Cerita Cerpen tentang Kesuksesan, Berawal dari Keterpurukan

Saya akan mengajak anda membaca sebuah contoh cerpen tentang kesuksesan yang berawal dari kegagalan. Di cerita yang satu ini kita akan melihat betapa besarnya arti sebuah perjuangan dimana akhirnya keberhasilan menjadi buah yang sangat manis untuk dinikmati.


Cerita tentang usaha yang sukses ini benar-benar memberikan inspirasi dan bisa menjadi motivasi bagi kita semua.

Bagaimana, ingin tahu bagus tidaknya cerita pada cerpen tersebut? Cerita kesuksesan di bawah ini mengisahkan perjuangan seorang gadis dengan sang ibu.

Gadis tersebut bernama Rini yang akhirnya berkat ketekunan dan kerja keras akhirnya bisa merasakan kesuksesan.

Sungguh sebuah perjuangan yang cukup berat namun mendapatkan hasil yang memuaskan. Patut menjadi contoh dan inspirasi apa yang dikerjakan oleh gadis tersebut.

Bisa dikatakan, cerpen tentang kesuksesan ini merupakan cerpen yang cukup sederhana dan singkat. Bahasa yang digunakan tidak sulit untuk dimengerti dan pilihan kata-nya pun sangat sederhana menggunakan dialog sehari - hari.

Itu saja yang bisa saya ceritakan tentang cerita pendek tersebut. Sekarang silahkan baca cerita selengkapnya di bawah ini.

Sukses Berawal dari Keterpurukan
Cerpen Oleh Irmajajil

Kabut masih memenuhi bumi ketika Jimah mengayunkan langkah kakinya. Jimah adalah seorang wanita tegar yang menjalani kerasnya hidup dengan kakinya sendiri.

Ia dibantu oleh anak semata wayang-nya harus berjibaku mengais rejeki di pasar dengan menjual kerajinan bambu perabot rumah tangga.

Ia menjalani hidup seperti itu sejak satu tahun terakhir semenjak suaminya meninggal karena perampokan yang akhirnya membuat ia dan keluarganya jatuh miskin.

Cobaan itu begitu berat tapi tidak menjadikannya terpuruk. “Rin, pesanan bu Darmi kemarin sudah disiapkan bukan, jangan sampai lupa loh…”

“Udah bu, dua lusin besek dan dua tampah sedang…”
“Ya sudah, ayo cepat, mumpung masih pagi…”

“Iya bu, kalau beruntung hari ini kita bisa mendapatkan pedagang..”
“Iya amin….”

Jimah dan Rini anaknya bergegas mengayunkan langkahnya agar cepat sampai di pasar desa yang tak jauh dari rumahnya.

Hari itu meski udara begitu terasa lebih dingin namun mereka begitu bersemangat untuk menjual dagangannya. 

Sesampainya di lapak mereka langsung menjejar barang dagangannya, ada banyak kerajinan bambu yang mereka hasilnya meski jumlahnya tak begitu banyak.

Sebagian sudah ada di lapak yang mereka miliki dan sebagian lagi baru di bawa pagi itu.
Di tengah himpitan kemajuan zaman mereka terus saja berusaha tanpa kenal menyerah.

Di usaha kerajinan ini mereka pun tidak selalu mulus, bahkan sering kali mereka harus rugi karena ulah pedagang tengkulak yang menipu mereka.

Tapi semua hal yang terjadi tersebut rupanya memberikan pelajaran yang sangat berharga pada mereka terutama untuk sang anak.

Rini semakin hari semakin pandai menjajakan barang kerajinan tangan tersebut dan sekarang satu dua orang mereka telah memiliki pelanggan tetap yaitu beberapa pedagang dari daerah lain.

Berkat kepandaian Rini akhirnya ekonomi mereka mulai bergerak naik. Mereka sekarang sudah tidak terlalu kesulitan uang.

Untuk makan sehari-hari lebih dari cukup bahkan ada sisa yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya. 

