di saat mau berangkat air mata orang tuaku pun jatuh. Sepertinya,
ia tak tega melepas ku untuk merantau ke sebrang. Tapi apalah daya, semua itu
harus aku lakukan untuk memperbaiki nasibku dan keluargaku.
Mobil bus yang aku tumpangi semakin lama semain menjauh dari
orang tuaku. Sebenarnya aku tak tega melihat ibuku menagis melepasku.
Waktupun berlalu. Setelah aku sampai di Jakarta mencari
kerja dengan ijasah SD-ku berharap ada yang mau menerimanya. Tanpa keahlian
apapun aku menyodorkan berkas lamaranku
ke berbagai lemaga instansi, toko toko, dan lain lain.
Berharap ada salah satu yang menerimaku untuk menjadi
karyawanya. Di saat aku melamar di salah satu instansi di kota Jakarta.
Sebenarnya langkahku sangat berat untuk melamar kerja di sana karena ijasah
yang ku pegang dan tanpa adanya keahlian yang ku miliki.
Akhirnya aku memutuskan untuk melamar pekerjaan, “entah di
terima atau tidak setidaknya aku sudah mencobanya”. Saat itu aku takut ada
orang yang menjaga gedung itu dengan tubuh besar tegak yang menjaganya. Tapi aku
tetap melangkahkan kaki ku untuk memperbaiki nasib keliuargaku.
Lalu aku mendekati orang yang sedang berdiri dengan gagahya
itu seraya berkata, “Pak …!”, dengan senyuman kecil di bibir. Tanpa berkata
apapun dia membukakan pintu yang terbuat
dari kaca itu. “Dia bisu apa yah...?” pikirku.
Aku melanjutkan langkah kaki ku untuk masuk, tiba-tiba suhu
ruangan berubah menjadi dingin lalu aku ke luar ruangan lagi. “Kenapa mas”,
kata penjaga gedung itu. “Dingin pak?”, kataku.“Oh itu karena ada AC-nya”
“AC .. apa itu AC kenapa bisa membuat ruangan ini menjadi
dingin?” tanyaku. Dia pun menjelaskan cukup panjang tentang AC itu. Lalu aku
memutuskan untuk melamar ke gedung yang lain untuk memperbaiki nasibku karena
gedung itu sangat dingin.
---oOo---