Cerita lucu Si Jono Koplak dan kekasihnya berikut ini diharapkan akan menjadi bahan bacaan saat santai di rumah. Mungkin diantara anda semua ada banyak yang suka dengan bacaan-bacaan ringan menghibur seperti ini.
Ceritanya tidak terlalu panjang, dikemas dengan bahasa sehari-hari yang sederhana. Tidak akan sulit untuk mencerna isi dari alur kisah yang diberikan. Apalagi cerita ini dipenuhi dengan dialog atau percakapan pemainnya.
Kata "Jono Koplak" ini sebenarnya hanya julukan saja ya. Tidak merujuk untuk merendahkan tetapi hanya sebagai kata ganti saja.
Kalau dilihat dari judulnya sih cukup unik dan menarik. Tapi kita belum bisa tahu apa yang terjadi pada si Jono dan kekasihnya tersebut. Cukup membuat penasaran sih, dalam bayangan kita seperti cerita beauty and the beast gitu.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana kisah ini menjadi lucu? Makin penasaran saja bukan? Ya, kita mulai saja. Kisah ini adalah kisah awal pertemuan si Jono dengan sang kekasih. Apa yang terjadi, begini ceritanya!
Saat itu akhir pekan. Suasana begitu indah. Angin berhembus semilir. Matahari malu-malu, menyembul menampakkan sebagian wajahnya di balik awan. Meski musim hujan, jalanan kering. Deru kendaraan pun seolah terdengar lebih pelan, tanpa bising.
Jono menjejakkan kaki ke luar rumah. Ia tak mau melewatkan akhir pekan sempurna itu. "Hari ini aku akan senang-senang", ucapnya dalam hati.
Seharian, Jono kemudian menghabiskan waktu sesuka hati. Mengunjungi teman, pergi ke pantai, santai di perempatan jalan dengan para pengamen. Jono melakukan hal yang membuat beban hidupnya terasa lebih ringan.
Setelah seharian jalan-jalan, badan Jono mulai letih. Cacing dalam perutnya mulai bernyanyi, bahkan berontak.
Kata "Jono Koplak" ini sebenarnya hanya julukan saja ya. Tidak merujuk untuk merendahkan tetapi hanya sebagai kata ganti saja.
Kalau dilihat dari judulnya sih cukup unik dan menarik. Tapi kita belum bisa tahu apa yang terjadi pada si Jono dan kekasihnya tersebut. Cukup membuat penasaran sih, dalam bayangan kita seperti cerita beauty and the beast gitu.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana kisah ini menjadi lucu? Makin penasaran saja bukan? Ya, kita mulai saja. Kisah ini adalah kisah awal pertemuan si Jono dengan sang kekasih. Apa yang terjadi, begini ceritanya!
Saat itu akhir pekan. Suasana begitu indah. Angin berhembus semilir. Matahari malu-malu, menyembul menampakkan sebagian wajahnya di balik awan. Meski musim hujan, jalanan kering. Deru kendaraan pun seolah terdengar lebih pelan, tanpa bising.
Jono menjejakkan kaki ke luar rumah. Ia tak mau melewatkan akhir pekan sempurna itu. "Hari ini aku akan senang-senang", ucapnya dalam hati.
Seharian, Jono kemudian menghabiskan waktu sesuka hati. Mengunjungi teman, pergi ke pantai, santai di perempatan jalan dengan para pengamen. Jono melakukan hal yang membuat beban hidupnya terasa lebih ringan.
Setelah seharian jalan-jalan, badan Jono mulai letih. Cacing dalam perutnya mulai bernyanyi, bahkan berontak.
Jono menarahkan motor dungkul klimis-nya ke sebuah pelataran. Rumah makan terkenal yang ramai pengunjung, ia hendak memberi jatah pada piaraan di perutnya.
Lantaran kelaparan, ia langsung masuk. Di lihatnya sekeliling. Tak ada meja kosong tersisa. Matanya mencari lagi, memastikan ia bisa segera menyantap hidangan apapun.
Lantaran kelaparan, ia langsung masuk. Di lihatnya sekeliling. Tak ada meja kosong tersisa. Matanya mencari lagi, memastikan ia bisa segera menyantap hidangan apapun.
"Ah... itu dia". Jono menemukan satu meja kosong di bagian pojok ruangan. Ia segera meluncur dan memesan makanan.
Beberapa menit, pesanan datang. Jono mulai melahap makanan itu sendiri di sebuah meja bulat dengan satu tempat duduk tersisa.
Asyik sekali, Jono tak menyadari ada seorang gadis cantik yang datang menghampirinya. Bukan karena ingin mendekatinya tapi karena tidak ada lagi bangku kosong yang bisa digunakan, pasti.
Tak canggung, gadis cantik itu langsung duduk semeja dengan Joni yang sedang asyik mengunyah makanan.
Seketika itu, yang namanya mata lelaki, pandangannya pun tertuju pada makhluk sempurna di depan matanya. Jono pun terkagum-kagum dengan paras sang gadis. Tanpa diminta, Jono menghentikan aktivitasnya.
Sedetik kemudian, dengan gesit, ligat dan buru-buru, Jono mengarahkan kedua tangannya ke muka. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan tersebut.
Melihat gelagat aneh sang cowok di depannya, gadis cantik tersebut pun heran. Ia kemudian bertanya pada Jono.
Eh... Mas, maaf. Kenapa berhenti makan. Enggak enak ya?", ucap sang gadis tadi.
Diam, Jono hanya menggelengkan kepala beberapa kali.
"Duh... memang kenapa mas? Susah buang air besar?" tanya gadis itu lagi penasaran.
Tetap diam. Jono kembali menggelengkan kepalanya.
Makin penasaran, gadis itu bertanya lagi pada Jono, "oh, pasti mas sedang sariawan. Bibirnya pecah-pecah ya?", tanya gadis itu dengan tatapan serius.
Dengan pertanyaan terakhir ini, Jono tidak bisa tinggal diam. Sambil membuka kedua tangannya ia pun berkata, "iya nih... pecahnya sampai besar sekali!", jawabnya sambil salah tingkah.
"Oh... mas ini. Bercanda-nya bisa saja. Maaf ya mas... bukan maksud aku bikin..." Gadis itu tak melanjutkan kalimatnya. Ia justru reflek mengangkat kedua tangannya menutupi mulut - seperti yang dilakukan tadi.
Melihat tingkah sang gadis, Jono - yang ternyata bibir-nya sumbing - tak mampu menahan tawa. Ia justru tertawa ngekek melihat sang gadis.
Sang gadis yang menyadari tingkahnya lucu pun tak pelak ikut tertawa. Suasana tegang yang tadinya terjadi diantara mereka pun cair, secair hati Jono yang meleleh karena kecantikan gadis di depannya itu.
***
Ada tidak ya kejadian seperti itu yang terjadi? Sungguh diluar dugaan memang. Ternyata oh ternyata, setelah beberapa pertanyaan menohok, rupanya ini tentang bibir sumbing.
Tapi keren, cerita lucu koplak di atas bisa memberikan inspirasi kepada kita bahwa seharusnya kita memang tidak perlu takut, minder atau bahkan malu karena satu kekurangan yang ada pada diri kita.
Harus kita ingat, manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satu pun yang luput dari kekurangan, baik disadari atau tidak. Ya sudah, itu saja dulu untuk cerita humor kali ini. Lain waktu kita sambung lagi ya!