“Kemarin laku banyak ya bu…. Alhamdulillah…”
“Yo gak to ndok, lakunya sama aja kayak biasanya tapi kemarin kita cuma dapat dua pembeli…”

“Iya maksud Rini gitu bu… tapi kan meski dua orang mereka memborong bu..”
“Iya Rin, mudah-mudahan mereka menjadi pelanggan setia kita, kita harus bisa memberikan pesanan yang berkualitas bagi mereka…”

“Tenang aja bu, urusan pesanan biar aku yang tangani… Oh iya bu, besok ada teman yang ingin belajar sama kita, boleh ndak bu….?”

“Ya boleh aja kalau mau, tapi ibu tidak bisa bayar loh…”
“Iya bu, dia cuma ingin mengisi waktu liburan saja…”

Beberapa bulan berlalu, teman Rini yang ternyata seorang mahasiswa jurusan kesenian begitu piawai dan punya bakat di bidang kerajinan tangan. Buktinya baru beberapa bulan dia sudah bisa membuat kerajinan yang begitu rapi dan kuat. 

“Rin, aku belajar sampai hari ini aja ya…”
“Loh, kenapa, kamu tidak betah ya…?”

“Bukannya begitu, lusa aku sudah masuk kuliah jadi harus siap-siap…”
“Em… Ow iya aku minta maaf ya kalau selama disini kami tidak bisa memperlakukan kamu dengan baik….”

“Enggak kok Rin, aku senang sekali di sini… soalnya di sini aku jadi seperti punya keluarga lagi..”
Sahabat Rini akhirnya selesai belajar dan bagi Rini dan ibunya merupakan hal yang menyedihkan. 

Pasalnya saat teman Rini di sini mereka banyak sekali terbantu dari mulai menyiapkan bahan, membuat kerajinan sampai pada penjualan di pasar.

Bahkan Rini dan temannya sempat membuat produk kerajinan baru yang laris dan banyak di sukai. Kerajinan topi bambu tersebut telah memberikan nafas baru bagi usaha mereka. Sampai beberapa bulan kemudian…

“Hallo Rin.. apa kabar… sehatkan?”
“Hei…. Kabar baik, kamu sendiri gimana, sibuk kuliah ya…”

“Ya…begitulah, tapi aku lagi sedikit senggang… Oh ya Rin, bisa minta tolong gak…”
“Iya bisa, Apaan sih…?”

“Gini Rin, ada teman di kampus yang ingin memesan topi bambu buatan kamu untuk oleh-oleh, kira-kira kamu bisa buatin gak…”

“Waduh… ya bisa sih tapi seberapa banyak?”
“50 biji, bisa kan?”

“Wow…. Banyak amat.. bisa, bisa, tapi tidak bisa dipercepat ya…”
“Kalau waktunya terserah, yang penting barangnya…”

Begitulah, satu kebaikan akan menghasilkan seribu kebaikan lain. Atas kasih sayang dan perlakuan Rini dan ibunya kini Rini mendapatkan balasan. Pesanan inilah yang akhirnya merubah hidup mereka.

Hari demi hari semakin banyak yang mengenal hasil kerajinan tersebut. Dengan bantuan rekannya Rini akhirnya membuat sebuah produk yang bisa dipatenkan.

Kini dalam waktu dua tahun Rini dan ibunya bisa memiliki gerai permanen sendiri untuk berbagai kerajinan yang mereka hasilkan.

Bukan hanya dari pesanan dari berbagai daerah, kini Rini juga sudah mampu melayani dari penjualan online di bantu rekannya tersebut.

Misi Rini sekarang adalah untuk memperluas kebutuhan karyawan karena saat ini ia masih terkendala dengan karyawan yang bisa membantunya menghasilkan produk kerajinan bermutu.

Begitulah, berawal dari keterpurukan akhirnya keluarga Rini sudah mampu kembali menjadi lebih baik. 

--- Tamat ---

Sukses berawal dari kegagalan atau keterpurukan. Itulah yang digambarkan dalam cerpen di atas. Semoga ceritanya bermanfaat bagi kita semua. Silahkan baca juga cerpen kehidupan lainnya dibagian bawah.

Back To Top