Komisi pemilihan umum (KPU) akan merekrut kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) untuk ditempatkan di lokasi di daerah DKI Jakarta, yang menurut perkiraan berjumlah sekitar 13.023 tempat pemungutan suara (TPS).
Dalam rencana tersebut dalam satu TPS akan diisi oleh sekitar Sembilan orang. Di mana tujuh adalah petugas dan dua petugas keamanan dan ketertiban.
Tapi ada yang aneh dengan petugas KPPS yang berkostum anak SD yang kami temui seperti yang diberitakan oleh suara.com. Petugas ini tepatnya berada di 45 Kelurahan Kebon Pala Jakarta.
Hal ini tentu mengejutkan bagi sebagian orang di daerah kelurahan tersebut. Pasalnya mereka benar benar terkejut atas kejadian itu.
Salah satu warga yang ditemui oleh salah satu pihak jurnalis mengatakan bahwa ia melihat petugas TPS itu dari jauh benar seperti anak SD saat mereka duduk. Tetapi saat didekati tidak tahunya orang tua yang memakai kostum anak SD.
Ini tentu menjadi terobosan yang baik untuk komisi pemilihan umum karna dapat menciptakan nuansa damai didalam penyelenggaraan pilkada di DKI Jakarta. Salah seorang warga yang kami temui itu merasa sangat senang karna merasa tidak ada kesan tegang dan formal di TPS itu.
Adapun alasan petugas TPS Itu memakai pakaian ala anak SD adalah agar warga tertarik untuk mencoblos dalam pilkada gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada hari ini.
Petugas TPS itu mengatakan sangat senang karna dapat melaksanakan kewajibanya dan tugasnya dengan kesan yang lain dari yang lain karna dia memakai kostum anak SD.
Kejadian itu memberikan informasi yang baik untuk kita sebagai rakyat pemilih dan tentunya dapat member nuansa baru terhadap penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.
Adapun pelajaran yang dapat kita petik adalah kita seharusnya dapat meniru petugas TPS itu karena mempunyai kreatifitas dalam menjalankan tugasnya. Dan dapat memberi nilai lebih terhadap komisi pemilihan umum sebagai penyelenggara pemilu agar terus meningkatkan pelayanannya.
Kita tentu mendukung setiap tindakan yang baik dalam pemilihan umum ini. Dan contoh petugas itu memberi pelajaran bagaimana seharusnya pemilu diselenggarakan dengan aman dan damai. (Gunarto)